"Kakak apanya yang sakit? Pasti sakit semua ya? " tanya killan yang berdiri di samping brankar ley. Ley hanya melihat killan dan tidak membalas perkataan killan sama sekali
"Papa kenapa kakak diem terus? Kakak marah ya sama killan? " mata killan sudah berkaca-kaca menatap maven
Ley menatap maven dan killan secara bergantian. Maven yang mengerti arti tatapan ley, langsung menggendong killan "jangan bilang seperti itu anak kecil" kata maven
"Tapi kenapa kakak diem terus papa? " tanya killan
"Kakak masih susah diajak berbicara, kakak tidak marah denganmu" jawab maven
Killan melingkarkan tangannya ke leher maven. Killan mengerti maksud maven, sekarang killan memilih diam dan tersenyum kearah ley "kakak cepat sembuh ya, nanti kita main bareng-bareng lagi" seru killan, ley hanya mengangguk dan tersenyum
Ley terdiam beberapa saat setelah tersenyum ke arah killan. Pandangan nya kosong menatap ke depan, kepalanya pusing, dan ingatannya kembali bak kaset rusak. Air mata kembali membasahi pipi tirusnya, tubuhnya bergetar hebat. Nafasnya mulai mulai susah diatur, masker oksigen yang dia pakai sudah tidak bisa mengatasinya
"Ley kendalikan dirimu nak" ujar maven sangat panik
Maven menurunkan killan dari gendongannya. Maven kembali membisikkan kata-kata penenang tepat di samping telinga ley
"Aku akan panggil Lucio" ujar alex
Ley semakin kalut dengan traumanya. Tangannya erat menggenggam kain yang menutupi tubuhnya. Yang tadinya tangis ley tidak terdengar kini tangisnya terdengar pelan, meski tangisnya pelan di pendengaran maven dan key itu sangat pilu
"Ley tenang tidak ada yang menyakitimu di sini. Kamu aman sekarang ley" seru key menenangkan ley
"Papa kenapa tante lama" ujar killan khawatir
"Aku datang" ujar alex bersama Lucio di sampingnya
Lucio dengan cepat memeriksa ley. Lucio meraih tangan ley yang mengepal erat. Tangan ley perlahan melonggarkan genggamannya, nafasnya sedikit bisa diatur dan tangisnya pun perlahan mereda. Lucio kembali menyuntikkan obat penenang untuk ley. Mata ley perlahan mulai menutup dan kembali tenang
"Papa kenapa kakak jadi seperti ini, killan nggak mau kakak seperti ini papa. Paman, kakak bisa sembuhkan? " ujar killan, killan merasa kasihan melihat ley seperti tadi
Lucio berjongkok di depan killan dan memegang kedua pundak killan "killan dengarkan paman sayang, kakak ley masih belum mengontrol emosinya, keadaan itulah yang membuat kakak seperti ini" seru Lucio
"Lalu apa yang harus killan lakuin supaya kakak tidak seperti tadi? " tanya killan
"Kita semua tidak boleh membiarkan kakak sendirian dan melamun. Jika kakak melamun killan harus menghiburnya" jawab Lucio, lalu berdiri dan mengusap pucuk kepala killan
"Ley sudah tidur, aku akan pergi. Panggil aku jika ada apa-apa" ucap Lucio sebelum pergi
"Kakak cepat membaik ya, killan kangen kakak yang dulu" ujar killan di samping ley dan mengecup kening ley
🪽
Hari berganti dan bulan pun ikut berganti. Kini keadaan ley sudah membaik dan Lucio memperbolehkan ley pulang. Ley tidak bisa lepas dari trauma yang ia alami. Untuk menjaga ley selama pemulihan, maven akan bekerja di rumah tidak di kantor, biarlah yang di kantor akan diurus oleh rey.
Mobil yang dikendarai maven sekarang sudah sampai di halaman rumahnya. Para bodyguard dan maid yang bekerja di sana menyambut kedatangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killan Aksara
RandomKillan Aksara Amerta seorang anak laki-laki yang baru saja berusia 14 tahun. Selama hidupnya dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dia hanya mendapatkan bentakan, pukulan, tamparan, hinaan, dan hukuman. Dia akan dihukum dan dim...