14.

1.8K 134 0
                                    

"Papa kapan kak ley bangun" tanya killan

"Tadi kata paman kita tunggu satu jam dulu" jawab alex

Setelah Lucio keluar tadi, tak lama killan datang bersama dengan rey. Maven memang menyuruh killan untuk beristirahat di rumah saja, killan hanya menurut perintah maven, ia tahu maven melakukan itu demi kebaikannya. Walaupun maven tidak pernah pulang ke rumah, key bisa menggantikan maven untuk pulang ke rumah untuk mengurus killan dan beberapa pekerjaan key sendiri.

Killan menyadarkan kepalanya di lengan maven. Maven sibuk dengan laptop dan beberapa kertas dihadapan nya, maven memang membawa beberapa pekerjaannya ke rumah sakit, agar pekerjaannya tidak menumpuk saat dia mulai bekerja nanti.

.
.
.

Maven yang masih fokus pada laptopnya, lalu key yang sedari tadi duduk disamping brankar ley sudah ketiduran cukup lama. Alex membawa killan pulang, karena anak itu merengek meminta pulang, maven sendiri tahu jika killan tidak menyukai rumah sakit menyuruh alex membawa killan pulang, dengan senang hati alex menggendong killan dan membawanya pulang.

Tak terasa mereka sudah menunggu ley satu jam lebih. Key membuka matanya dan menatap ley yang masih betah menutup matanya "papa ini sudah satu jam lebih, ley belum bangun. Kita harus panggil paman, papa" ujar key tanpa melihat ke arah maven

Maven melihat jam yang berada di tangannya, memang betul mereka sudah menunggu satu jam lebih. Maven meletakkan laptopnya di meja, lalu berdiri menghampiri key dan ley. Maven mencium kening ley dan mengusak rambut ley.

"Papa jari ley gerak" ujar key. Maven langsung melihat jari ley yang bergerak dan mata ley yang bergerak-bergerak, ley berusaha membuka matanya. Key berlari keluar dari ruangan ley untuk memanggil lucio.

Ley tetap masih berusaha membuka matanya walaupun masih segaris. Tangan maven tidak berhenti mengusak rambut ley dan membisikkan kata-kata penenang ditelinga ley.

Tak lama key datang dengan lucio. Lucio berlari untuk segera memeriksa ley. Lucio memeriksa ley dengan sangat telaten dan sesekali membisikkan kata-kata ditelinga ley.

"Ley, bisa dengar paman nak? " tanya Lucio, Ley hanya mengangguk sebagai jawabannya

Air mata ley turun begitu saja. Maven menghapus air mata itu dan menggenggam tangan ley yang gemetar hebat. Air mata ley semakin deras dan nafasnya mulai memburu, anak itu mulai kesusahan bernafas. Lucio segera menyuntikkan obat penenang untuk ley. Tak berselang lama ley kembali tenang dan menutup matanya.

Lucio dan maven menghembuskan nafas beratnya bersamaan. Maven tau ley pasti akan mengalami trauma setelah ini. Mereka bertiga duduk di sofa panjang yang berada di ruangan ley. Keadaan ruangan berubah menjadi runyam dan tidak ada yang mulai pembicaraan, bahkan Lucio yang seharusnya memberitahu maven tentang keadaan ley ikut terdiam dan menundukkan kepalanya. Mereka menggenggam tangannya masing-masing dan merapalkan doa

" Firman Anda mengatakan dalam Mazmur 107:19-20 bahwa ketika kami memanggil Anda Yang Kekal, Anda akan memberi perintah, menyembuhkan dan menyelamatkan kami dari kematian tertentu. Dalam Alkitab, saya telah membaca tentang penyembuhan ajaib dan saya percaya bahwa Anda masih menyembuhkan dengan cara yang sama hari ini. Saya percaya bahwa tidak ada penyakit yang tidak dapat Anda sembuhkan setelah semua Alkitab menceritakan tentang Anda membangkitkan orang dari kematian, jadi saya meminta kesembuhan Anda dalam situasi ini." seru Lucio di dalam hatinya

"Dengan penuh iman dan harapan, kami memohon kepada-Mu kuatkanlah dia dalam deritanya yang kritis dan parah, dampingi dia dalam kesendiriannya dan hiburlah dia dalam rasa sakitnya. Teguhkanlah dia dalam iman dan harapan untuk segera bisa lekas sembuh secepatnya." ujar maven di dalam hatinya

Killan AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang