Bab 31 : Perang dingin

128 33 5
                                    

"Apa yang sunbae lakukan disini?"

Pertanyaan itu sungguh menyakiti hati Kyungsoo. Apa dia tak boleh berada di apartemen kekasihnya sendiri? Tidakkah Kai merindukannya?

"Apa aku tak boleh kesini?" tanya Kyungsoo dengan pandangan sendunya.

Kai memejamkan mata agar tak goyah melihat Kyungsoo yang bersedih seperti itu. Bukan maksudnya menyakiti hati Kyungsoo hanya saja dia... Hah! Sudahlah.

"Aku hanya punya waktu beberapa jam disini, sunbae. Aku sedang bersiap" ucap Kai.

Kyungsoo semakin murung. Pertanyaannya tak dijawab Kai dan Kai memilih mengalihkan pembicaraan kita.

"Baiklah kalau begitu" ucap Kyungsoo.

Dia mengambil tasnya dan membiarkan bungkusan makanan yang dia bawa tadi tergeletak rapi di atas meja dapur.

"Selamat atas konser pertamamu di Jepang"

Kyungsoo berlalu tanpa mau menatap Kai. Air matanya jatuh saat berjalan menuju pintu keluar. Dia sudah tak mau peduli lagi. Jika Kai bisa bersikap cuek maka diapun bisa melakukan hal yang sama.

"Sunbae!"

Kai mencegah Kyungsoo untuk pergi. Kai gusar. Dia tak ingin mereka menjadi seperti ini. Tapi kenapa semua berubah menjadi lebih rumit.

Kyungsoo menatap Kai datar.

"Bersiaplah. Aku akan pergi"

Kai tak bisa lagi mencegah kepergian Kyungsoo. Dia membiarkan Kyungsoo pergi dari hadapannya begitu saja. Rasa bersalah terus menyebar dalam diri Kai. Dia tak bisa memperbaiki masalah mereka.

Pintu apartemen Kai sudah tertutup rapat. Kai masih berdiri bengong ditempatnya. Helaan nafas panjang dan keras terdengar dari mulut Kai. Sekarang apa?

Kai melangkah ke dapur dan melihat barang-barang yang ditinggalkan Kyungsoo. Kai membuka bingkisan itu satu persatu. Ternyata isinya makanan. Banyak sekali jenisnya. Kai menyomot satu gimbab dan mengunyahnya pelan. Rasanya masih sama. Rasa yang selalu Kyungsoo buat untuknya.

Kai masih betah berdiri didekat meja dapurnya. Dia menatap makanan yang dibawa Kyungsoo. Padahal masih banyak hal yang harus ia bereskan sebelum Donghee menjemputnya.

Kai menatap nanar makanan-makanan itu. Entah kenapa Kai tak bisa membayangkan hubungan kedepannya dengan Kyungsoo. Padahal dari awal dia sudah meneguhkan hati bahwa apapun masalahnya mereka akan menghadapi bersama-sama. Tapi nyatanya? Masalah saat ini saja dia menghindari untuk meminta kejelasan dari Kyungsoo dengan dalih ingin fokus pada konsernya. Betapa pengecutnya dia.

"Loh! Kok berdiri disitu aja? Kamu sudah selesai beres-beres?" tanya Donghee yang baru saja datang.

Donghee menghampiri Kai yang masih asik memandangi makanan didepannya. Arah pandang Donghee beralih ke banyaknya makanan di atas meja dapurnya. Sepertinya dia tau dari siapa makanan-makan ini dan mungkin sesuatu yang tak baik baru saja terjadi.

"Kai!" teriak Donghee hingga membuat Kai terperanjat.

"Hyung?" tanya Kai linglung melihat Donghee.

Donghee menghela nafasnya. Sudah tak tertolong lagi pemuda yang lagi kasmaran ini.

"Aku akan membantu membereskan barangmu"

Donghee meninggalkan Kai yang masih termenung disana. Biar saja Kai menggalau sekarang. Jika mereka sudah pergi ke Jepang, tak ada waktu untuk sekedar menggalau. Semuanya sibuk.

Kai masih sibuk dengan pikirannya. Dia masih terus memikirkan bagaimana selanjutnya hubungannya dengan Kyungsoo. Bukannya Kai berpikir untuk berpisah. Ia hanya ingin menguatkan kembali hatinya agar bisa lebih teguh saat kabar-kabar dating seperti ini mencuat secara mendadak. Dan bagaimana dia menghadapi dirinya sendiri ketika masalah datang ditengah kesibukannya.

White Lies (HIASTUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang