Punggungku terhempas kebelakang saat Sean menginjak rem mobilnya dengan keras, aku menghembuskan nafas keras, Sean menghentikan mobilnya di dekat Miami beach, pantai itu terlihat sangat tenang, dan tidak ada banyak orang disana. Aku tidak pernah merasa seperti ini selama hidupku, rasanya seperti baru saja lolos dari kematian yang sudah menunggu didepan matamu, aku melihat Sean yang sedang mengusap rambutnya, aku bisa melihat wajahnya yang sangat frustasi, tapi aku benar-benar marah padanya, bahkan sempat terbesit dikepalaku bahwa aku tidak ingin melihatnya lagi seumur hidupku.Aku melepaskan sabuk pengamanku dengan cepat lalu segera kubuka pintu mobil dan keluar dari mobil itu, aku mungkin tidak tahu kemana aku akan pergi tapi yang aku tahu aku harus menjauh Sean, aku harus menjauh sejauh mungkin dari Sean, ternyata keputusanku selama ini adalah kesalahan, aku tidak pernah merasa sekacau ini sebelumnya, aku hanya ingin melanjutkan sekolahku agar hidupku lebih baik daripada sekarang tapi kenapa hanya ada kesulitan dalam hidupku. Tanpa bisa kucegah air mataku menetes dan membasahi pipiku tapi aku terus berjalan dan berjalan, aku ingin pergi dari sini, aku harus pergi dari sini, karena jika aku disini...
"Berhenti!, kau tidak mendengarku!" sebuah sentakan keras terasa di lengan kiriku dan tanpa menolehpun aku tau kalau itu adalah Sean. Aku menyentakkan lenganku agar terlepas dari cengkeramannya tapi itu percuma saja, tenaganya lebih besar daripada tenagaku, dengan sebal aku menoleh ke arahnya.
"Lepaskan aku!!!" desisku
"Kau pikir kemana kau akan pergi!" jawab Sean tegas, matanya menggelap, semakin lama aku melihat matanya aku semakin ketakutan dan kekuatanku untuk menjauhinya semakin menguap.
"Hal pertama yang kipikirkan saat ini adalah menjauh darimu!"
"Kau pikir aku akan membiarkanmu?!" tanyanya dengan seringai licik di wajahnya, aku hanya menatap laki-laki didepanku ini dengan pandangan tidak percaya, kenapa sifatnya bisa seburuk ini, bagaimana dia bisa se-egois dan se-arogan ini, apa begini cara keluarga Blackstone membesarkan anak laki-laki tunggal mereka.
"Kau, kau adalah seorang pemuda yang bisa mendapatkan segalanya dengan mudah, aku tahu itu Sean, dan aku merasa kasihan padamu untuk hal itu, kau memang putra dari seorang bajingan, ya, ayahmu memang bajingan!, tapi kau tidak perlu menjadi sepertinya hanya untuk memberontak!, dan tindakanmu hari ini sudah cukup membuatku mengerti bahwa kau memang putra dari seorang bajingan seperti Macon Blackstone, aku mengerti sekarang kenapa darah lebih kental daripada air, perbuatanmu padaku hari ini sudah cukup membuatku mengerti bahwa kau hanyalah seorang bajingan, sama seperti ayahmu, dan tidak akan ada satu hal pun yang bisa merubahnya, tidak ada satupun!" jelasku sambil menatap matanya lekat-lekat, aku bisa melihat wajahnya saat itu, dia terlihat sangat kaget ketika dia mendengar kata-kataku, aku bahkan merasakan tanggannya yang gemetaran saat dia mencengkeram lenganku kuat-kuat.
"Kau sudah mendengar semua yang ingin kukatakan jadi, lepaskan aku" aku menambahkan lagi dengan tenang, dan dia malah semakin mempererat pegangannya.
"Kubilang lepaskan!" kataku lagi karena dia sama sekali tidak mendengarkannya
"Tidak, aku melalui banyak kesulitan untuk bertahan di keluarga itu, aku melepaskan semua yang aku miliki untuk bertahan, aku bahkan melepaskan ibuku untuk bisa bertahan dikeluarga sialan ini, tapi aku tidak akan melepaskan yang satu ini, jadi bersabarlah padaku, setidaknya aku kaya dan memiliki segalanya" Sean menjawab dengan getaran disuaranya, aku tahu dia tersiksa, aku bisa melihat semuanya di matanya, tapi saat ini aku hanya ingin lepas darinya
"Hentikanlah Sean, hiduplah seperti sebelum bertemu denganku, lepaskan aku"
"Tidak akan!"
Aku mendesah lelah, aku benar-benar tidak cukup kuat untuk menghadapinya, ini benar-benar melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Mine
Romance"Apa kau selalu seperti ini?, memerintah orang untuk melakukan apa yang kau mau?" lanjutku sambil menatapnya lekat-lekat. "Itu adalah cara yang ampuh, aku dibesarkan dengan cara itu, jadi jangan salahkan aku!" geramnya sambil mencengkeram setir mobi...