E 26 - Masihkah Ada 'Kita?'

69 18 13
                                    

Bagaimanapun William harus menjelaskan situasi yang terjadi antara dia dan Amanda. William sadar kalau selama ini dia selalu ingin Amanda memahaminya, William tahu kalau selama ini dirinyalah yang memang tidak pantas untuk menjadi pelaku kesalahpahaman Amanda.

Telah berapa banyak janji yang William berikan namun dia sendiri yang mengingkari? Dengan sifat Amanda yang datar itu, sudah seharusnya William bersyukur karena atas segala salahnya, Amanda masih saja memaafkannya.

Untuk tahun-tahun kebersamaan William dan Amanda, rasa-rasanya, baru kali ini William merasakan sesuatu yang tak beres yang tak lama lagi kan menghampirinya. Waktu identik dengan perubahan, ada banyak hal yang telah terjadi antara mereka dan orang-orang di sekitar mereka. Termasuk salah satunya, hadirnya Baskara yang kini mulai intens William sadari memasuki lingkaran yang selama ini hanya ada dirinya dan Amanda.

Karena senja yang tidak ingin menjadi saksi pertengkaran mereka, maka langit magrib menjadi penonton yang siap menjadi tiang bila kesalahpahaman mereka dipenuhi debat. Namun, sampai lima menit saling pandang, tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka. Amanda hanya menatap William seolah tak keberatan jika mereka berdiri mematung tanpa ada yang membuka percakapan.

Sekonyong-konyong perasaan gelisah menyelimuti kesadaran William, pemuda itu putus asa, dia bingung dengan apa yang tengah dia alami. Bahkan Amanda tidak bersuara barang menyebut namanya, sebegitu malasnya kah gadis itu berbicara dengannya karena tidak menepati janji?

Ini fatal sekali, William takkan bisa memaafkan dirinya sendiri. Apakah ini adalah akhir dari tahun-tahun kebersamaan mereka? Namun William tak menafikan bahwa dia ikhlas menerimanya bila itu akan membuat Amanda tidak sakit lagi, dia tidak ingin menyusahkan hati gadis itu.

"Man ..." William kesulitan bicara, bahkan napasnya terasa macet bagai lampu merah. William tidak yakin apakah Amanda mendengar ucapannya.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Amanda setelah beberapa menit bergeming, dia menepis egonya untuk menyalahkan William pada setiap persoalan mereka. Amanda tidak berhak mengatur hidup William, pemuda itu punya dunia sendiri, bukan hanya tentang Amanda.

Apa Manda marah? Aku gak paham, kok dia nanya itu?

"Aku mau ngobrol berdua sama kamu." langkah William mengikis jarak antara mereka, pemuda itu tidak mau menyakiti Amanda sehingga semua kesalahpahaman ingin dia luruskan.

"Gak bosan apa? Kita selalu aja kayak gini. Janjian, ingkar janji, salah paham, aku ngerasa gak kamu hargai, kamu berusaha jelasin, aku marah, kamu bujuk aku, aku kesal, akhirnya baikan. Ujung-ujungnya? Kembali kayak awal, terus berulang. Ada yang perlu kita perbaiki, Will, bukan masalahnya, tapi kitanya. Aku cape, mendingan kita gak usah berinteraksi untuk saat ini, biarkan semuanya jalan sebagaimana harusnya." papar Amanda dengan perasaan campur aduk, takut menyinggung pemuda itu dan lega akhirnya dia mampu menyatakannya.

"Namanya juga hidup, Man. Ya itu-itu aja, masalah akan datang lalu pergi kalau kitanya sama-sama mau selesaikan. Aku mau kamu dengarin, aku gak mau kamu kepikiran, jangan jadi beban di kamunya." William telah berdiri di hadapan Amanda, ingin sekali rasanya membawa gadis itu menjauh dari hadapan Baskara.

"Iya, kita lagi selesaikan masalahnya, kok. Tugas kamu sudah terlaksanakan, jelasin semuanya ke aku dan aku paham, aku gak marah, aku baik-baik aja, Will." Amanda maju selangkah, mendongak memperhatikan William yang tak lagi berdiri tegak sebagaimana biasanya. "Sekarang giliran aku, kita istirahat dulu, jauhan, maka secara perlahan semuanya akan terselesaikan." gadis itu melukis senyum, walau dia akui hatinya sakit melihat William.

William mengangkat kedua tangan Amanda, menatap gadis itu dengan dalam. "Jenna, ada masalah keluarga. Orang tuanya bertengkar, dia gak mau pulang ke rumah. Aku sengaja ngantar dia pulang karena anaknya nekat-an, Man, maafin aku." papar William buru-buru takut Amanda menginterupsi.

You're MyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang