6. Kunjungan Istana

4.3K 361 10
                                    

"Senora," panggil Aslan memecah keheningan aktivitas rutin makan malam keluarga Vermilion.

"Ya Ayah?"

Delina dan Rosaline saling melempar tatap. Ikut penasaran dengan apa yang akan diucapkan Aslan.

"Besok kau ikut dengan Ayah ke Istana."

Pegerakan tangan Senora sempat berhenti sejenak. Menatap potongan steak dengan layu. Ini pasti tentang perjodohan dengan Duke Rion. Senora bahkan tak diberi waktu untuk berpikir. Ia yang akan menjalaninya tapi Ayahnya yang memutuskan. Benar-benar egois!

"Ya, Ayah," jawab Senora pada akhirnya.

Di kalangan bangsawan sudah menjadi rahasia umum jika pernikahan dijadikan sarana berpolitik. Secara tersirat Wanita hanya dijadikan budak yang tidak boleh menentang titah laki-laki.

Apalagi Senora masih berstatus sebagai anak. Semuanya akan diatur oleh sang Ayah. Seolah tak ada yang bisa mendobrak tradisi mengerikan ini secara turun temurun.

Yah, setidaknya berkat gelar Lady of Lionel itu Senora dijodohkan oleh seorang Duke. Posisinya di rumah ini pun layaknya berlian yang dijaga. Membuat seseorang menaruh iri. Ya, siapa lagi kalau bukan Delina dan Rosaline. Seperti saat ini. Delina melirik penuh dengki.

Siapa di kekaisaran ini yang tidak ingin berkunjung ke istana? Semuanya menyimpan harapan yang sama. Tapi kesempatan hanya jatuh pada orang-orang terpilih.

Karena Senora baik hati dan tidak sombong, ia akan mengusulkan untuk mengajak Delina. Yah, hitung-hitung serangan mental di malam hari. Karena Senora yakin Aslan tidak akan menyetujuinya.

"Ayah, bisakah Ayah mengajak Delina juga? Ku pikir ini kesempatan bagus untuknya melihat istana. Ku dengar dia sangat ingin pergi ke sana. Bukankah begitu Delina?"

"I-iya Ayah. Aku juga mau ke sana," ucap Delina pelan. Ia terpaksa membuang harga dirinya demi keinginannya.

"Ayah tahu kan kalau sejak kecil aku ingin melihat istana secara langsung? Ini kesempatan bagus untuk--"

"Delina!" Timpal Aslan. Ia menaruh winenya ke meja dan melayangkan tatapan datar. "Apa yang bisa Ayah banggakan tentang mu? Kau ingin mempermalukan Ayah di depan Kaisar?!"

DEG!

"Buatlah diri mu berharga! Setelah itu kau bisa ikut Ayah ke istana."

"Ba-baik Ayah," ucap Delina lesu. Wajahnya menunduk sayu. Di sampingnya Rosaline menenangkan Delina dengan memegang tangannya.

Wah, benar-benar pemandangan yang memuaskan. Batin Senora. Ia pun melanjutkan makan malamnya dengan hati berbunga.

***

Istana Lionel.

Luasnya halaman depan istana menjamah penglihatan Senora tatkala ia turun dari kereta kuda. Beberapa tanaman hijau turut melengkapi. Bangunan menjulang di depan mata layaknya sosok angkuh yang bisa menyaingi Dewa.

Lalu, ada satu lagi! Sosok angkuh lainnya.

Lihatlah tatapan merendahkan itu! Senyumnya mengembang ramah tapi Senora yakin ada ketidakserasian antara ekspresi dan suara hatinya.

Ia berdiri seolah-olah menyambut kedatangan Senora. Tidak ada yang tahu sosok iblis di balik topeng malaikat itu.

"Salam kami haturkan kepada Yang Mulia Putra Mahkota," tunduk Aslan dan Senora berbarengan.

"Ya, Kaisar sudah menunggu kedatangan kalian. Aku menyambut di sini untuk menghargai pertemanan ku dengan Lady Senora," ucap Agares ramah.

Seantero kekaisaran tahu jikalau Sang putra mahkota berteman baik dengan Lady Senora. Informasi ini tersebar di banyak berita sosial seperti koran atau dari mulut ke mulut.

Imperial Flower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang