Bab 19 : Tiket Konser

171 42 10
                                    

Kyungsoo yang pertama kali melepaskan cumbuannya. Nafasnya terengah-engah menandakan dia benar-benar kehabisan nafas. Kai pun begitu. Jika Kyungsoo tak segera mengakhiri cumbuan mereka, Kai pasti sudah sangat nekat sekarang. Kai mengusap pelan sudut bibir Kyungsoo yang basah dengan ibu jarinya. Rasanya begitu manis seperti yang dia pikirkan selama ini. Dia harus mengontrol diri jika tidak ingin membuat situasi semakin canggung.

Kyungsoo yang masih menikmati hembusan nafasnya yang kian teratur merasakan ada yang aneh. Kyungsoo bergerak tak nyaman dipangkuan Kai yang membuat Kai semakin gelisah.

"S-sunbae...J-jangan b-bergerak" ucap Kai terbata menahan diri.

Kyungsoo merasakan ada yang mengganjal di bagian pantatnya. Ia melirik kebawah lalu menatap Kai horor. Kai hanya meringis saja menanggapi pandangan menuduh Kyungsoo yang memang nyatanya benar. Kyungsoo langsung bangun dari pangkuan Kai. Dia merapikan rambutnya dan bajunya sebelum pergi.

Kai yang melihat Kyungsoo lari langsung mengejar kekasihnya itu. Bagaimana bisa Kyungsoo meninggalkannya dalam keadaan tanggung seperti ini?

"Tunggu, sunbae!"

Kai mencegah Kyungsoo membuka pintu apartemennya. Kyungsoo sendiri enggan berbalik dan memilih menghadap pintu.

"Kenapa sunbae terburu-buru?"

Kyungsoo menunjuk Kai dengan sembarangan karena tak melihat kearahnya.

"Selesaikan saja u-urusanmu. Aku pulang"

Setelahnya Kyungsoo membuka pintu apartemen Kai dan menutupnya kencang. Kai mendesah kecewa. Padahal dia masih ingin berduaan dengan kekasihnya. Kai melirik kebawah tubuhnya.

"Harusnya kau tak bangun dulu. Sumpah aku malu ketahuan 'nafsu' didepan sunbae"

Kai berlari ke kamar mandi menuntaskan urusan pribadinya. Biar saja dia mandi lagi yang penting tubuhnya bisa dingin dulu dari pikiran yang tidak-tidak.

***

Keesokan paginya. Kai sudah menghubungi Kyungsoo tapi panggilannya selalu ditolak oleh sang kekasih. Kai yang sebal pun langsung mendatangi unit apartemen Kyungsoo. Dia pencet bel apartemen Kyungsoo berulang kali. Sesekali dia juga mengetuk pintunya.

Pintu apartemen Kyungsoo terbuka menampilkan wajah sebal sang kekasih. Kai tersenyum lebar langsung membuka pintu apartemen lebar-lebar agar dia bisa masuk. Kai mendorong Kyungsoo agar mereka bisa masuk dan pintu tertutup. Kyungsoo masih memberikan wajah juteknya.

"Kenapa kesini?" judes Kyungsoo.

Kai mencium bibir Kyungsoo sekilas dan tersenyum lebar.

"Ih!"

Kyungsoo semakin kesal dan memukul dada Kai.

"Pagi-pagi jangan ngambek. Nanti cantiknya hilang" ucap Kai menggoda Kyungsoo.

Bukannya senang, Kyungsoo meninggalkan Kai yang masih di dekat pintu masuk. Kai mengikuti kekasihnya yang ternyata sedang memasak di dapur. Kai duduk disalah satu kursi kitchen bar milik Kyungsoo. Dia hanya diam memperhatikan kekasihnya sedang memasak.

Kyungsoo sendiri mencoba mengacuhkan keberadaan Kai. Dia sedari tadi sengaja mengacuhkan panggilan Kai karena sedang memasak sekaligus malas mengangkat telepon. Kyungsoo menyelesaikan semua masakannya dalam waktu singkat. Kali ini dia tak membuat sesuatu yang berat hanya sebuah nasi goreng kimchi andalannya. Dia sudah lama tak membuatnya dan kebetulan kemarin Heechul menyetok kimchi buatan ibunya. Alhasil dia memasak itu pagi ini.

Kyungsoo menghidangkan sepiring nasi goreng kimchi ke hadapan Kai. Niat awalnya dia hanya ingin membuat seporsi untuk dirinya tapi Kai yang datang mendadak membuatnya harus memasak lebih karena tak mungkin dia membiarkan Kai kelaparan melihatnya makan.

White Lies (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang