"Halo? Apakah ini dengan nona Renjun?"
"Maaf anda siapa?" Ujar Jeno
"Maaf tuan, tuan Jaemin mabuk parah saat ini dia berada dibar X, daritadi dia menyebut nama nona Renjun, jadi saya berinisiatif untuk menghubungi nona Renjun"
"Hubungi tunangannya saja, Lee Donghyuck! Pasti ada di kontak Hpnya"
"Baik tuan, terimakasih"
Kalian terlihat sangat kacau, kenapa kalian bodoh sekali?
Gumam JenoJenopun mengangkat Renjun menuju kamarnya, sesekali Renjun menyebut nama Jaemin samar-samar, tapi Jeno masih bisa mendengarnya dengan jelas
Melihat orang yang dicintainya kesakitan seperti ini, ingin rasanya dia menemui Mr.Na dan meyakinkan pak tua itu untuk merestui hubungan mereka
Masa bodoh dengan sakit hatinya karna menurutnya Kebahagiaan Renjun adalah prioritas utama
--------------------
"Ren bangun, sarapan dulu! Aku sudah buatkan sup penghilang pengar"
"Euungghhh...." Meskipun malas, Renjun tetap memaksa matanya untuk terbuka, kepalanya sakit sekali, efek mabuk semalam
"Jeno...?"
"Hmmm..."
"Kamu yang mindahin aku kesini?"
Jeno hanya tersenyum menanggapi pertanyaan kekasihnya, ah apa masih bisa dia menyebut Renjun sebagai kekasihnya?
"Bangun lalu sarapan, aku ada jadwal pagi ini! Aku berangkat dulu yaa" ucapnya lalu mengecup kening Renjun singkat
Ah, Renjun merasa benar-benar bersalah kali ini
"Maaf Jeno" ucapnya saat melihat Jeno sudah mau keluar
Jeno tersenyum lalu meninggalkan Renjun sendirian
Renjunpun bangun mandi dan sarapan, dia ada jadwal syuting jam 9 nanti
Ditempat syuting, dia benar-benar kehilangan fokus, sampai membuat sang manager dan staf disana geram sendiri
"Kalau kau sakit, istirahatlah dulu! Kita bisa break sebentar"
Jelas saja mereka tidak bisa marah pada pemeran utama, Renjun hanya mengangguk dan memilih duduk sendirian di ruang istirahat
Mark Lee artis yang menjadi pasangannya pada film kali ini menghampiri Renjun dengan membawa 2 botol minuman
Mark menyodorkan satu botol untuk Renjun
"Apa ini tentang Jaemin?" Tanyanya tiba-tiba"Apa tampak jelas oppa?"
"Melihat matamu saja, semua orang tau kau sedang bersedih tapi aku jamin sedikit yang tau jika sedihmu karena Jaemin"
Renjun menghembuskan nafasnya kasar
"Dengar Ren! Semakin kuat kau berusaha untuk melupakan seseorang, semakin kuat juga ingatan tentangnya berdatangan. Ini memang mudah diucapkan Namun butuh usaha besar untuk melakukannya tapi saranku... Jangan berusaha untuk melupakannya, ikuti saja aturan mainnya, maka semua akan baik-baik saja pada waktunya"
Berhadapan dengan Mark Lee mampu membuat Renjun menjadi diri sendiri dan bisa meluapkan perasaannya secara terang-terangan
"Bagaimana oppa bisa melepas Haechan begitu mudah?"
"Haha kenapa kau mengungkit masa lalu Huang? Asal kau tau, aku tak melepasnya tapi di yang melepaskan diri"
"Bagaimana perasaan oppa waktu itu?"
"Itu masa lalu Ren, kau tau aku sempat frustasi dan memilih kembali ke Canada, tapi kupikir menghindari masalah bukan solusi yang tepat. Aku kembali, kali ini bukan untuk Haechan tapi rumahku dan pekerjaanku ada disini"
"Apa oppa baik-baik saja sekarang? Haechan akan menikah"
"Dengar, aku dan Haechan hanya masa lalu. Aku tau betul Haechan mencintai pasangannya, dia akan bahagia dan aku turut bahagia karna itu"
"Bagaimana oppa tau jika Haechan mencintai Jaemin? Apa dia bisa membuat Jaemin bahagia?"
"Apa kau bahagia bersama Jeno?"
"Jelas aku bahagia, Jeno mencintaiku dan aku merasa nyaman dan aman saat bersama Jeno "
"Rasa seperti itulah yang akan Haechan berikan pada Jaemin" ucapnya sambil tersenyum
Setelahnya mereka melanjutkan syuting yang sempat terhenti dengan kondisi Renjun yang lebih baik
-------------------
Sembari menunggu Jeno pulang, dia memasak makan malam tak lama kemudian terdengar pintu apartemen yang terbuka
"Jeno..."
"Sudah makan malam?"
Jeno hanya mengangguk sebagai jawabannya, meskipun itu sedikit membuat Renjun kecewa tapi dia tetap tersenyum
Jeno bahkan tak melirik pada masakan Renjun. Akhirnya Renjun makan sendiri malam itu
Ada apa dengannya? Apa semalam aku melakukan kesalahan?
Batinnya menduga-duga
KAMU SEDANG MEMBACA
Huang Renjun (Noren gs)
Storie brevikarna sekarang... cinta bukan hanya tentang rasa... tapi juga LOGIKA