Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Sudah ku niatkan untuk bangun lebih awal sebelum tidur. Segera aku ke kamar mandi untuk cuci muka dan bersiap untuk memasak.
Aku ke dapur untuk memeriksa bahan di kulkas, kalau ada yang kurang aku bisa beli di pasar terlebih dulu. Ternyata di dapur sudah ada Mbak Jijah yang akan berangkat ke pasar.
"Mbak, saya ikut kalau ke pasar"
"Mbak Fira serius mau ikut? Masih dingin lo Mbak" tegur Mbak Jijah
"Biar saya sama Fira aja yang belanja Mbak" sahut dokter Yuda yang sudah berada di sampingku
Aku tersenyum pada beliau. Seperti dua orang yang berbeda ketika beliau memakai kacamatanya dan tidak memakainya.
"Sholat dulu yuk" ajak beliau
Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah, kamu berangkat ke pasar dengan naik motor.
Rasanya masih seperti mimpi yang indah, aku tidak percaya kalau dokter yang ku idolakan kini telah menjadi suamiku.
Tanganku yang berada di pinggang beliau di masukkan ke dalam saku Hoodienya.
Ku eratkan pelukanku.
"Makasih ya Mas udah pilih aku sebagai istri Mas Yuda"
Dokter Yuda terkekeh mendengar penuturanku.
"Kamu ngomong seperti itu sudah berulang kali loh"
"Mas Yuda bosen ya dengernya"
"Nggak Fira"
Sampailah kami di pasar. Mas Yuda suka dengan penyetan Lele. Maka dari itu aku belanja lele yang sudah dipotong dan dibersihkan kotorannya. Nanti sampai rumah tinggal di bumbui dan digoreng. Sebelum itu lelenya masih harus dicuci lagi ya pakai air mengalir.
"Mas ada jajanan pasar, beli pukis yuk" ajakku
Niat hati ke pasar hanya untuk beli lele dan lalapan malah kalap dengan jajanan pasar sampai dua kantong plastik ukuran sedang.
"Maaf ya Mas kalau jajan aku banyak" ungkapku karena merasa bersalah pada beliau
"Nggak papa Ra, saya kerja juga buat kamu dan Zahra. Kalau bukan buat kalian mau buat siapa lagi"
Sesampainya di rumah langsung ku eksekusi lele kesukaan dokter Yuda. Tidak semudah bayanganku ternyata, aku tetap butuh bantuan Mbak Jijah untuk menggorengnya. Kena minyak panas rasanya beuhhh panas sekali. Tapi tidak apa, menyenangkan suami termasuk pahala.
Semuanya sudah selesai dan tertata di meja makan. Tinggal ku bangunkan Zahra dan mempersiapkannya untuk sekolah. Sebelum ke kamar Zahra, ku pastikan dulu keperluan dokter Yuda sudah siap di kamar.
Hari ini weekday jadi dokter Yuda mengenakan scrub untuk bekerja. Lagipula hari ini beliau shif di rumah sakit milik pemerintah.
Jam tangan, ponsel, powerbank, antiseptik, masker, kacamata semua masuk dalam tas.
"Ra, ngapain disini?" tanya dokter Yuda yang baru keluar dari kamar mandi.
Seisi kamar langsung wangi semerbak. Kok bisa sih? Padahal sabunnya sama, aku yang mandinya lebih lama kok nggak harum sama sekali :'(
"Nyiapin keperluan Mas Yuda"
"Saya tahu, tapi kenapa masih disini nggak segera keluar?"
"Ini mau keluar"
Aku mendekat ke arah dokter Yuda. Wangi banget sumpah.
"Ra saya mau ganti baju, jangan cium cium gitu" tegur Mas Yuda
KAMU SEDANG MEMBACA
Memilih Menikahi Duda
القصة القصيرةDimata orang lain mungkin keputusan ku salah, namun buatku ini adalah keputusan yang terbaik bagiku. Karena hidupku tentang apa kata ku, bukan tentang apa kata mereka. Hidupku aku sendiri yang menentukan, bukan mereka yang menentukannya. Buatku, kam...