E 1 - Peringkat Umum

802 63 4
                                    

Pembagian rapor pada akhir semester ganjil jatuh pada hari Sabtu kala itu, aula dipenuhi seluruh warga sekolah kecuali Ibu Kantin yang menjaga jualanannya, Pak Satpam di posnya, dan Pak Kebun yang senantiasa di pendopo tempat beliau istirahat. Jajaran murid SMA Garuda memenuhi bawah panggung, di depan mereka terdapat jajaran dewan guru yang mengisi acara kala itu.

Panitia sibuk sekali dengan kerjaan masing-masing. Bisik-bisik mengenai peringkat 3 besar satu-satunya topik pembicaraan yang tengah marak, moga saja terdapat perubahan nama sebab bosan sekali dia-dia saja orangnya.

Pengeras suara mengambil alih perhatian, mereka memperhatikan Kepala Sekolah yang mulai menaiki mimbar sampai selesai memberi pidato. Sekitar 15 menit berlalu terdapat persembahan yang menghibur semua yang ada di sana sehingga mengurangi ketegangan perihal peringkat 3 besar. Sedikit banyaknya murid-murid mulai sadar, saat pembacaan peringkat 3 besar telah tiba waktunya.

Pembacaan peringkat 3 besar terlebih dahulu dari kelas 10, 11, dan 12. Saat nama kelas 10 dan 11 dibacakan mereka cukup berdiri lalu duduk ke kursi kembali dan tak naik panggung. Jika kelas 12, maka akan naik ke atas panggung. Kelas 12 terbagi oleh 3 jurusan, setiap jurusan terbagi jadi 4 kelas, totalnya ada 12 kelas, setiap kelas mendapatkan peringkat 3 besar, itu artinya, ada 36 peringkat kelas.

"Adapun peringkat ke 3 dari kelas 12-A, ... RE ... A!" peringkat 3 kelas 12-A, Ivona Ode Rea.

Nama peringkat 3 terucapkan, semua murid benar-benar melongo selama beberapa detik, namanya masih tetap seperti semester genap kelas lalu, itu artinya, mustahil peringkat 2 dan 1 tergeser.

Rea menaiki panggung dan berdiri di hadapan seluruh murid SMA dengan wajah yang siapa saja tahu, pastilah dia sangat bangga pada diri sendiri.

Ini dia saat-saat yang paling tegang, si pemegang peringkat 2 yang tak pernah tergeserkan. Seolah memahami saat-saat menegangkan, pembawa acara memanas-manasi suasana pula. Beberapa menit berlalu sesampainya pembawa acara menyudahi basa-basi itu dan akhirnya sebuah nama terucapkan.

"Peringkat ke 2 kita, dari kelas 12-A, ... A ... MANDA!" peringkat 2 kelas 12-A, Fay Sasi Amanda.

Aula amat berisik kala tepuk tangan berlangsung lama. Kegaduhan benar-benar berlagak seolah tak menerima kenyataan barusan, jelas saja, peringkat kali ini pun tak ada yang berubah dari semester lalu. Mendapatkan peringkat 3 besar di SMA Garuda bukanlah hal biasa, yang mendapatkannya, tentu luar biasa.

Amanda bangkit dari duduknya, gerak tubuhnya yang sopan namun berkelas membuat semua yang ada di sana terpesona, membatin wajar dan maklum bahwa gadis itu pantas mendapatkan peringkat itu. Dia berjalan tegak dengan pandangan lurus, menaiki tangga dan berdiri di sebelah Rea.

Semua memandangnya, benar-benar cocok dia berdiri di sana, penampilan Amanda memang seimbang dengan pencapaian gadis itu, dia terlihat seperti bintang di atas panggung. Wajahnya tak menunjukkan seperti halnya Rea. Amanda tak terbaca sebab wajahnya benar-benar tertutup.

Pembacaan peringkat 1 tiba, pembawa acara telah memakan waktu 2 kali lebih lama untuk basa-basi seperti apa yang dia lakukan saat hendak membacakan peringkat 2. Nama dibacakan.

"Yang dinanti-nanti, peringkat ke 1 kita, dari kelas 12-A, BAS ... KARA!" peringkat 1 kelas 12-A, Tirta Aji Baskara.

Tepuk tangan yang ramai mengalahkan suara pembawa acara dengan pengeras suaranya. Baskara bangkit dari duduk, semua mendadak senyap, langkah kakinya seolah memberi perintah untuk segera hening. Dia berjalan dengan tatapan lurus, wajahnya yang dingin mampu melelehkan hati seluruh gadis satu sekolah.

Dia berdiri di sebelah Amanda. Semua dapat menyaksikannya saat Baskara yang terang-terangan menunduk melihat Amanda yang tetap meluruskan pandangan ke arah jajaran murid-murid.

You're MyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang