Sebenarnya dia berbohong saat mengatakan bahwa ada sesi pemotretan pagi, dia hanya dipanggil oleh managernya untuk menghadap PD Nim, dia tau ini akan semakin rumit
"Kenapa kau tak mengelak ucapannya Huang?" Ucap PD Nim sambil menahan emosi
"Aku terlalu terkejut... mianhee..."
"Bagaimanapun kita harus segera cari cara untuk klarifikasi hubunganmu dengan Na Jaemin, itu akan merusak reputasimu Huang, mereka akan mengecapmu sebagai orang ketiga"
"Apa yang harus kulakukan?"
"Istirahatlah..."
"Apa maksudnya.... Aku harus hiatus?"
"Tak ada pilihan lain, kita harus diam dulu sampai berita ini mereda, semoga ini tak akan lama"
"Berapa lama?"
"Dua atau tiga bulan"
Sial sekali nasibnya, apa yang harus dia lakukan? Dia tak ingin hiatus, ini bukan salahnya, bagaimana ini?
Sungguh dia pusing sekali, rasanya kepalanya akan meledak, tak mungkin dia akan bercerita kepada Lee Jeno dia hanya semakin membebani kekasihnya itu, jika dulu dia akan curhat kepada Jaemin tentang semua masalahnya, sekarang Jaeminlah yang membuat masalah dalam hidupnya
"PD Nim, izinkan aku menyelesaikan masalah ini dengan caraku, beri waktu seminggu"
"Lakukan semua yang ingin kau lakukan, selama itu tidak merugikan dirimu sendiri dan perusahaan"
"Baiklah"...
Renjunpun undur diri bersama sang manager
"Apa yang akan kau lakukan Renjun? Tanya sang manager ketika mereka sudah didalam mobil
"Aku tak tahu oppa, yang jelas aku akan menyelesaikan ini secepat mungkin"
"Jangan ke apartemenku oppa, aku yakin para wartawan itu tidak akan mudah melepasku begitu saja" Lanjutnya ketika sang manager hendak membelokkan mobil menuju apartemennya
"Lantas kau mau kemana?"
"Apartemenku dan Jaemin"
"Kau yakin?"
"Cuma tempat itu yang aman, lagian Jaemin pasti ada dirumahnya"
"Baiklah..."
Sebenernya itu apartemen yang Jaemin beli untuk mereka berdua,tempat untuk healing karna pemandangan spektakuler yang disuguhkan apalagi jika malam, tempat mereka menghabiskan waktu bersama tanpa takut ketahuan oleh siapapun, dan yang terpenting tak ada yang tau lokasinya kecuali orang-orang tertentu seperti manager oppa misalnya
Karna itu Jaemin memilih tempat yang agak jauh dari pusat kota Seoul, tempatnya lumayan sepi
Sudah 5 bulan Renjun tak kesini, diapun masuk dan merebahkan badannya di kasur, dia mengingat ingat kejadian bagaimana dia bisa dekat dengan Jaemin, bagaimana dia bisa dengan mudah jatuh cinta pada Jaemin
Dia rindu, rindu sekali...
Jaeminnya... Satu-satunya orang yang ingin dia miliki, meskipun harus menentang dunia sekalipun. Tapi dia... Dia tak bisa bersikap egois dengan hanya memikirkan kebahagiaannya saja
Air mata sialan
Dulu, ketika dirinya memiliki masalah, dia akan berlari ke pelukan Jaemin, dia akan menangis di pelukan Jaemin, dia akan bercerita dalam dekapan Jaemin, sungguh Renjun rindu Jaeminnya
"Ah apa ini? Kenapa aku melihat bayangan Jaemin begitu nyata???" Ucapnya ditengah tangisnya, matanya buram karna air mata, tapi dia berhalusinasi melihat Jaemin
"Masih mau menghindariku Renjunaa?"
"Astaga... Bahkan aku mendengar suara Jaemin, apa aku sudah gila?"
Bayangan itu semakin mendekat, dan Renjunpun sadar itu Jaemin bukan bayangan Jaemin
Dia berdiri dengan kaku saat Jaemin semakin dekat dan mengikis jarak diantara mereka"Ceritakan..."
Belum sempat Jaemin meneruskan ucapannya, Renjun memeluknya dan terisak di dadanya, 10 menit Renjun menangis sampai dada Jaemin basah
"Bagaimana... Bagaimana ini... Aku.... Aku ingin menghapus perasaan ini, tapi ini terlalu kuat jaem... Rasanya aku ingin mati sajaaa..."
"Akuu... Aku..." Renjun tak mampu meneruskan ucapannya, Jaemin hanya diam dan menepuk punggung Renjun berusaha menyalurkan kekuatan.
"Tidakkah kau ingin berjuang bersamaku Ren? Kita akan coba meyakinkan ayah, kita akan menjadi pasangan yang baik dan saling melengkapi"
"Tidak jaem... Kita tidak bisa..."
"Kita bisa Renjun, percayalah!" Ucapnya seraya menggenggam kedua tangan Renjun, Renjun hanya menggelengkan kepalanya, rasanya mustahil mengingat bagaimana orang tua Jaemin menentang hubungan mereka
"Tidurlah... Aku tau kau lelah"
Renjunpun merebahkan dirinya, menggenggam tangan Jaemin seolah berkata jangan kemana-mana lewat tatapan matanya. Jaemin pun merebahkan diri disebelah Renjun
"Kenapa mukamu? Apa itu ayahmu yang melakukannya? Apa sakit? Apa ayahmu marah sekali apa... Eummmm" ucapannya terhenti ketika Jaemin dengan lancang mencium bibirnya, awalnya lumatan ringan, sampai menjadi ciuman panas...
"Aku baik-baik saja Ren, percayalah!"
Hening...
"Ren... Bolehkah?... Mmm aku..."
Renjun yang paham hanya mengangguk sambil tersenyum
"Sejak kapan kau butuh izinku jaem?" Ucapnya terkekeh
Jaemin yang sudah mendapatkan lampu hijaupun tak menyia-nyiakannya dia mulai melanjutkan aksinya menggerayangi tubuh Renjun, hingga tak ada suara di kamar itu selain suara desahan mereka
Dia sedikit kecewa melihat beberapa kissmark di leher dan dada Renjun, tapi nafsunya sudah benar-benar ada diujung, lagipula ini Renjun dia tetep Renjun orang yang dia cintai, meskipun saat ini raganya belum seutuhnya milik Jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Renjun (Noren gs)
Short Storykarna sekarang... cinta bukan hanya tentang rasa... tapi juga LOGIKA