FOLLOW SEBELUM MEMBACA!
SEQUEL PERJODOHAN MANTAN
BISA DIBACA TERPISAH!
****
Dunia Zionathan adalah Brianna.
Dunia Brianna adalah Zionathan.
Yah, setidaknya itu yang dikatakan orang-orang di sekitar mereka yang selalu merasa bahwa mereka lebih dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°★
Bagus.
Niatnya untuk bersenang-senang karena akhirnya mereka dapat berkumpul bersama hancur sudah begitu Aaron mengundang Maisya dan keluarganya untuk bergabung. Anehnya, mereka semua langsung akrab bagai sudah berkawan lama. Bahkan kedua orang tuanya pun sibuk berbincang dengan keluarga Maisya dan Zionathan.
Brianna yang sedari tadi diam dengan tangan terlipat di depan dada itu menoleh ke samping. Zionathan terlihat sibuk dengan Maisya. Brianna mendengus. Sialan! Mereka memang tampak sangat serasi.
Harusnya ia senang karena Zionathan membawa gadis yang ia suka. Seharusnya Brianna tidak merasakan hal seperti ini.
Dadanya terasa panas. Ia kesal karena ia seperti tidak dianggap di sini. Rasanya Brianna ingin menangis saja.
"Kenapa, Nak?"
Pertanyaan yang dilontarkan Retta membuat atensinya kini mengarah padanya.
Oke, lebih baik ia tidak dianggap daripada menjadi pusat perhatian di saat seperti ini.
Zionathan langsung meletakkan punggung tangannya di dahi Brianna, namun gadis itu dengan cepat menepisnya. Sedikit kasar sampai Zionathan terkejut.
"Kenapa? Sakit?"
"Apaan sih? Gak usah lebay. Sana ah!"
"Galaknya..." Zionathan mencolek ketiak gadis itu membuat Brianna terlonjak kegelian. Sialan memang laki-laki ini.
Mereka pun kembali berbincang dengan serunya di tengah Brianna merasa kesal setengah mati. Dari kemarin, setiap kali ia melihat Zionathan dan Maisya, dia memang kesal. Tapi, rasanya tidak pernah sampai sekesal ini. Sepertinya ada yang salah dengan dirinya.
Retta, sang Ibu, diam-diam memperhatikan anaknya. Retta sebenarnya menyadari raut kesal itu sedari tadi, tapi ia diam karena batinnya sibuk menerka.
Merasa ia sudah paham apa yang dirasakan anaknya itu, Retta menyikut suaminya dan mengedikkan dagu ke arah anaknya.
"Kenapa dia?" bisik Helios.
Retta melirik Zionathan dan Maisya membuat Helios paham. "Cemburu?" tebaknya.
"Mungkin."
Retta belum seratus persen yakin, namun ekspresi wajah anaknya menunjukkan rasa itu. Brianna adalah anak dengan sejuta ekspresi yang sulit untuk disembunyikan.
Helios langsung melemparkan tatapan tajam pada istrinya. "Mungkin?"
"Harus pastiin anaknya," jawabnya berbisik.
"Maksud kamu Brianna itu suka Zionathan, gitu?"
Retta mengangguk. "Anaknya konsultasi sama aku tadi di kamar. Emang sih dia gak kasih tau siapa cowoknya, tapi selama di Bali ini, kan dia tinggal sama siapa?"