Sprei kamarku telah diganti oleh Ibu begitupun dengan hordeng di kamarku. Semuanya tercium wangi. Ibu benar - benar menyambut kepulanganku. Walaupun aku harus sedikit memberontak.
Aku lanjut membersihkan wajah memakai skincare dan tidur. Ku pasang earphone untuk mendengar musik rileks supaya membantu tidurku lebih cepat.
Kesadaranku belum sepenuhnya utuh. Telingaku bisa mendengar namun mataku belum terbuka. Terdengar beberapa Tia mencoba membangunkanku. Earphone ku telah lebih dulu dilepaskannya.
Aku tahu besok aku berulang tahun. Tapi kenapa Tia tidak bisa menunggu matahari muncul?
"Fira bangun! Jadi nikah nggak sama Mas Yuda!!" teriak Tia
Rasanya kepalaku seperti dipukul oleh benda tumpul yang sangat besar. Seketika aku langsung bangun.
"Ti, kejutannya besok pagi aja. Aku ngantuk banget" keluhku
Ibu datang ke kamarku sambil membawa nampan berisikan segelas susu dan sepiring nasi berlauk rendang.
"Makan dulu Ra biar nanti make up-nya aman" tutur Ibu
"Make Up buat apa Bu? Memangnya mau kemana?" tanyaku
"Dokter Yuda nggak ngasih tahu kamu Ra?" tanya Ibu
"Kasih tahu apa Bu?" tanyaku lagi
Sumpah aku bingung. Bangun bangun semua orang bersikap aneh.
"Kalau hari ini kalian nikah"
Aku kaget mendengar jawaban Ibu. Apa benar dokter Yuda bakal nikahi aku hari ini? Lalu kenapa semalam ia tidak mengatakannya padaku?
Aku mencari ponselku di balik selimut. Ku buka riwayat telepon. Saat itu juga ku hubungi dokter Yuda.
"Kita hari ini nikah dok?" tanyaku begitu bunyi tersambung
"Salah sambung Ra"
Bukannya suara dokter Yuda yang terdengar malahan suara Mas Tama yang terdengar.
"Mas Tama kok santai gitu ngomongnya? Mas Tama nggak papa adek Mas Tama satu satunya ini dinikahi orang? Dokter Yuda loh ini yang mau nikahi adek Mas Tama" tanyaku
"Ya kenapa? Kamu minta Mas Tama ngamuk? Nikah sama Danu berontak giliran sudah sama Yuda bingung" jawab Mas Tama
Ku matikan sambungan telponnya.
"Ti, ini serius atau hanya prank? Nggak lucu tahu pranknya"
Ada mbak mbak datang sambil menyeret koper besarnya.
"Ya kali aku buat prank sampai mendatangkan MUA"
"Mbak Fira sudah siap?" tanya Mbak Mbak yang membawa koper tadi
"Saya mau makan dulu Mbak. Gimana?"
"Sambil makan juga nggak papa. Kata Mas Yuda akadnya jam tujuh kok Mbak"
Buset!!! Aku nggak tahu apa - apa main akad aja.
Tia mengambil nampan dari tangan Ibu "Biar Tia yang suapi"
"Udah tenang. Semua udah diatur Mas Yuda dengan baik. Nanti Mas Tama lihat akad kamu lewat Vidcall" ujar Tia
Tia menjelaskan semuanya padaku. Bahwa hari dimana aku kabur ke Jogja Mas Tama serta Ayah menemui dokter Yuda di rumahnya. Mereka meminta bantuan dokter Yuda untuk bersama sama mencariku. Karena memang ponselku benar benar mati. Dan tak ada yang tahu dimana keberadaanku saat itu.
Mereka juga minta maaf atas perlakuan mereka pada dokter Yuda. Mereka sadar bahwa selama ini aku tidak bisa menikmati hidupku sendiri. Semua yang aku jalani bukan atas keinginanku sendiri melainkan keinginan Ayah, Ibu, dan Mas Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Menikahi Duda
Short StoryDimata orang lain mungkin keputusan ku salah, namun buatku ini adalah keputusan yang terbaik bagiku. Karena hidupku tentang apa kata ku, bukan tentang apa kata mereka. Hidupku aku sendiri yang menentukan, bukan mereka yang menentukannya. Buatku, kam...