Terimakasih

898 24 0
                                    

AKU BANGUN dari tidurku, namun aku sudah tidak mendapati dokter Yuda di sebelahku.

"Ehhh mau kemana?" Tia langsung berlari menghampiriku kala aku hendak turun dari bed

Semenjak kejadian aku jatuh di tangga, Tia sangat perhatian padaku bahkan benar benar menjagaku.



"Yuda udah Mama bekalin, Nak" ujar Mama


Mama paham akan kekhawatiran ku. Jujur saat aku memperhatikan dokter Yuda yang sedang tertidur semalam aku kasian pada beliau. Jam terbangnya yang padat membuat jam tidurnya berkurang. Belum lagi mengikuti semua mauku kadang tantrumku melebihi Zahra.

Entah mengapa semalam rasa kekhawatiran ku berlebihan. Aku takut kalau dokter Yuda tidur dan tidak bangun lagi. Aku nggak bisa kehilangan beliau. Beliau sangat berarti dalam hidupku, aku sangat bergantung pada beliau. Jika umurnya pendek aku mau menukarnya dengan umurku. Dokter Yuda bisa hidup tanpaku sedangkan aku tidak bisa hidup tanpanya.

Perlahan aku turun dari bed.

"Mau ambil apa sih Ra? Aku ambilin bilang aja" tegur Tia


"Lihatin ransel Mas Yuda, pouch warna biru ada nggak? Vitaminnya ada disitu semua" pintaku

Tia membongkar ransel Mas Yuda untuk mencari barang yang ku maksud.


"Nggak ada Ra, udah dibawa berarti"

Perasaanku sedikit tenang.


Hari ini aku diijinkan untuk pulang. Mama dan Tia membantuku berkemas. Ibuku sedang berada di rumah dokter Yuda untuk menyiapkan kamarku.


Kami pulang bersama dokter Yuda, beliau sudah selesai dari poli.

"Dek ayo ikut saya, kamu antri obat saya bayar administrasi" ajak dokter Yuda

Setelah semuanya selesai, kami pulang bersama ke rumah. Sesampainya kami di rumah, Zahra menyambutku dengan antusias. Ia langsung menghambur memelukku dengan sangat erat.


"Jangan sakit lagi Ma, Zahra kesepian nggak ada Mama di rumah" ungkapnya


"Mamamu di rumah sakit cuma dua hari aja Ra" ledek Tia


"Tante sibuk terus sih kalau diajak main" omel Zahra


Selama kami di rumah sakit, Zahra bersama Tia di rumah. Meskipun Tia sedang mengerjakan tugasnya yang selalu dibawanya ke mana mana.



"Selamat datang kembali di kamar kita sayang" ujar dokter Yuda begitu beliau membukakan pintu untukku



Aku berlari menghampiri dokter Yuda yang sedang membongkar isi ransel kami yang berisikan baju kotor.




"Fira, saya masih kotor belum mandi" tegur beliau kala aku memeluknya dari belakang



"Nggak papa, aku kangen Mas Yuda"



"Saya nggak kemana - mana Ra" beliau melepaskan pelukanku



Di tariknya wajahku untuk mendekat pada beliau.



"Ada apa sayang? Kenapa sedih?" tanya dokter Yuda sambil menatap kedua manik mataku yang berbinar


Aku tidak bisa menahan tangisku. Ku peluk erat dokter Yuda.

"Mas, tolong hidup lebih lama. Mas harus lebih sehat dariku. Mas harus lebih kuat dariku. Karena Mas duniaku. Mas Yuda segalanya buatku. Jangan tinggalin aku ya Mas"



Memilih Menikahi DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang