Renjun merasa Jeno menghindarinya akhir-akhir ini, entah ini memang benar atau hanya firasatnya saja
Tapi Jeno benar-benar menjauhi Renjun dengan pulang sangat malam setelah Renjun tertidur dan berangkat pagi sekali tanpa menyentuh sarapan
Seperti malam-malam sebelumnya, malam ini Renjun putuskan lagi untuk menunggu Jeno pulang dan bertanya apa yang salah dengannya
Tapi tetap saja, Renjun tak kuat hingga berakhir tertidur di sofa ruang tv
Dan seperti biasa dia akan terbangun di kamarnya dalam keadaan Jeno sudah bersiap berangkat ke kantor
"Sudah bangun?" tanya Jeno
"Aku buatkan sarapan dulu ya, kita sarapan bersama"
"Aku harus berangkat sekarang juga, maaf ya" Jeno pun menghampiri Renjun dan mengecup keningnya
Ini bukan sekedar firasat Renjun saja, tapi Jeno benar-benar menjauhinya dengan alasan lembur dan banyak pekerjaan padahal setiap dia mencuci pakaian Jeno, Renjun mencium bau alkohol dari bajunya
Bahkan ketika di tempat kerjanya, Renjun lebih sering termenung dan melamun, dia merasa ada yang kosong dengan hatinya
Jaemin tetap menemaninya, mengajaknya bercanda dan bercerita seperti biasa, tapi sekarang hatinya memberi respon yang berbeda, dia sudah tidak berdetak sekencang dahulu meskipun Renjun akui dia tetap merasa nyaman berada di samping Jaemin
Hari ini adalah hari terakhir syuting, dia berencana esoknya akan menemui Jeno di kantornya dan menanyakan sikapnya akhir-akhir ini
"Jika ada masalah, ceritakan padaku. Kau tetap bisa mengandalkanku seperti dahulu"
"Aku baik-baik saja Jaem... Sudah berapa kali kukatakan aku baik-baik saja" ucapnya seraya tersenyum
"Baiklah... Jika belum mau menceritakannya, tapi ingat kau masih memilikiku dan bisa mengandalkan ku apapun yang terjadi" ucap Jaemin seraya menarik Renjun dalam pelukannya
Pelukan Jaemin masih sama seperti dulu dan Renjun seperti biasa merasa nyaman dan aman
"Yasudah ayo, kuantar kau pulang. Besok kita masih harus berangkat kesini"
"Untuk apa?"
"Sutradara mengundang semua pemain dan staff untuk merayakan suksesnya syuting semacam perpisahan, niatnya akan dilaksanakan malam ini, tapi ini sudah terlalu larut dan mereka juga kelelahan"
Tak seperti biasa, dijalan mereka tidak ada yang berniat untuk membuka percakapan dan terlarut dalam pikirannya masing-masing
Jaemin yang khawatir dan Renjun yang kesepian
"Terimakasih Jaem..."
"Sama-sama" Jaemin melajukan mobilnya kembali, tapi bukan menuju rumahnya melainkan apartemennya dan Renjun dahulu
Dia merasa ada yang berbeda dengan Renjun akhir-akhir ini dan itu membuatnya sakit
Tatapan matanya...
Bagaimana Renjun menatapnya, sudah tak sama
Dia tidak melihat tatapan puja dan cinta lagi dari Renjun
Entah sejak kapan itu berubah, tapi Jaemin baru menyadarinya hari ini
Renjun sering mengecek hpnya seolah menanti kabar dari seseorang, Renjun tidak menjauhinya lagi tapi rasanya imi jauh lebih menyakitkan
Dia sangat tau alasan Renjun menjauhinya dulu, karna dia sedang berperang dengan batinnya
Tapi hari ini, Renjun tak perlu lagi melawan perasaannya, dia seolah sudah benar-benar tidak mencintainya lagi
-------------------
Renjun terkejut melihat lelaki paruh baya ada di lobi apartemennya
"Aku menunggumu Renjun" ucap tuan Na
"Ada apa tuan mencari saya?"
"Bisa kita bicara?"
Renjun membawa tuan Na memasuki apartemennya dan membuatkan kopi untuknya
"Aku lihat akhir-akhir ini Jaemin kembali mendekatimu?" ucapnya tanpa basa-basi
"Kami hanya berteman" sanggah Renjun
"Syukurlah jika kau merasa begitu, tapi apa kau bisa menjamin jika Jaemin juga menganggapmu sebagai teman?"
Renjun terdiam mendengar penuturan ayah Jaemin tersebut
Pasalnya dia juga tau, Jaemin masih menyimpan rasa untuknya
"Aku akan bercerita tentang masa laluku, maukah kau mendengarnya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Renjun (Noren gs)
Short Storykarna sekarang... cinta bukan hanya tentang rasa... tapi juga LOGIKA