8

44.1K 3.4K 113
                                    

Selepas kejadian di rooftop yang berhasil membuat Ayana antara merasa emosi dan juga tersipu, kini Ayana berada di tengah lapangan. Ternyata waktu upacara sedang berlangsung, seorang guru yang dikenal dengan nama bunting alias Bu Ting Ting sedang berpatroli di seluruh penjuru sekolah termasuk rooftop.

Ayana dan Xaniel kedapatan tidak mengikuti upacara dan bunting alias Bu Ting Ting mengatakan jika mereka berdua melakukan adegan dewasa di sekolah. Padahal mah nggak. Bunting mengatakan demikian disebabkan posisi Ayana yang memang berada di pangkuan Xaniel, membuat bunting tidak dapat berpikiran positif. Dan sampailah mereka berdua di tengah lapangan. Mereka berdua di hukum berjemur sampai jam istirahat pertama tiba.

Ayana menghembuskan nafas lelah. Dia tadi tidak sarapan dan sekarang dia di hukum berjemur. Bayangkan saja, jam istirahat pertama dimulai pada jam 10.45 dan sekarang masih jam 08.13. Berarti ia harus berdiri disini selama 2.32.

Ayana menghadapkan tubuhnya ke Xaniel yang diam dengan wajah flatnya. "Gara gara Lo nih" ucapnya dengan nada sengit.

Xaniel tetap diam tidak memperdulikan perkataan Ayana. Ia hanya melirik sekilas kemudian kembali mengalihkan pandangannya. Ayana yang melihat itu sangat amat kesal. Ia berjalan menjauhi Xaniel dan membelakangi lelaki itu. Ingin sekali Ayana hajar muka tanpa dosa milik Xaniel. Tapi dia tidak mau terkena imbasnya.

Ayana kembali diam dengan tangan yang memegang perutnya. 'Sial, gue laper banget anjing' batin Ayana. Tetapi sebisa mungkin dia akan menahan rasa laparnya.

Tiba tiba seorang pemuda datang dan mengulurkan sebuah air mineral kearahnya. Ayana yang awalnya menundukkan kepalanya kini mendongakkan kepalanya melihat siapa seseorang yang berbaik hati ini.

"Buat Lo" ujar lelaki tersebut dengan senyum manis yang menampilkan lesung pipinya. Dalam sekejap Ayana terpana melihat senyuman itu. Namun sedetik kemudian ia kembali pada kesadaran nya.

"Lo siapa kita kenal?" tanya Ayana.

Pemuda tersebut bingung mendengar perkataan Ayana. "Lah? Gue Arjun Ana. Arjuna William Henry. Lo lupa?" jawab Arjuna. Ia bingung mengapa gadis cantik di depannya ini bisa melupakan lelaki tampan sepertinya.

Ayana mengernyitkan alisnya bingung. Tapi tiba tiba sebuah ingatan hinggap di dalam memorinya.

Arjuna William Henry. Merupakan ketua OSIS Indonesian High School. Ia merupakan pria yang dikenal dengan julukan soft boy. Arjuna itu kalem, pintar, termasuk murid emas Indonesian High School. Dan jangan lupakan sifat ramahnya. Namun Arjuna akan bersikap tegas jika dalam keadaan tertentu.

Arjuna merupakan satu satunya teman lelaki yang Ayana lama miliki. Mereka dekat dimulai pada awal MOS, dimana mereka memiliki kelompok yang sama. Awalnya Ayana hanya bersikap cuek bebek jika dengan Arjuna. Jangan lupakan sifat introvert yang memang Ayana lama juga miliki. Tapi Arjuna yang bersikap ramah terus terusan mengajak Ayana untuk berinteraksi. Dan pada akhirnya mereka berteman hingga sekarang. Tetapi di dalam novel yang Nayana baca, tidak terdapat karakter Arjuna. Namun ia kembali mengingat perkataan Ayana lama bahwa yang ia baca tidak semuanya benar.

Ayana mengerjapkan matanya menatap Arjuna. "Ah iya gue tadi becanda" kata Ayana disertai cengirannya.

Arjuna yang melihat itu terkekeh geli, ia mengacak rambut Ayana dan kembali mengulurkan air mineral tadi.

"Nih minum" Ayana dengan senang hati menerimanya dan langsung meneguk air mineral tersebut.

"Makasih Arjun" Ayana tersenyum manis membuat Arjuna semakin gemas terhadapnya.

"Sama sama Ana" balas Arjun dengan menjawil hidung Ayana.

Xaniel POV

Sejak kejadian bunting mendapatinya dengan Ayana, membuat mood Xaniel hancur. Padahal tadi ia sangat senang  karna bisa berdekatan dengan Ayana.

Ia mendengar hembusan nafas dari gadis disampingnya. Melirik sekilas kemudian mengalihkan pandangannya saat Ayana menghadap kearahnya.

"Gara gara Lo nih" ucap gadis itu dengan nada sengit.

Xaniel tetap diam dan hanya melirik sekilas. Padahal di dalam hatinya ia mati Matian menahan rasa gemas melihat wajah kesal Ayana. Kemudian tak lama, ia melihat Ayana berjalan menjauhinya dan membelakangi nya. Disaat itulah Xaniel tidak dapat menahan rasa gemas nya. Ia menggigit bibir bawahnya menatap punggung kecil Ayana yang membelakanginya. "Damn, she so cute"  batinnya.

Namun perasaan Xaniel berubah seratus delapan puluh derajat saat melihat seorang pemuda datang mengulurkan air mineral kearah gadisnya. Lama ia memperhatikan mereka berinteraksi, tiba tiba ia merasakan amarah kian membuncah saat lelaki yang tak ia kenali mengacak rambut milik Ayana gadisnya.

Xaniel mengepalkan tangannya kuat. Rahangnya sudah mengeras sedari tadi. Ia masih mencoba menahan amarahnya, tetap memperhatikan kedua insan tersebut. Namun ia sudah tak tahan saat dengan lancangnya lelaki itu menjawil hidung Ayana.

Back to Author POV

"Ekhem"

Deheman dari seseorang membuat Ayana dan Arjuna mengalihkan pandangan mereka. Ayana melihat Xaniel sedang memandangi nya dengan raut datar. Tapi Ayana bisa merasakan, tatapan Xaniel seperti menahan amarah dalam dirinya.

Arjuna menaikkan alisnya menatap Xaniel.
"Kenapa Lo? sawan?" tanya Arjuna dengan tersenyum bodoh.

Ayana yang memang merasakan amarah dari Xaniel, saat mendengar pertanyaan berupa ejekan dari Arjuna refleks memukul bahu lelaki itu. Arjuna tersentak, ia meringis sambil mengusap bahu yang tadi dipukul Ayana.

"Adoh, sakit Ana" ringis Arjuna dengan suara lucunya. Ayana hanya melototkan matanya. Ia menarik tangan Arjuna agar mendekat dengannya

"Diem makanya. Lo ga ngerasain aura dia udah kayak mau nerkam orang" bisiknya langsung pada telinga Arjuna yang dibalas anggukan dari sang empu.

Sedangkan Xaniel, merasa semakin emosi melihat Ayana menarik Arjuna mendekat kearahnya. Bahkan wajah milik gadis itu sudah sangat berdekatan dengan Arjuna. Dengan cepat ia mendorong Arjuna kencang hingga membuat lelaki malang itu terjatuh. Dan dengan cepat Xaniel langsung menarik pinggang Ayana agar mepet dengan tubuhnya.

Arjuna yang terdorong refleks mengumpat dan menatap tajam Xaniel. "Kampret, apaan sih Lo main dorong dorong gue" ucap Arjuna sewot.

Melihat ketidak pedulian Xaniel, Arjuna menatap Ayana dengan tatapan memelas.
"Ana, bantuin gue dong. Sakit nih" rengek Arjuna pada Ayana dengan bibir mencebik lucu.

Ayana yang tidak tega pun langsung melepaskan rangkulan Xaniel dan menghampiri lelaki malang yang kini berada dilantai. "Mana yang sakit?? Luka ga??" panik Ayana sambil mencari letak luka di tubuh Arjuna. Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum malu.

Melihat Ayana melepas rangkulan tangannya dan lebih memilih lelaki jelek itu, Xaniel menggeram. "Aya... Mendekat atau lelaki itu kuhabisi" desis Xaniel penuh emosi.

Ayana berbalik, menatap tajam Xaniel. Ia tidak peduli dengan amarah  Xaniel sekarang. Bisa bisanya Xaniel mendorong teman baiknya. "Lo apaan dah El. Maksud Lo dorong Arjun apa hah?" bentak Ayana.

Xaniel memejamkan matanya, berusaha menahan emosi melihat gadis miliknya membela lelaki lain. Kemudian kembali membuka matanya. Menatap Ayana dengan pandangan mengerikan, membuat bulu kuduk Ayana merinding seketika.

"Aya...Gue ga suka milik gue disentuh orang lain. Lo milik gue!. Gada yang boleh sentuh Lo, termasuk lelaki jelek itu!" tekan Xaniel.

Ayana menggeleng dengan keras. "GUE BUKAN MILIK LO. KITA UDAH PUTUS. LO GADA HAK SOAL SIAPA YANG BOLEH ATAU NGGAK SENTUH GUE"

"AYANA! Shut up!! "

~~~
TBC

YAHAHAHA KASIAN DIGANTUNG. Gimana, naksir ga sama Xaniel? atau malah naksir sama Arjuna?? wkwkwk.
Semoga kalian suka dan paham yaa sama chapter ini. Jangan bosan bosan dan jangan lupa VOTE juga buat apresiasi hehehe.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya para Chomill kuu ╰(^3^)╯

About FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang