Chapter 31

82K 3.8K 123
                                    

Aku melihat Richard membukakan pintu mobil untuk Sean yang sedang menggendongku, aku bahkan tidak tahu jika dia disini, aku merasa sangat malu bahkan untuk menatapnya saja aku merasa sangat malu.

"Selamat datang kembali Miss Warren" Richard berkata sambil menganggukan kepalanya padaku, aku tidak bisa melihatnya saat ini, jadi aku hanya merapatkan kepalaku pada dada Sean agar aku tidak melihat Richard.

"Sttt, aku disini, tak apa" Sean berusaha menghiburku, kurasa itu tidak begitu berhasil.

Sean membawaku masuk ke mobil, Richard menutup pintu mobil lalu masuk kedalam kursi pengemudi dan mulai menjalankan mobil, aku berusaha melihat kebelakang kaca mobil, aku berharap bisa melihat wajah Daniel untuk yang terakhir kalinya tapi yang bisa kulihat disana adalah Lena dan Jake yang berusaha untuk memapah Daniel untuk berjalan ke rumah. Saat itu hatiku kembali perih, sangat sulit untuk melihatnya, sangat sulit.

"Sudah kubilang jangan melihat kebelakang" bisik Sean sambil kembali menempatkan kepalaku untuk bersandar didadanya. Aku menurut ketika dia melakukannya padaku karena aku memang tidak memiliki banyak pilihan untuk saat ini.

"Kau keberatan jika kita menginap dihotel lebih dulu?" Sean berkata sambil mengelus lembut rambutku, lalu menghadiahiku sebuah kecupan hangat di puncak kepalaku. Aku mengangguk pasrah masih dengan tubuhku yang sepenuhnya bersandar padanya.

"Aku tidak ingin membawamu ke New York dengan keadaan seperti ini" Sean berujar lagi dengan suara beratnya. Aku tidak bereaksi lagi dengan perkataannya, untuk sekarang bahkan aku merasa seperti hidup dan matiku ada ditangannya, aku bahkan tidak merasa hidupku adalah milikku sendiri dengan dia yang ada disekitarku.

Jemariku masih saja gemetar dan sedingin es bahkan saat aku telah lama berada di dalam mobil, Sean menyadarinya ketika dia mengulurkan tangannya yang bebas untuk menggenggam tanganku.

"Kenapa tanganmu sangat dingin sayang?" dia bertanya sambil mengelus pipiku dengan lembut seolah sentuhan halus saja akan melukaiku, aku menggelengkan kepalaku lemah tanpa menatap matanya. Aku mendengar dia menggeram dan secara reflek jantungku berdetak lebih kencang.

"Kenapa kau tidak menjawabku?!" dia bertanya dengan nada tajamnya.

"Komohon aku sangat lelah Sean" aku berkata sambil mengeratkan pelukanku padanya agar dia tidak menanyaiku lebih jauh lagi. Aku mendengar helaan nafas panjang dari Sean, aku bahkan memejamkan mataku karena ketakutan dengan apa yang selanjutnya dia katakan padaku.

"Baiklah"

***

Kami telah sampai di kamar hotel Sean, aku tidak sempat untuk mengagumi arsitektur dan tatanan hotel ini karena aku sibuk dengan rasa sakit di pergelangan tanganku yang menjadi-jadi, aku langsung dibawa kekamar mandi dan disana Sean memandikanku seperti sebelumnya aku tidak mandi selama berhari-hari, aku lelah untuk berdebat jadi aku memutuskan untuk tetap diam.

Sesaat kemudian dia memakaikanku dengan jubah mandi berwarna hitam, jubah mandi itu sangat besar dan panjang, juga tebal, membuatku merasa sangat hangat. Sean membawaku kembali kedalam kamar lalu mengecup leherku dengan kecupan selembut bulunya.

"Aku akan segera kembali" Sean berkata lalu berbalik dan meninggalkanku yang kini berdiri mematung didepan cermin besar di samping ranjang.

Aku melihat pantulan diriku disana,begitu kacau dan menyedihkan, rambut panjangku yang potongannya tidak teratur kini basah, wajahku terlihat sedih dan gusar, tubuhku kehilangan berat badan yang drastis, kulitku terlihat begitu pucat, terlihat sangat kontras dengan jubah mandi berwarna hitam yang kupakai saat ini. Tak lama kemudian Sean kembali sambil membawa baju tidurku, baju ini kelihatan baru dibeli, kain satin berwarna perak dan berpotongan sederhana itu sangat menarik perhatianku, meskipun aku tidak keberatan tidur hanya dengan menggenakan jubah mandi yang kupakai saat ini.

Forever MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang