11

32.2K 2.3K 31
                                    

Sebuah bangunan besar di tengah kota kini mulai terlihat ramai dengan murid yang mulai berdatangan. Ayana saat ini tengah berjalan di koridor sekolahnya. Teringat mengenai percakapan dengan sang mommy tadi pagi.

Kini di meja makan hanya terlihat mommy Kaylee saja. Ayana yang baru turun dari kamarnya bingung. Mengapa tidak ada daddynya disana??

"Mom Daddy mana?" tanyanya kepada mommy Kaylee yang sedang membuatkan Ayana segelas susu.

Mommy menghela nafas. Menyelesaikan pekerjaannya dan menarik Ayana untuk duduk di kursi meja makan.

"Ana, anaknya mommy. Daddy kamu dari semalem pikirannya ga tenang. Bukannya dia ngelarang kamu buat Deket sama cowo. Tapi Daddy gamau kamu sama dia. Daddy tau semuanya sayang. Mulai dari awal kalian pacaran dan siapa yang cowo itu suka. Dia gasuka kamu kan sebenarnya? Daddy juga tau kejadian pas di resto kemarin. Makanya Daddy gasuka sama dia. Daddy mau kamu tuh dapet cowo yang bener bener sayangnya sama kamu doang, cintanya sama kamu doang. Gada cewe lain" jelas mommy Kaylee pada Ayana.

Mommy Kaylee meraih tangan Ayana dan menaruhnya di pangkuannya. Menatap anaknya itu itu dengan tatapan yang menyiratkan permohonan.

"Mommy boleh minta ga sama Ayana? buat kali ini tolong ya, penuhin kemauan Daddy. Mommy udah berusaha bujuk Daddy buat ga terlalu pikirin semuanya. Tapi sulit. Daddy gamau dengerin. Mommy sebenarnya ga masalah kamu sama siapa, yang penting kamu bahagia sama pilihan kamu. Sekarang mommy tanya, Ana seneng ga sama El?"

Ayana menggeleng tidak tau.

"Nyaman ga?"

Ayana tanpa sadar mengangguk.

"Sayang sama El?"

Kembali menggeleng tidak tau.

"Masih ada kesempatan sayang, kamu masih belum ada rasa sama dia. Kamu pasti bisa buat lepasin dia. Tolong ya anak mommy"

'''

Meluruskan pandangan kedepan. Saat ini ambisi Ayana untuk memutuskan hubungannya dengan cowok sinting itu semakin berkobar. Tidak peduli dengan apapun, permintaan sang daddy serta permohonan sang mommy membuat Ayana tidak tega.

"Gue bisa, harus bisa. Gamau gue kalo harus adaptasi sama lingkungan baru lagi. Bodoamat mau dia gimana" gumamnya.

Tanpa sadar Ayana kini suda berada di depan kelasnya. Memasuki kelas dengan pandangan b aja. Tidak senyum dan tidak sedih. (whwhwhwhhwhwhwhwhhw paham ga sie)

"SELAMAT PAGI WAHAI ADEK TIRI ELSAHHH" sapaan menggelegar tersebut sudah pasti Ayana kenali.

"Berisik Gisel" tegur Aura yang memang duduk di sebelah Gisel. Gisel yang mendengar tidak peduli, dia tetap saja membalikkan badannya ke arah meja Ayana yang berada di belakangnya.

"ANA KU SAYANGG, ADA AFFAH NICHH KOK MUKANYA KELIATAN GALAU? AYANG NIEL GA KASIH KABAR YAA? KACIAN UTUTUTU" ocehnya dengan nada yang masih sama.

Ocehan dari Gisel tentu saja didengar satu kelas, membuat seluruh murid di kelas langsung berbisik bisik mengenai hubungan Ayana dan Xaniel.

Ayana menggeram tertahan. Tatapannya kini tertuju pada Gisel yang masih menatapnya dengan tatapan polos tanpa dosanya. Ingin sekali Ayana cakar wajah bocah di depannya ini.

"Lo apaan sih Gisel ah. Buat malu aja. Awas Lo..." ucapan Ayana terhenti.

"AYANA ADA XANIEL DI DEPAN" teriakan tersebut berasal dari jendela kelas Ayana.
Disana Farhat terlihat mengintip ke kelas Ayana dengan permen stik yang kini berada di bibirnya.

Teriakan tersebut menambah bisikan murid kelas semakin terdengar. Ayana yang sudah terlanjur kesal langsung saja menggebrak mejanya dan berlalu dari kelas. Jangan lupakan tatapan tajamnya kini tertuju pada sang biang masalah awal, Gisel.

+++

Ayana dan Xaniel saat ini berada di taman belakang sekolah. Setelah berhasil keluar dari kelas tadi, Ayana langsung saja menarik tangan Xaniel tanpa memperdulikan teriakan dari teman teman cowo tersebut.

Ayana menghempaskan tangan milik Xaniel, sedangkan sang empu masih diam dengan wajah tenangnya.

"El gue mohon sama Lo, kita selesain semuanya ya? Gue mohon. Gue ga mau jadi pusat perhatian karena gue pacar Lo, gue gamau mommy sama Daddy gue maksa gue pindah karena pacaran sama Lo, gue gamau beban pikiran gue nambah. Please ya?" mohon Ayana dengan menatap Xaniel.

Xaniel tetap bertahan dengan wajah tenangnya. Tidak terdapat emosi di wajahnya saat ini. Sebenarnya dia sudah tau tentang Ayana yang akan dipindahkan oleh daddynya jika mereka tidak segera putus. Tadi malam ia mendapat pesan langsung dari calon mertuanya. Makanya ia tidak kaget.

Ayana masih menunggu jawaban dari lelaki di depannya. Tapi nihil beberapa lama dia menunggu lelaki didepannya tetap dengan wajah tenang seolah tidak terusik. Tidak tau saja Ayana kini sangat frustasi.

"El jawab donggg. Ngapain Lo diem doang. Oh atau Lo gamau status Lo jomblo ya? nanti gue cariin deh cewe yang sesuai type Lo. Atau Lo mau sama Gladis? Gue comblangin deh. Yang penting kita putus" Ayana kembali melanjutkan ucapannya.

"Segitu pengen Lo putus sama gue?" akhirnya Xaniel angkat bicara. Ayana yang mendengarnya langsung antusias. Ia menganggukkan kepalanya mantap.

"Terus maksud Lo nembak gue kemarin apa?" tanya Xaniel kembali.

Ayana terdiam. Ingin mengatakan yang sebenarnya tetapi ia tidak ingin menyakiti perasaan Xaniel. Entah mengapa dia tidak tega. Tetapi memikirkan tentang ucapan mommy dan daddynya, serta ucapan murid yang menghujat nya membuat hati Ayana panas kembali.

"Karna gue TERPAKSA"

•••

HI HI CHOMILL SAYANG 😍💕💕💕
GIMANA PART INI? PENDEK YAA?? HWHHWHWHW SORRY😇😇😇
PUAS GA XANIEL DIGITUIN? PUAS PASTI😼😼
BANYAK YANG MAU AYANA PINDAH, KASIAN BANGET GUE SAMA EL ANAK GUE😔
TEGA LO PADA😔😔
TAPI GAPAPA DEMI KALIAN GA MINGGAT😍

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YAA. KECEWA BANGET SAMA PART KEMARIN JAUH BANGET JUMLAH VOTING NYA SAMA PART SEBELUMNYA 😞
SEMOGA VOTE KALI INI MAKIN NAMBAH BIAR GA MALES POST😞
MOHON APRESIASI YA PARA CHOMILL KU 🌷💗

SEE U DI NEXT PART💗💗🌷🌷

About FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang