9

45.5K 3.3K 144
                                    

Ayana membeku. Bentakan pertama kali yang ia dapat selama hidupnya. Matanya bergetar menatap kosong ke arah mata hitam Xaniel. Xaniel yang sadar akan kelakuannya barusan, langsung saja meninggalkan Ayana dan Arjuna.

Arjuna yang sedari tadi diam menatap perdebatan didepannya kini tersadar jika Ayana saat ini sedang tidak baik baik saja. Arjuna langsung saja menangkup wajah Ayana yang saat ini sudah mengeluarkan air mata.

"Hey Ana u okei" tanyanya dengan nada lembut.

Tidak mendapat respon dari Ayana, Arjuna lantas membawa Ayana kedalam rengkuhannya. Menumpukan kepalanya di bahu Ayana dan mendorong kepala Ayana untuk bersandar di dada bidangnya. Arjuna mengusap punggung Ayana dengan membisikkan kata kata penenang untuk gadis ini.

" it's okei Ana, i'm here. Gausah takut, ada Arjun. Arjun akan jadi pelindung pertama buat Ana kalo ada yang nyakitin Ana. Don't cry.."

'''

Suasana di dalam kelas XI IPA 1 kini sangat sunyi. Dikarenakan sekarang menunjukkan waktu istirahat, membuat kelas tersebut sunyi. Tetapi di dalam kelas tersebut terdapat 3 orang gadis. Ayana, Gisel serta Aura.

Kedua sahabat Ayana khawatir melihat kondisi Ayana saat Ayana dibawa oleh ketua OSIS mereka dalam keadaan tidak baik baik saja. Matanya sembab menandakan gadis itu habis menangis. Arjuna meninggalkan Ayana dengan kedua sahabatnya tersebut. Ia yakin mereka berdua bisa membuat Ayana lebih baik. Setidaknya ia sudah menenangkan Ayana dengan memberikan sandaran kepadanya.

"Ana kenapa si? Ada apa sebenarnya? Lo habis nangis karna apa? Itu ketos ganteng ngapain Lo hah? Biar gue aja yang lawan!!" oceh Gisel heboh.

Aura berdecak sebal melihat tingkah konyol Gisel. Ia melemparkan pulpen ke arah Gisel dan berhasil mengenai wajahnya.

"Diem. Bacot banget" semprot Aura pada Gisel.

Gisel bersedekap dada dengan wajah ditekuk. Tapi tak ayal ia tetap menuruti ibunda kita terhormat, ibunda Aura.

Aura memperhatikan Ayana yang kini sudah terlihat normal kembali, walau raut wajahnya menampilkan raut datar.

"Kantin?" tanya Aura.

Ayana yang mendengar pertanyaan yang dilemparkan Aura padanya hanya menggeleng sembari tersenyum tipis.

"Kalian aja, gue bawa bekel. Sorry buat kalian khawatir" ucap Ayana. Gisel dan Aura akhirnya dapat bernafas lega. Setelah beberapa menit, Ayana mau mengeluarkan suaranya.

Aura paham bahwa Ayana saat ini membutuhkan waktu sendiri. Jadi ia langsung menarik tangan Gisel keluar sebelum gadis itu mengeluarkan ocehan tidak berfaedah nya. Gisel yang baru saja ingin kembali bertanya tersentak saat Aura menariknya. Akhirnya ia memilih memaki maki Aura daripada melemparkan pertanyaan ke Ayana.

"GUE SAMA NI CURUT KE KANTIN DULU. LO BAIKIN MOOD LO DULU AJA." seru Aura yang kini sudah terlihat keluar dari dalam kelas.

"Ishhh Aura lepasin guee. Gue mau nanya sama Ana. HUEEE ANA TOLOGIN GUEEEE!!!!"

Ayana menghembuskan nafasnya. Mengapa ia bersikap berlebihan seperti ini. Padahal ia hanya di bentak. Sebenarnya wajar gak sih dia seperti ini? Ini pertama kalinya ia merasakan bentakan dari seseorang. Tetapi ini bukan seratus persen reaksinya, perasaan Ayana lama juga muncul membuat reaksi yang ia buat terlihat berlebihan.

Ayana kembali dibuat bingung oleh Xaniel. Apa yang sebenarnya terjadi? Ada apa dengan lelaki itu? Mengapa ia menahannya begitu keras? Dan apa yang harus Ayana katakan pada ayahnya nanti jika ia bertanya mengenai hubungannya?

Kembali menghela nafas. Sudahlah, nanti saja ia pikirkan. Sekarang ia harus memakan bekal dari mommy Kaylee, perutnya sudah meronta ronta meminta asupan daritadi. Ia mengeluarkan bekal serta botol minumnya dan mulai memakan bekalnya.

'''

Saat ini dikantin, terdapat 4 orang pemuda yang berada di meja Stand makanan mang Jaja. Salah satu dari mereka kini memandang kosong kedepan tetapi dengan raut datar. Ia Xaniel.

Sedari tadi Xaniel sangat merasa resah entah mengapa. Rasanya sangat aneh setelah ia membentak Ayana. Ada perasaan bersalah muncul dihatinya. Namun Xaniel enggan untuk meminta maaf. Gengsi bos!!.

"WOY Niel. Lo ngapa dah? daritadi diem diem Bae" celetuk seorang pemuda yang kini sedang memakan kacang telur.

"Tau tuh, Lo ada masalah? gara gara dihukum? biasa juga di hukum" sahut pemuda lainnya yang diangguki pemuda tadi.

Joshua dan Farhat. Mereka bingung, apa yang terjadi dengan Xaniel? Memang si Xaniel selalu diam saja, tapi kali ini terlihat berbeda. Aura menyeramkan Xaniel sangat kentara jelas menunjukkan bahwa lelaki itu sedang ada sesuatu.

Sedangkan Adrian hanya diam. Ia tidak peduli apa yang sedang terjadi. Toh jika ada masalah serius Xaniel akan tetap menceritakannya.


Joshua kesal tidak mendapatkan respon apa apa dari Xaniel. Mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Tapi matanya menemukan pemandangan yang mungkin bisa membuat Xaniel kembali mengangkat suara.

Melirik Xaniel yang berada di sebelahnya kemudian menyenggolnya. Xaniel menatap kearah Joshua dan menaikkan alisnya bingung.

"Liat noh. Haga sama Gladis makin hari makin so sweet aja. Haga gemes banget deh nyuapin Eneng Gladis." kata Joshua. Ia baper sendiri melihat Haga yang saat ini tengah menyuapi Gladis membuat gadis itu tersipu malu.

Xaniel, Adrian dan juga Farhat refleks mengarahkan pandangannya kearah dua manusia yang dimaksud Joshua. Dan benar saja, pasangan tersebut saat ini menjadi pusat perhatian. Siapa yang tidak mengenal Couple goals Indonesian High School tersebut? Walaupun kabar jadian mereka belum pasti, tetapi mereka sudah sangat terlihat seperti sepasang kekasih.

Xaniel yang melihat pemandangan tersebut merasa sedikit panas didalam hatinya. Namun pandangan kosong yang Ayana tunjukkan padanya, tiba tiba terlintas dipikirannya dan mampu membuat rasa panas di hatinya menghilang digantikan dengan rasa resah.

'Ck! Kenapa malah jadi gini si? Gue kenapa si bangsat. Gue harus pastiin perasaan gue. Aya atau Gladis?'

~~~
TBC

Hii para Chomill kuu. Sorry ya telat up. Kemaren nonton MPL seneng banget ONIC bisa menang huhuu...
Sebenarnya ga niat up kemaren, cuman karna liat VOTE kalian tuh buat aku ga pengen kalian kecewa makanya up. Thanks yaaaa.... Love kalian <333
Gimana sama chapter ini? Wkwk maaf banget kalo pendek, otak saya buntu😫
Semoga suka dan paham sama chapter ini yaaa. Jangan lupa VOTE biar aku up lagiii dan kalian bisa tau perasaan Xaniel sebenarnya.
See you di chapter selanjutnya para Chomill kuu ╰(^3^)╯

About FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang