Laurette terbangun perlahan ketika dia merasakan sentuhan di wajahnya. Kelopak matanya perlahan terbuka yang disambut oleh sebuah ruangan bernuansa alam. Laurette sedikit terganggu saat melihat air mancur yang terbuat dari sebuah batu alami terpampang jelas di luar ruang yang seperti kamar ini. Saat dia hendak menggerakkan tangannya, Laurette menjadi panik saat dia melihat tali-tali merah yang mengikat tubuhnya. Ingatan terakhir yang dimilikinya kemarin hanya sampai Elios yang memeluknya. Setelahnya dia tidak tahu apa lagi yang telah terjadi pada dirinya.
"Kau sudah bangun, pengantinku."
Laurette melotot. Dia menolehkan kepala ke samping dan mendapati Elios sedang menatap dirinya intens dengan wajah memerah seperti orang mabuk. "Elios, apa yang kau lakukan padaku?"
Elios terkekeh. "Aku hanya memastikan agar kau tidak kabur lagi."
Laurette memberontak saat tangannya di tali keatas dan kakinya ditali bersamaan. "Kau sungguh ... kau lebih gila dari Julian dan Helios!"
"Hm, mereka memang tidak selevel denganku. Tenang saja, aku akan merawatmu dengan baik, Lau Lau."
Saat Laurette merasakan tangan Elios mulai meraba perutnya, dia menegang. "E-Elios berhenti! Aku tidak akan memaafkanmu jika kau menyentuhku bajingan!"
Elios menghentikan aksinya. Matanya kini berubah tajam dan ekspresinya menggelap. Seolah tidak terima Laurette membentaknya. "Jangan membentak aku Laurette. Aku ingin segera menikah denganmu dan memilikimu seutuhnya agar lelaki lain tidak bisa merebutmu dariku."
"Aku tidak ingin menikahi orang sinting." Laurette mendesis.
Elios terdiam sesaat. Kemudian dia bergerak ke atas tubuh Laurette. "Kau tahu, aku tidak suka kau menolakku seperti itu Laurette."
Mendadak Laurette merasa ketakutan saat melihat mata Elios memancarkan cahaya dan pupilnya berubah menjadi vertikal seperti mata rubah. Lelaki itu mendekatkan wajahnya pada Laurette dengan pelan. Sungguh, Laurette benar-benar tidak berdaya lagi untuk melakukan perlawanan. Namun, masih ada satu senjata pamungkas miliknya.
Saat Elios ingin memulai ritualnya, tubuhnya menandak berhenti kala melihat Laurette menangis sembari menatap sendu padanya. Tiba-tiba saja hatinya dipenuhi rasa bersalah dan kesadarannya seolah ditarik kembali. Elios menggeleng dan mengerjapkan matanya berulangkali.
"Tolong ... lepaskan aku Elios ... " Saat mendengar lirihan Laurette, Elios mendadak tersentak. Dia segera bangkit berdiri dan menuju kolam air mancur di depan kamarnya.
Laurette menyeringai. Air mata buaya memang selalu bisa diandalkan!
Elios membasuh mukanya dengan air tersebut hingga rambutnya menjadi basah kuyup. Lelaki itu merasa kesadarannya telah benar-benar kembali. Aneh sekali, sepertinya ini bukan masa kawinnya tetapi kenapa Elios merasa hasrat seksualnya menjadi sangat tinggi. Laki-laki itu kemudian berbalik dan menatap Laurette yang sudah berakting kembali. Elios duduk ditepian tempat tidur dan mengusap pelan air mata Laurette. Dia kembali merasa bersalah dan mengacak rambutnya frustasi.
"Maaf ... aku tidak tahu sisi binatangku akan menguasai diriku ... " Elios berujar lirih dengan nada menyesal.
Laurette sedikit bingung saat lelaki itu mengatakan sisi binatangnya. Apa dia memang seorang binatang? "Apa maksudmu Elios?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queens Monarchy [END]
FantasyLaurette dan para ratu lain mempertaruhkan semua keadilan hidup mereka untuk berjalan dikegelapan. Demi mendapatkan kebebasan bagi para wanita di daratan Meloig, yang masih menganut sistem patriarki absolut. Dari berbagai latar dan alasan, mereka d...