17.

1.7K 96 0
                                    

Setelah kejadian tadi siang, ley dan killan mengalami demam. Pukul sudah menujukkan hampir tengah malam, namun killan tidak bisa tidur. Anak itu sangat rewel kali ini, maven dan alex bergantian menggendong killan. Anak itu tidak mau di tidurkan di kasur, itu membuat maven sangat kewalahan. Ia harus menggendong killan sampai tengah malam

"Maven, sini biar killan aku yang gendong. Kau istirahat saja dulu" ucap alex mengambil killan dari gendongan maven

Baru saja alex mengangkat tubuh killan. Tangan killan semakin erat mencengkram kerah kemeja maven

"Sayang sini sama tante dulu nak" bujuk alex

"Nggak mau" jawab killan

"Killan emang nggak kasian sama papa? Papa daritadi gendong killan terus nak. Papa capek berdiri daritadi" alex mencoba membujuk killan

"Papa nggak mau" rengek killan. Anak itu menatap maven dengan mata yang berkaca-kaca

Maven menyurai poni killan kebelakang dan ia tersenyum lembut "iya papa tahu" jawab maven

Alex menghembuskan nafasnya kecewa. Ia tahu anak itu saat ini sangat nyaman dengan maven, jadi ia tidak bisa mengganggu daripada harus terkena amukan maven.

"Baiklah aku akan ke kamar ley" alex mencium pipi killan sebelum meninggalkannya

"Killan ayo tidur nak, ini sudah hampir tengah malam" ajak maven

"Mata killan panas kalau ditutup papa" ujar killan dengan mata yang sudah berkaca-kaca

Maven mengangguk paham, ia mencium pucuk kepala killan berkali-kali. Maven duduk di pinggir kasur dengan killan yang masih di gendongannya. Tangan maven terus-menerus mengusap kepala belakang killan. Killan memiringkan kepalanya dipundak maven. Perlahan anak itu mengantuk dan menutup matanya.

Maven menyadari tidak ada pergerakan dari killan. Ia menyadarkan punggung dan kepalanya di headboard. Maven membenarkan posisi killan agar menyandarkan kepalanya di dada bidang miliknya. Maven terus mengusap punggung killan dan sesekali mencium pucuk kepala killan.

4.18 AM

Killan menggeliat dipelukan maven. Matanya terbuka menyesuaikan cahaya lampu. Killan menatap maven yang tidur sambil duduk sembari memeluknya. Tangan kecilnya terangkat untuk mengusap pipi maven

"Sudah bangun anak papa? " maven membuka matanya saat ada sesuatu yang bergerak di pipinya

"Papa, ayo ke kamarnya kak ley"

Maven mengangguk dan membawa killan ke kamar ley. Pintu kamar ley dibuka oleh killan. Maven menyalakan lampu kamar ley. Maven melihat key tidur dengan memeluk ley. Tubuh keduanya tertutup dengan selimut.

"Pa pipi kak ley merah" killan menunjuk pipi ley yang ruam

"Kakak memang seperti itu jika demam" jawab maven

Key yang mendengar suara maven dan adiknya, langsung membuka matanya "jam berapa sekarang? Tanya key

" hampir setengah enam" jawab killan

Key berdiri dan mengambil killan dari gendongan maven. Key menghujani pipi killan dengan ciuman nya "aku rindu sekali dengan adikku ini. Kenapa pipimu semakin tembam anak kecil" seru key yang keasikan mencium pipi killan

Maven menggeleng melihat kedua anaknya "kakak sudah" tangan killan berusaha menjauhkan wajah key darinya

Namun tenaga yang dimiliki killan cukup lemah. Akhirnya ia kalah dengan key. Ia harus merelakan pipinya dihujani ciuman key

"Papa lihat kak key ini" keluh killan

"Sudah key" maven menghembuskan nafasnya lelah melihat key yang seperti ini

Killan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang