27. Perasaan Khusus

2.3K 263 12
                                    

“Saya, Isandro Agares Lionel akan mengumumkan kabar bahagia. Bahwasannya, saya dan Delina Vermilion dari keluarga Count Aslan Vermilion akan segera bertunangan.”

“Huwaaaa!”

“Wah akhirnya mereka mengumumkannya.”

“Berawal dari rumor tumbuhlah cinta.”

“Ah, pasangan yang sangat serasi.”

Celotehan para Lady mengudara. Membuat sesak ruangan ini. Tentu saja itu hanya berlaku untuk Senora.

Ah tunggu! Bukankah itu artinya Agares tidak akan mengganggu lagi? Entah apa yang mendasari pertunangan ini. Mungkin saja Agares sudah bosan dengan Senora dan beralih ke Delina?

Oh Dewa! Jika itu benar, Senora akan melempar sepuluh keping koin emas di altar Dewi Urania.

"Senora?"

Suara khas bariton milik seseorang membiarkan fokus Senora beralih. Dewi tahu, laki-laki ini adalah pemilih seluruh hatinya.

"Ya, Duke Rion?"

"Maaf tadi aku meninggalkan mu. Untung saja Putra Mahlota mengalihkan atensi mereka sehingga aku bisa kembali pada mu."

"Hehe, aku tidak keberatan. Lagi pula akan terlihat aneh jika aku terus menempeli mu."

"Syukurlah, emh....Kau terlihat sangat bahagia."

"Tentu saja. Ini hari yang bahagia untuk ku," ucap Senora sumringah.

"Aku bertanya-tanya. Apa Delina tahu masa lalu Putra Mahkota dengan mu."

DEG!

Ah, kenapa bahas hal itu?

"E-entahlah. Mungkin Yang Mulia sudah memberitahunya. Atau belum," gumam Senora di akhir kalimat. Sangat lirih sampai Rion mengernyit penasaran.

"Hemm...." lirik Rion. "Yah, tidak semua orang bisa menerima."

"Duke benar. Itu sebabnya aku sangat berterima kasih. Duke masih mau menerima ku."

Senyum Rion mengembang samar. Ia rangkul pundak Senora. Mendekatkan bibirnya ke daun telinga.

"Tentu...."

"Karena aku mencintai mu dengan tulus."

Blushing?

Jelas!

Ironis sekali bukan? Dulu, Agares lah yang mempermainkan hati Rion. Mengubahnya jadi ternodai dosa tanpa ia sendiri sadari. Sama halnya dengan Senora, ia menerima karmanya langsung atas hal tabu yang ia lakukan. Lalu bagaimana dengan Agares?

Tunggu saja, karma itu sedang berjalan perlahan.

***

"Huft... leganya," ujar Senora sambil memegangi dada. Setelah izin sebentar pada Rion untuk membenarkan riasan. Senora langsung menuju tempat sepi. Ia longgarkan korsetnya beberapa ikat supaya kejadian tempo lalu tidak terulang lagi.

Tadinya Senora akan menuju ruang tunggu. Tapi sayang tempat itu penuh dengan lady. Kehabisan akal karena lingkungan istana juga bukan tempatnya. Jadi Senora memutuskan ke taman. Lampu remang taman membantunya agar tak terlihat.

"Pestanya ramai sekali. Sepertinya lebih ramai dari tahun kemarin."

"Apa karena rumor tentang Delina dan Agares?"

"Hah, terserahlah, aku tidak peduli tentang itu. Justru aku bersyukur karena tidak dikerumuni banyak lady seperti tahun lalu."

"Hemm. Jadi kau senang tidak menjadi sorotan lagi? Seperti bukan diri mu saja."

Imperial Flower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang