Kesalahan (end)

275 19 4
                                    

6 bulan berlalu

Jeno tidak pernah berhenti memikirkan Renjun meskipun dia berusaha melupakannya dan menyibukkan diri dengan pekerjaan

Itu tidak cukupi untuk menghilangkan Renjun dari hati dan pikirannya

Hari ini, dia harus pulang ke Korea karna harus melakukan rapat tahunan yang mengharuskannya hadir disana tanpa bisa diwakilkan

------------

Disini dia berada, sedang melakukan rapat dengan perusahaan yang melakukan kerjasama dengannya

Setelah rapat selesai, dia memilih duduk di kursi ruangannya dan memijit kepalanya yang sedikit pening

"Maaf pak, ada nyonya Haechan ingin bertemu bapak"

"Suruh dia masuk"

Haechan pun berjalan dan duduk didepan Jeno

"Bagaimana kabarmu?" tanya Haechan basa basi

"Aku baik, ada perlu apa Chan?"

"Ah ini, semalam aku dengar kabar kau kembali ke Korea, Aku akan mengadakan pesta kecil-kecilan dan aku mengundangmu" seraya menyerahkan kartu undangan kepada Jeno

"Dalam rangka apa?"

"Kau bisa baca Lee Jeno, aku hamil... Dan Jaemin bersikeras ingin merayakannya"

"Jaemin..." pikiran Jeno semakin melayang

Jika Haechan tetap bersama Jaemin lantas Renjun?

"Ajak Renjun juga"

"Aku tak bersama Renjun"

"Apa dia sakit?" tanya Haechan khawatir

Jeno tetap diam, bingung bagaimana menjelaskannya

"Renjun bilang akan merayakan hari pernikahan kalian, lalu setelahnya kalian pergi tanpa berpamitan, bahkan manager Renjun bingung sampai menghubungi Jaemin berkali-kali. Lalu kudengar kau pindah ke Jepang"

"Iya aku mengurus perusahaan cabang disana tapi Renjun..."

"Kenapa? Oh iya, pasti Renjun tidak bisa ikut ke Korea mengingat usia kandungannya yang sudah membesar"

"Maksudmu?" heran Jeno

"Jaemin cerita, Renjun akan memberimu kejutan atas kehamilannya ketika ulang tahun pernikahan kalian, apa setelah itu kau langsung membawanya ke Jepang dan sekarang meninggalkannya disana?
Astaga Jeno..."

Jeno masih memproses apa yang dikatakan Haechan

"Renjun juga sangat membantu hubungan kami, aku ingin berterimakasih kepadanya tapi setelah itu, aku bahkan tidak bisa menghubungimu apalagi Renjun"

"Chan... Aku sudah melakukan kesalahan..."

"Apa maksudmu Jeno? Apa Renjun akan melahirkan?"

Jeno langsung menelfon sekretarisnya

"Pesankan aku tiket ke China sekarang juga"

"..."

"Kau harus mendapatkannya apapun caranya"

Haechan terdiam dan mencerna apa yang terjadi

"Jeno... Jangan bilang kau..."

"Maaf Chan... Dan terimakasih"

Jeno segera pergi dari hadapan Haechan dan mengendarai mobilnya

Selama perjalanan, dia tidak fokus dan terus memikirkan Renjun

Apa yang telah dia lakukan kepada Renjunnya?

Dia menuju rumahnya dan mempersiapkan penerbangannya menuju Jilin, dia yakin Renjun pasti ada bersama orangtuanya

-----------


Setelah 2 jam lebih penerbangannya, akhirnya dia berada disini, di rumah orang tua Renjun

Dia menekan bel rumah, berharap kehadirannya belum terlambat dan Renjun mau memaafkannya

"Jeno..."

"Ma... Mana Renjun?"

"Masuklah dulu..."

Jeno pun masuk dan duduk diruang tamu ditemani mama Renjun, meskipun dia sudah tak sabar ingin bertemu Renjun

"Mama tidak tahu apa masalah kalian..."

"Ini salahku maa, maaf"

"Renjun juga berkali-kali mengatakan ini salahnya dan berkali-kali juga meminta maaf, jika ini adalah kesalahpahaman kenapa lama sekali kalian mau meluruskannya?"

"Maaf" gumam Jeno memelas

"Renjun ada di taman belakang rumah, dia sering menghabiskan waktu di sana"

Jeno pun melangkahkan kakinya menuju tempat yang dimaksud oleh sang mama, dan menemukan Renjun bersandar di ayunan menatapnya dengan pandangan kosong

"Kenapa belakangan ini aku sering menghayal melihat appamu hmm?" tanya Renjun memegang perut buncitnya

Jeno tak bisa menahan air matanya, dia menangis melihat keadaan wanita yang sangat dicintainya

Renjun semakin kurus, pipi tembamnya hilang, hanya perutnya yang terlihat membesar

"Ren..."

Renjun menoleh dan melihat Jeno menangis akhirnya dia sadar itu bukan sekedar bayangan Jeno

"Jeno?" ujarnya belum percaya

Jeno pun merengkuh tubuh ringkih itu dalam pelukannya

"Jeno... Ini kamu???"

"Iya ini aku"

"Jeno... Aku minta maaf, aku janji tak akan dekat-dekat dengan Jaemin lagi, aku janji akan jadi istri yang patuh, tapi kamu jangan pergi..." ujar Renjun sambil terisak

"Aku janji, aku janji tak akan meninggalkanmu lagi. Aku janji...
Maafkan aku karna sudah tak memercayaimu, maaf karna aku egois"

Mama dan papa Renjun yang melihat dibalik kaca besar turut menangis haru melihat mereka akhirnya dapat bersama kembali

Pada akhirnya Renjun tetap di Jilin dannis memilih akan melahirkan disana, sedangkan Jeno menyerahkan pekerjaan fisiknya kepada sang sekretaris dan menghandle lewat Online

Jeno memilih menemani Renjun selama sisa masa kehamilannya

Berkali-kali dia mengucapkan maaf karna tidak bisa menemani istrinya dari awal masa kehamilannya

"Sudahlah sayang... Sekarang kamu disini, aku sudah berterimakasih" ucap Renjun lalu tertidur dipelukan hangat suami yang dirindukannya...

End

Huang Renjun (Noren gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang