13.

2K 127 0
                                    

"Papa apa adikku akan baik-baik saja? " tanya key

"Papa tidak tahu"

Saat ini maven dan key berada di rumah sakit, sedari tadi mereka menunggu dokter yang tak kunjung keluar dari IGD. Key tidak bisa berhenti menangis, sedari tadi maven tidak berhenti membisikkan kata-kata penenang ditelinga key.

"Cklek" seorang suster keluar dari ruangan itu, tetapi saat maven hendak berdiri dari duduknya, suster itu berlari cepat

"Papa apa yang terjadi" tangis key semakin kencang

"Tenanglah nak" ujar maven, membawa key kedalam dekapan nya

Tangan key mencengkram erat kemeja bagian belakang maven. Tangisnya membuat maven tak kuasa menahan air matanya

Suster tadi kembali datang membawa sekantong darah. Maven dan key semakin panik, tangis key juga semakin kencang.

Setelah menunggu lama dokter dan beberapa perawat tadi keluar dari IGD. Maven dan key dengan cepat berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri dokternya

"Lucio bagaimana? " tanya maven

Lucio menghembuskan nafasnya sebelum mengatakan keadaan ley dan killan. Lucio menatap mata key yang memerah

"Aku harus mengatakan keadaan killan terlebih dahulu" ujar Lucio menjeda ucapannya

"Katakan bagaimana" ucap maven

"Killan mengalami luka ringan, bekas cambukan itu bisa sembuh dalam beberapa bulan. Killan akan kami pindahkan ke ruang rawat biasa dan kalian bisa menjenguk setelah killan dipindahkan" Lucio menjelaskan keadaan killan kepada maven dan key

"Lalu ley bagaimana paman? " tanya key

Lagi-lagi Lucio menghembuskan nafasnya, mata Lucio berkaca-kaca, mulutnya berat ingin mengatakan keadaan ley

"Bagaimana keadaan ley" tanya maven

"Akibat darah yang terus keluar dari kepalanya ley mengalami kekurangan darah, untungnya rumah sakit ini mempunyai stok darah yang sama seperti ley" Lucio menjeda ucapannya, tangannya menghapus air mata yang berada dipipi key "namun karena luka yang dialami ley sangat parah ley mengalami koma, dan kemungkinan ley akan mengalami trauma" sambung Lucio

"Papa, mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal jangan biarkan mereka mati begitu saja" ujar key menatap maven dengan tatapan mata yang penuh dendam

"Kak nanti setelah ley dan killan sadar, mereka akan mengeluh sakit" ujar lucio "Kak aku akan memindahkan ley dan killan ke ruang rawat" sambung Lucio sebelum meninggalkan maven dan key

"Lakukan yang terbaik untuk putraku" ujar maven

.
.
.

"Killan mimpinya indah banget ya, killan masih suka sama mimpinya ya" ujar alex, alex mengusap punggung tangan killan dan menciumnya

Saat mencium tangan killan, alex melihat tangan killan bergerak dan mata killan perlahan terbuka walaupun segaris

"MAVEN PANGGIL LUCIO" teriak alex tiba-tiba

"Ada apa alex" maven menghampiri alex yang berada di samping brankar killan

"Lihat" alex menujukkan tangan killan yang bergerak dan matanya yang berusaha terbuka

Maven berlari memanggil lucio, key yang berada di ruang rawat ley belum mengetahuinya

Maven kembali ke ruang rawat killan dengan Lucio. Lucio segera memeriksa killan dan memastikan killan akan benar-benar sadar

Killan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang