Menata hati

118 14 0
                                    

Renjun bukan tak sengaja mengatakan semua itu dengan lantang, dia sadar dan sangat sadar dengan ucapannya. Dia melakukanya  agar Jaemin mau menyerah kali ini

Melihat ekspresinya, Jaemin seperti akan meledak ditempatnya.

Andai Jaemin tau hubungan darah diantara keduanya...

Jaemin terkejut bukan main atas penuturan dokter dan tak kalah terkejutnya melihat Renjun yang sangat bahagia atas berita tersebut

Dia putuskan untuk keluar dari ruangan itu menuju taman yang berada di rumah sakit untuk menjernihkan pikirannya

Entah berapa jam dia berada disitu, dia merasakan ada seseorang yang memegang pundaknya

"Ren..."

"Boleh aku duduk?"

Jaemin menggeser duduknya

Dia memegang tangan Jaemin dan menggenggamnya

"Apa lagi yang kau harapkan dari hubungan kita?"

"Aku... Aku benar-benar mencintaimu Ren, rasanya sakit sekali saat tau kau hamil anak Jeno tapi lebih sakit lagi saat aku tak melihat lagi cinta di matamu untukku, apa kau sudah benar-benar melupakanku?"

Renjun tersenyum melihat Jaemin yang putus asa

"Saat kita memutuskan untuk menikah dengan orang lain, saat itu juga hubungan kita benar-benar berakhir. Coba kau lihat istrimu, dia sangat mencintaimu. Tolong hargai perasaannya dan cobalah untuk membuka hatimu untuknya"

"Aku gak bisa..."

"Kamu bisa Jaem... Hanya saja kamu belum mencoba, kau tetap terjebak dalam perasaan lamamu. Mulai sekarang mari kita menata kembali hati kita dan berusaha untuk mencintai pasangan kita"

----------------


Jeno melihat ponselnya dan membuka pesan, dia melihat ada 3 panggilan tak terjawab dari Renjun

Dia tau Renjun sakit dan saat ini sedang berada di rumah sakit, tapi dia berusaha mengabaikannya

Dia melihat lagi pesan dari orang yang dia bayar untuk memata-matai Renjun dan Jaemin

Dia melihatku foto Renjun menggenggam tangan Jaemin dan tersenyum lembut kearah Jaemin

Sepertinya dia sudah mantap dengan keputusannya

Dia akan memberi hadiah terindah untuk Renjun, esok di hari ulang tahun  pernikahannya

----------------

Jaemin terus memikirkan ucapan Renjun, apa benar dia hanya terobsesi untuk memiliki Renjun?

Apa benar dia bisa mencintai Haechan rapi selama ini dia hanya terjebak dalam perasaan lamanya

Karna dia egois, dan harus memiliki apa yang dia mau

Tiba-tiba dia ingin pergi menemui istrinya, dan menggumamkan maaf kepadanya

Jam masih menunjukkan pukul 5 sore, itu artinya Haechan masih berada di kantor dan sebentar lagi dia pulang. Diapun memutuskan untuk pulang dan menyambut Haechan di rumah saja

Jaemin segera melajukan mobilnya menuju rumahnya, dia akan bersiap dan membawa Haechan makan malam romantis di sebuah restauran yang sudah dia booking sebelumnya

Pintu kamar terbuka menampilkan sosok manis dengan balutan dress dan rok selutut

"Hai sayang..." sapa Jaemin seraya berjalan dan memeluk Haechan

Haechan yang diperlakukan seperti itu jelas syok, ada apa dengan Jaemin?  Pikirnya

"Cepat mandi, dan bersiap..."

"Kita mau kemana Jaem?" tanyanya

"Kencan"

"Haaaah???"

"Udaahhhh sana mandi, bersiap chaniee"

Meskipun lelah, Haechan tetap antusias menerima ajakan kencan dari Jaemin bahkan didalam kamar mandi dia memegang dadanya yang berdebar hebat dengan perlakuan Jaemin yang manis


----------------

Disinilah mereka, di ruang VIP sebuah restauran ternama dengan ruangan tertutup

Ingatkan Haechan bahwa Jaemin masih seorang aktris ternama

"Jaem..." ujar Haechan membuka suara

"Hmmm..."

"Ada apa ini?" tanya Haechan ragu

Jaemin tersenyum mendengar pertanyaan Haechan, hingga pelayan datang membawa pesanan mereka

"Mari makan dulu chanie..."

Merekapun makan dalam diam

"Chanie..."

"Iya?"

"Mianhe..."

Haechan mengerutkan alisnya tanda tak paham

"Maaf untuk perbuatanku selama ini, selama kita menikah bahkan jauh hari sebelum kita menikah. Maaf sudah mengabaikan perasaanmu dan membiarkan hatiku memikirkan wanita lain bahkan saat bersamamu..."

Haechan membelalakkan matanya masih tidak mengerti apa mau suaminya

"Maukah kau memulai semuanya dari awal? Aku akan berusaha lebih keras lagi untuk menerimamu, mencintaimu dan menjagamu. Aku janji, hanya ada kita dan anak-anak kita kelak"

"Jaem..."

"Kenapa chanie? Apa aku sudah terlambat?"

"Bukan, aku hanya terkejut. Ini terlalu tiba-tiba untukku"

"Apa kau sakit hati jika aku bercerita tentang Renjun?"

"Tidak, ceritakan saja"

"Dia orang yang menyadarkanku akan kebodohanku selama ini, aku masih mengharapkan dia kembali kepadaku dan berniat meninggalkanmu bahkan keluargaku

Tapi tadi...

Saat mengetahui dia hamil dan dia sangat bahagia atas kehamilannya dan menatapku seolah tak pernah ada cinta dimatanya, aku jadi tersadar... Yang kulakukan selama ini hanya sia-sia...

Aku bukan menjadikanmu pelarianku atas sakit hati ini, nyatanya melihatnya sepeti itu aku juga bahagia, dan tiba-tiba aku teringat padamu dan aku ingin memberi kebahagian seperti itu"

Mata Haechan berkaca-kaca, dia hendak menangis haru atas apa yang dia dengar barusan.

Penantiannya....

Cintanya...

Akhirnya...

Huang Renjun (Noren gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang