Dokter Yuda dan Tia saling bertatap.
"Mas ini punya saya! Jangan dikasih ke siapapun! Terimakasih" pamitku sambil menyerahkan kebaya yang ku pilih
Tia menyusulku ke depan.
"Ra, kamu nggak jadi jahit baju sendiri?" tanyanya
"Nggak ada uang, uangku habis buat di Jogja tadi aja aku DP" jawabku
"Udah ya Ti, aku pulang dulu capek!"
Tia menahan tanganku "pulang bareng kita aja"
"Nggak! takut jadi nyamuk"
"Kamu kenapa Fira? Cemburu sama saya dan Tia?" sahut dokter Yuda yang sudah keluar dari salon MUA
Tia tertawa terbahak-bahak.
"Fira kamu cemburu sama aku?" ledek Tia
"Kan kamu mau nikah sama dokter Yuda. Kamu sendiri yang bilang waktu itu. Kamu lupa?"
Tia mengingat sebentar. Kemudian tertawa lagi.
Kini Dokter Yuda juga ikut tertawa.
Sambil memegangi perutnya Tia menggenggam tanganku.
"Ra. Nggak mungkin aku nusuk kamu dari belakang. Effort kamu buat dokter Yuda udah banyak banget apalagi kamu udah keluar masuk rumah sakit dua kali karena dokter Yuda juga. Jadi kamu ngilang ke Jogja karena kamu pikir aku nikah sama dokter Yuda?"
"Haram buat saya menikahi Tia" tutur Dokter Yuda
"Maksudnya?" tanyaku penasaran
"Ra percaya nggak kalau dokter Yuda itu kakak aku?" tanya Tia
"Kakak?"
"Kalau waktu masih sama saya kamu buka dompet saya pasti percaya" dokter Yuda mengeluarkan dompetnya dan menunjukkan foto keluarganya
"Gadis ini sama kayak kamu Ti" ungkapku setelah melihat secara detail fotonya
"Hlah emang aku Fira"
Aku memukul bahu Tia.
"Kok bisa sih Ti?"
Antara kaget. Sedih. Terharu jadi satu.
Tia tidak sejahat itu."Ya bisalah. Btw Ra, cerita cinta kalian kadang buat aku sama Mama geleng - geleng loh. Kadang ya lucu kadang ya greget"
"Udah ayo masuk. Kita cari makan dulu" ajak dokter Yuda
Di perjalanan Tia menceritakan semuanya padaku.
Jadi awal mula dokter Yuda membuka hati untukku karena Zahra. Hanya aku yang bisa berinteraksi dengan baik dan membaur dengan Zahra. Dan dokter Yuda semakin yakin denganku sebab pertemuan pertama kami itu bukan hanya sebuah kecerobohanku melainkan takdir yang mempertemukan kami.
Dokter Yuda juga sering tertawa bersamaku setelah sekian lama tawanya padam atas kematian istrinya.
Hal yang paling berkesan buat dokter Yuda adalah ketika pertama kali mengajakku dinner tapi malah jemput aku di rumah ibunya sendiri. Kali kedua adalah sewaktu aku tiba tiba datang ke rumah Tia sambil berlinang air mata karena ulah Mas Tama yang menjodohkan ku dengan Mas Danu. Saat itu Dokter Yuda tidak bisa keluar dari kamar mandi Tia. Beliau tetap bertahan di kamar mandi sampai aku luluh atas bujukan Tia untuk mengajakku ke taman belakang. Pantas saja Tia kekeh mengajakku keluar kamar.
Dokter Yuda mengajak kami makan di sebuah Resto. Tia yang mengantri untuk kami.
"Duduk di situ aja gimana dok?" tanyaku sambil menunjukkan kursi yang akan kami tuju
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Menikahi Duda
Historia CortaDimata orang lain mungkin keputusan ku salah, namun buatku ini adalah keputusan yang terbaik bagiku. Karena hidupku tentang apa kata ku, bukan tentang apa kata mereka. Hidupku aku sendiri yang menentukan, bukan mereka yang menentukannya. Buatku, kam...