Setelah bersiap, Renjun langsung menuju restauran yang terletak didekat apartemen Jaemin, dia melihat Jaemin duduk didekat jendela
Bahkan tempat favoritnya tak berubah
"Hai Ren... Duduklah"
Setelahnya mereka memesan minum pada pelayan
"Jadi... Ada hal penting apa yang ingin kau bicarakan" ucap Jaemin memulai pembicaraan Karna jujur ini suasana tercanggung selama mereka kenal
Namun saat Renjun hendak menjawab, minuman datang dan membuat mereka menghentikan sejenak percakapan mereka
Renjun menyesap minumannya sembari menyiapkan mental untuk membicarakan tentang pernikahannya pada Jaemin
"Ini..." Ucap Renjun sembari menyodorkan kartu undangan
Jaemin mengernyit sebentar sebelum melihat undangan yang Renjun berikan
Baiklah Jaemin akui dia kalah sekarang, dia yang berharap Renjun akan menunggunya hingga dia pisah dengan Haechan
Tapi ini? Bahkan pernikahannya masih seumur jagung dan Renjun juga akan menikah?
Adakah keajaiban yang membuat mereka bersatu suatu saat nanti? Atau Jaemin harus benar-benar melupakan Renjun dan mulai membuka hati untuk istrinya?
"Aku harap kau dan Haechan bisa datang ke pernikahanku"
"Akan ku usahakan, tapi aku tak bisa berjanji"
"Baiklah, aku akan pergi terlebih dahulu, banyak hal yang harus ku urus"
"Iya... Hati-hati" ujar Jaemin dingin
Haruskah Renjun berharap Jaemin menahan kepergiannya?
Haruskah Renjun berharap Jaemin mencegah pernikahannya dan menyuruhnya untuk menunggu Jaemin?
Harusnya dia sudah memantapkan hatinya melepas Jaemin tapi saat melihatnya lagi, hatinya jantungnya berdetak kencang seperti dahulu
Melihat Renjun keluar dan semakin menjauh membuat hati Jaemin sesak, harusnya dia bisa mempertahankan Renjun disisinya tapi dia bisa apa? Jika perpisahan mereka adalah Renjun yang menginginkannya
-----------------
Seharusnya ini menjadi hari terbahagia bagi Renjun
Harusnya senyumnya benar-benar tulus dan bukan senyum palsu yang dia edarkan sepanjang hari
Harusnya melihat orangtuanya datang dan menangis haru sudah cukup untuk membuatnya bahagia
Tapi entah kenapa hatinya hampa, tatapan matanya kosong walaupun wajahnya menampilkan senyum seolah dia benar-benar bahagia
Dan harusnya dia merasa gugup saat Jeno dengan tatapan lembut dan senyum berbinarnya menunggunya di altar tapi sekali lagi dia tegaskan
Hatinya hampa
Hatinya kosong
Bahkan saat janji pernikahan dan kecupan singkat Jeno di keningnya, dia tak merasakan apa-apa di hatinya
Jeno...
Dia bukan tak menyadari hal itu, dia tau apa yang Renjun rasakan, dan dia hanya berharap usahanya bisa membuat Renjun luluh pada akhirnya
Satu tahun
Ya, dia berjanji akan memberi waktu bagi dirinya untuk meluluhkan hati Renjun, jika dalam waktu satu tahun dan Renjun masih tidak bisa mencintainya...
Dia akan melepas Renjun, dan membiarkan wanita itu bersama dengan seseorang yang dia cintai
Tapi dia berharap Renjun akan mencintainya sedalam dia mencintai Renjun
Mereka melihat Jaemin datang bersama pasangannya
Memberikan ucapan selamat dan menatap Renjun dengan tatapan yang sulit diartikan
Bahkan setelah acara selesai, Renjun tetap merasakan hampa dalam hatinya
Bukankah ini keputusannya? Bagaimana dia dengan secepat ini bisa menyesali sesuatu yang dia pilih sendiri?
------------------
Jaemin menancap gas membelah jalanan kota Seoul, setelah datang dari pernikahan Renjun emosinya meluap dia bahkan tak menghiraukan Haechan disampingnya yang terlihat pias dan ketakutan
Dia memarkirkan mobilnya dengan cepat dan menuju kamarnya
Membanting apapun yang ada disana
Dia kesal, melihat Renjun tersenyum bahagia bersama lelaki lain
Dia kesal, bukan dirinya yang berdiri di altar samping Renjun
Dia kesal, dirinya menjadi selemah ini
Dan dia kesal, hatinya masih belum bisa melupakan Renjun
Haechan memasuki kamar, berniat ingin menenangkan suaminya
Melihat Jaemin seperti orang putus asa, terduduk dilantai dengan air mata yang menghiasi wajah tampannya, hatinya jadi sakit. Jaemin belum bisa melihat dirinya dan dia sadar sikap Jaemin selama ini bukan karna dia sudah bisa membuka hati
"Jaem..." Panggilnya lirih
Mendengar ada seseorang yang memanggilnya membuat Jaemin mendongakkan wajahnya
"Ren..." Panggilnya
Jaemin memeluk Haechan yang dia kira adalah Renjun
"Kau disini... Jangan pergi lagii..." Racaunya
Jaemin melumat bibir Haechan sedikit menuntut dan melakukannya dengan terus mendesahkan nama Renjun
Haechan? Apa dia baik-baik saja?
Jelas dia sakit
Tapi....
Dia bisa apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Renjun (Noren gs)
Short Storykarna sekarang... cinta bukan hanya tentang rasa... tapi juga LOGIKA