(Buat yang bingung di part sebelumnya, kenapa kayak keulang. Itu tuh bukan keulang ya guyss. Itu POV Xaniel nya. Dan part ini udah bukan part Xaniel yaa! Jadi semoga udah ga bingung lagi.)
••••
"El?" panggil Ayana kepada Xaniel yang masih mendusel di lehernya. Ayana masih shock dengan perubahan cowok ini. Apa sebenarnya yang ada di pikirannya?
Xaniel mengangkat kepalanya dari leher Ayana dan menatap Ayana "Huumm?? Kenapa Ayy??"
"Harusnya gue yang nanya gitu. Lo kenapa sih? Gue kan udah bilang kita udah gada hubungan lagi El. Jadi ga pantes kita kayak gini" jelas Ayana. Ia berusaha untuk turun dari pangkuan Xaniel. Namun Xaniel menahan pinggangnya dengan kuat.
Xaniel murung mendengar ucapan Aya-nya. "Ayy. Kamu masih pacar aku. Aku kan ga setuju kamu minta putus" balas Xaniel dengan wajah cemberut.
Ayana yang melihat itu sempat goyah. Wajah Xaniel terlalu menggemaskan jika seperti ini. Kalian harus tau kalo Ayana tidak tahan dengan sesuatu yang menggemaskan. Namun Ayana tetap menggeleng berusaha mempertahankan keputusannya. Ia menangkup pipi Xaniel membuat bibir yang tadi cemberut itu menjadi semakin cemberut. 'Tahan Ayana' semangatnya pada dirinya sendiri.
Menatap mata Xaniel dan berkata "El, ini salah. Kamu cintanya sama Gladis bukan sama Ayana. Kamu harus perjuangin cinta kamu, kalau pun nanti kamu gagal. Kamu ga boleh buat hubungan baru kalo hati kamu masih sama orang lama. Sakit El. Aku emang punya raga kamu tapi hati kamu masih sama masa lalu kamu. Jadi sebelum aku jatuh sejatuh jatuhnya, lebih baik aku mengakhiri semuanya. Paham kan maksud aku?" Ayana senantiasa menatap mata milik Xaniel. Walaupun dalam hatinya seperti diremas kuat, namun ia tetap berusaha terlihat kuat.
Xaniel berkaca kaca. Ia semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Ayana. "Ayy aku.. aku ga cinta sama Gladis Ayy. Aku cuman cinta sama Aya-ku. Aku ga pernah cinta sama Gladis. Aku udah pikirin semuanya. Dan ternyata aku cuman penasaran dengan Gladis bukan cinta. Dan gatau kenapa sekarang aku cinta sama kamu Ayy. Aku gamau kamu pergi, aku ga rela liat kamu sama cowo lain, aku ga suka kamu menghindar. Maaf kalo kemarin aku masih plin plan sama perasaan aku. Tapi sekarang udah ngga, aku udah yakin sama perasaan aku Ayy. Jadi tolong ya, kasih aku kesempatan. El cuman mau sama Aya" ujar Xaniel. Xaniel benar benar tulus sekarang. Yang ia katakan semuanya jujur. Ia juga sempat mengatakan dirinya bodoh karna merasa menyukai cewe menye itu.
Ayana masih membingkai wajah Xaniel dengan tangannya saat Xaniel mengatakan itu. Ia merasa tersentuh dengan Xaniel, tapi mengingaat Daddy nya ia kembali mempertahankan keputusannya. "Tapi Daddy ga setuju sama hubungan kita El. Kamu tau? Daddy mau mindahin aku kalo sampe hubungan kita masih berlanjut"
Xaniel menganggukkan kepala. "Aku tau Ayy. Makanya, pulang nanti aku bakal bicara langsung sama daddy kamu. Kamu cukup diam dan biarkan aku yang merjuangin kamu. Kamu cukup terima aku di hidup kamu Ayy" ucap Xaniel. Xaniel akan melakukan apapun untuk Aya-nya. Kalaupun nanti daddy Ayana tidak setuju, ia akan tetap berusaha meyakinkan daddy Ayana. Karna ia tau Ayana menyayangi daddy-nya jadi dia harus berjuang mendapatkan restu dari Daddy Ayana.
Ayana seolah terhipnotis, ia mengangguk menjawab ucapan Xaniel. Mereka terkunci dengan tatapan masing masing. Entah siapa yang memulai, bibir mereka saat ini bertemu dan saling membalas. Kejadian ini seperti tidak disadari oleh keduanya. Bahkan mereka tidak menyadari, mereka berbicara tidak seperti bermusuhan lagi. Melainkan seperti pasangan yang saling mencintai.
>>>
Sekarang sudah menunjukkan waktu untuk para murid pulang kerumah masing masing. Sama halnya dengan kedua pasangan kita saat ini. Xaniel berdiri di depan pintu kelas Ayana ditemani Joshua dan Adrian. Jangan tanyakan Farhat kemana. Ia sudah pulang duluan karna merindukan sang mami.
Kelas Ayana terlihat sudah bubar. Namun Ayana belum terlihat sama sekali. Saat sudah tidak ada lagi murid keluar dari kelas, Xaniel masuk dan melihat Ayana telungkup di atas meja. Kedua temannya terlihat menggoyangkan badan Ayana.
Xaniel berdehem menyadarkan kedua gadis tersebut. "Kenapa cewe gue?" tanya dengan wajah datar khasnya.
Kedua gadis tersebut menoleh ke sumber suara. Kemudian Aura mendengus sedangkan Gisel tersenyum malu melihat keberadaan Joshua dan Adrian di belakang Xaniel.
"Dia ketiduran. Pas pelajaran tadi katanya perutnya sakit, Ibu Mila udah nyuruh ke UKS dianya gamau. Jadi tidur disini deh" jawab Gisel menunjuk Ayana.
Xaniel yang mendengar hal tersebut refleks berjalan kearah Ayana. Membuat Aura dan Gisel menjauh. Xaniel kemudian berlutut untuk menyamakan tingginya dengan Ayana. Ia kemudian mengelus kepala Ayana dan berbisik sesuatu. Setelah itu, terlihat Ayana langsung terbangun dengan wajah pucatnya langsung menatap wajah Xaniel. Xaniel semakin bertambah khawatir.
"Ke rumah sakit aja ya?" Ayana menggeleng sambil tersenyum.
"Pulang aja" balasnya. Tak menunggu lama, Xaniel langsung menggendong Ayana bridal dan meminta kunci mobil milik Adrian. Tidak mungkin ia membawa Ayana yang sedang kesakitan begini dengan motor kan. Kemudian ia berjalan keluar kelas.
"CIEE SODARA NYA ELSA UDAH BUCIN KIW KIW" teriakan Gisel terdengar walau Xaniel sudah berada di luar kelas mereka. Ayana yang mendengar itu terlanjur malu sendiri dan langsung menenggelamkan wajahnya ke dada Xaniel. Xaniel hanya terkekeh melihat tingkah malu malu Ayana.
TBC~
Kayanya hari ini bakal double up. Tapi kalo part ini dapat 100 vote. Bantu votenya ya. Part 18 udah kubuat. Tapi mau liat antusias kalian dulu sama kisah mereka ><
![](https://img.wattpad.com/cover/338324716-288-k733989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
About Figuran
خيال (فانتازيا)Nayana Agrelyna Axifa. Gadis introvert yang hidup di sebuah panti asuhan. Dari kecil jarang ada yang mau berteman dengannya, hanya ibu panti yang sering berinteraksi dengan Nayana. Nayana tidak peduli mengapa ia bisa di panti asuhan sejak bayi. Menu...