10. Tamu Tak Diundang

3.5K 351 0
                                    

Senandung nyanyian dengan makna mendalam tentang arti sebuah pernikahan menggelegar mengisi koloseum. Jajaran bangsawan mengisi tiap-tiap bangku yang ada. Altar yang menjadi pusatnya berdiri sebuah pilar yang diyakini sebagai pintu turunnya Dewi Urania. Dewi kesejahteraan yang dipercaya membawa kerukunan setiap rumah.

Hanya seorang bangsawan dari keluarga Kaisar yang memiliki hak menikahkan anak-anaknya di tempat ini. Sebuah tempat suci yang menjadi titik awal kekaisaran Lionel terbentuk.

Secawan air dengan taburan bunga Wisteria digenggam oleh Senora. Ia melihat pantulan dirinya. Begitu cantik, tidak seperti hari-hari biasa. Senyumnya mengembang samar. Ini pernikahan pertamanya dan mirisnya perempuan kotor sepertinya harus bersumpah di depan Dewi. Akan menjadi istri yang berbakti pada suami. Nyatanya? Dirinya sudah rusak sejak dulu.

Ardhan, selaku Kaisar negeri ini yang menjadi penghulu langsung. Mengambil posisi di tengah Altar seraya berkata,

"Rion Alastair, kau yang adalah putra Urania, kau yang diberikan seorang perawan yang lembut. Kesejahteraan istri mu adalah bahagia mu. Kesedihan istri mu adalah derita mu. Sebagai putra dari Kekaisaran Lionel bersumpahlah di hadapan sang Dewi."

Dengan tegas Rion maju. Mendekati pilar di tengah Altar. Sebagai simbol keberadaan dewi Urania.

"Atas nama Dewi Urania saya Rion Alastair bersumpah akan memberikan kesejahteraan pada Senora Vermilion. Menemaninya hingga nafas terakhir tiba. Memenuhi hak dan kewajiban sebagai seorang suami."

"Senora Vermilion, kau yang adalah putri Urania, kau yang diberikan seorang perjaka yang gagah. Kebahagiaan suami mu adalah berkah. Kesedihan suami mu adalah petaka. Sebagai putri dari Kekaisaran Lionel bersumpahlah di hadapan Dewa."

Langkah Senora perlahan mengikis jarak pada pilar di tengah altar. Dengan cawan air yang ia bawa guna diminumkan bersama Rion nanti.

"Atas nama Dewi Urania saya Senora Vermilion bersumpah akan memberikan kesetiaan pada Rion Alastair. Menemaninya hingga nafas terakhir tiba. Memenuhi hak dan kewajiban sebagai seorang istri."

Gemuruh nyanyian semakin menggelegar. Seolah melepas kelajangan dua sejoli yang kini terikat oleh simpul pernikahan.

Selamat, Rion Alastair dan Senora Vermilion resmi menjadi suami istri.

***

"Aku tidak melihatnya...." gumam Senora lirih.

"Melihat apa Non-- ah maaf, saat ini Nona sudah berstatus sebagai Duchess kediaman ini ya? Hehe, saya belum biasa," ungkap Caroline di tengah aksinya menyisir rambut Senora.

"Santai saja Carol. Aku memaklumi. Lagi pula baru tadi siang pernikahan ku diadakan."

"Hehe, saya harus membiasakan diri," ungkap Caroline sumringah dan melanjutkan kegiatannya.

Oh, tentang pertanyaan Caroline sekaligus gumaman Senora mengenai isi pikirannya yang tiba-tiba mencuat keluar adalah tentang laki-laki yang seharusnya datang di acara penting itu. Tapi, sama sekali Agares tak menunjukkan batang hidungnya. Walau Kaisar Ardhan meminta maaf atas ketidakhadirannya sebab sedang mengurusi kerusuhan di satu wilayah kekuasaannya, tetap saja! Bukankah ia sudah berjanji untuk mengatasi masalah malam pertama?

Ugh! Kekhawatiran Senora semakin menjadi setiap kali detak jam berbunyi.

"....ses?"

"Duchess...."

"Duchess?"

"Ha? Ah, maaf. Aku sedang banyak pikiran."

"Hehe, pantas saja Duchess terlihat tidak fokus. Kalau ada yang bisa saya bantu. Saya siap membantu Duchess meringankan beban pikiran."

Imperial Flower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang