Zahra masih asyik mewarnai gambar yang ku gambar di buku gambarnya.
"Kakak cantik pinter gambar ya Mbak. Gambarnya bagus" puji Zahra
"Kakak nggak jago gambar. Ada loh temen kakak yang gambarnya jauh lebih bagus dari punya kakak"
"Kakak cantik sebentar ya. Zahra sakit perut"
Zahra mengemasi barang-barangnya dibantu Mbak Jijah.
"Mbak Jijah anterin Zahra ke toilet yuk"
"Mbak Fira, saya duluan ya"
"Iya Mbak"
Zahra dan Mbak Jijah pergi meninggalkanku seorang diri.
Selang beberapa menit Dokter Yuda menyapaku.
"Kamu nggak pakai seragam ngapain kemari? Tadi saya juga nggak ketemu kakak ipar kamu?" tanya Dokter Yuda
"Saya kemari mau ngembalikan jam tangan dokter. Terimakasih banyak ya dok atas bantuannya"
Aku menyerah goodie bag pada dokter Yuda.
"Papaa" Zahra berlari dan memeluk dokter Yuda
"Papa sudah selesai kerjanya? Yuk kita pulang" ajak Zahra
Aku diam mematung. Dokter Yuda sudah menikah dan Zahra adalah anaknya.
"Kakak cantik kenal sama Papa?" tanya Zahra
"Kakak cantik?" tanya dokter Yuda
"Kalau Papa kerjanya lama, Zahra nyari kakak cantik buat temenin Zahra main. Kalau kakak cantik lagi sibuk Zahra main sendiri. Zahra sedih kalau kakak cantik nggak ada disini" ungkap Zahra
"Terimakasih ya udah nemenin anak saya main"
Aku hanya mampu menganggukkan kepala. Dadaku terasa panas. Perasaan apa ini? Sungguh aku jahat kalau sampai jatuh cinta dengan suami orang.
"Dok saya permisi dulu ya"
Bukannya langsung pulang aku memelih untuk menenangkan diri di mushola rumah sakit.
"Fira"
"Ra kamu kenapa nangis gitu? Bukannya kamu sekarang libur ya kok ada disini?" tanya Tia
Aku melepas mukena yang ku pakai. Tia adalah sahabat baikku. Teman dekatku yang tahu semua tentangku bahkan jadi tempat ceritaku.
"Aku jahat banget jadi orang"
"Kamu habis ngapain Ra? Nggak mungkin juga kamu bunuh orang. Kalau habis nolak Pandu itu nggak jahat Fira. Itu memang hak kamu"
Tia mengambil duduk di sebelahku.
"Dokter Yuda udah nikah ternyata"
Tia tertawa terbahak-bahak.
Baru kali ini Tia tidak bersimpati padaku.
"Aku serius Tia"
"Ra kamu itu lo kenapa? Kamu beneran suka sama dokter Yuda?" tanya Tia
"Apa mungkin semua cowok baik ke cewek ya. Aku aja yang terlalu baper sama perlakuan dokter Yuda" ungkapku
"Nggak salah kok kalau kamu suka bahkan jatuh cinta sama dokter Yuda. Dia itu duda anak satu. Istrinya meninggal waktu melahirkan anaknya" ungkap Tia
Pernyataan Tia membuatku syok. Darimana Tia bisa tahu hal itu?
"Kamu tahu darimana Ti?"
"Cari infolah. Makanya kalau suka sama orang cari informasinya tuh sampai ke akar akarnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Menikahi Duda
ContoDimata orang lain mungkin keputusan ku salah, namun buatku ini adalah keputusan yang terbaik bagiku. Karena hidupku tentang apa kata ku, bukan tentang apa kata mereka. Hidupku aku sendiri yang menentukan, bukan mereka yang menentukannya. Buatku, kam...