15

25.2K 1.5K 26
                                    

Xaniel melangkahkan kakinya masuk ke dalam markasnya. Disana sudah terlihat 3 lelaki yang sedang duduk di sofa dengan meringkuk ketakutan membelakangi Xaniel. Xaniel yang melihat itu menyeringai. Dengan langkah perlahan, ia mendekati teman temannya. Dan kemudian

"Kalian ngapain" lirihnya membuat ketiga lelaki tersebut berjengit ketakutan. Mereka bertiga sontak membalikkan badannya melihat sang pelaku yang kini tersenyum puas berhasil membuat mereka ketakutannya.

Tatapan tajam kini mengarah ke Xaniel yang dengan santainya berjalan ke arah single sofa. "Jangan bilang yang tadi juga elo?" tanya Joshua mewakilkan pertanyaan Farhat dan Adrian.

Xaniel menganggukkan kepalanya dan kemudian mengambil sebatang rokok dan menghisapnya tanpa beban. Sedangkan ketiga lelaki tadi sudah kepalang emosi, langsung saja melemparkan selimut dan bantal sofa ke arah Xaniel yang langsung dihindari dengan begitu mudah. "ANJING LO NIEL, BAJINGAN" teriak Farhat.

Yang diteriaki hanya santai saja seolah baru saja tidak terjadi apa apa. Joshua dan Adrian masih dilanda emosi hanya bisa mengusap dada sabar.

Hening. Tak lama kemudian, ucapan Adrian membuat suasana yang tadinya biasa saja berubah menjadi mencekam. "Aya gimana kabarnya? kapan lo putusin? cepetan!, gue ga sabar soalnya" ucapan Adrian berhasil merebut perhatian Xaniel. Lantas ia melemparkan pandangan ke arah Adrian dengan tatapan tajamnya.

"Tutup mulut Lo. Jangan nyebut Aya gue! Lo ga pantes" peringat Xaniel. Adrian hanya mengangkat bahu acuh kemudian menyandarkan tubuhnya ke sofa. Sedangkan Farhat dan Joshua terlihat kebingungan. Aya? Siapa?

Farhat menyenggol lengan Joshua "Siapa Aya?" Joshua hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian Joshua menatap Xaniel dan Adrian bergantian. "Siapa sih Aya? Ayana kah?" tanya Joshua.

Xaniel meradang "Jangan ada yang nyebut dia Aya gue bilang!" ucapnya lantang. Joshua langsung menutup mulutnya rapat rapat melihat Xaniel menatapnya bak predator.

"Emang kenapa Ayana? Lo mau putusin?" tanya Farhat pada Xaniel.

Xaniel menghembuskan nafasnya pelan. Ia menggelengkan kepalanya. "Gue gatau, gue bingung sama perasaan gue. Di satu sisi gue ga rela dan gabakal mau lepasin Aya gue. Tapi disisi lain ada Gladis yang gabisa gue lupain" curhatnya dengan menundukkan kepalanya. Xaniel merasa seperti pecundang saat ini.

Joshua dan Farhat menatap iba kepada Xaniel. Jarang jarang loh Xaniel mau menceritakan isi hatinya. Tapi kali ini dengan mudahnya dia curhat. Sedangkan Joshua ia menyeringai. "Makanya jadi cowo jangan plin plan" sarkas Adrian yang langsung mendapatkan geplakan mantap dari Farhat. "Lo kalo ngomong liat sikon bego, temen Lo lagi sedih tolol" bisiknya kepada Adrian.

"Gue tanya dulu deh buat mastiin perasaan lo sebenarnya buat siapa" ujar Joshua. Joshua ini sudah tamat dengan sifat perempuan. Jangan lupakan sifat playboy mendarah daging padanya. Farhat hanya bisa mendengarkan soalnya sifat perempuan yang ia tahu hanya sifat lembut maminya saja.

Xaniel yang mendengar itu menaikkan pandangan dan menatap Joshua dengan tatapan bertanya.

"Gladis sekarang masih sering Lo pikirin ga?"

Xaniel menggeleng.

"Lo masih panas ga liat Gladis sama Haga mesra mesraan?" tanyanya lagi.

Xaniel kembali menggeleng.

"Jadi sekarang Lo sering mikirin Ayana?"

Xaniel mengangguk

"Lo panas denger Adrian ngomongin Ayana?"

Xaniel mengangguk.

"NAH ITULAH BEGO. LO TUH SUKA AYANA BUKAN GLADIS LAGI. WAHH GILA, AYANA NGAPAIN BJIR SAMPE SEMUDAH ITU BUAT LO PINDAH HATI? YANG BENER AJA??!!" pekik Adrian membuat Farhat ikut heboh "RUGI DONG GLADIS NOLAK LO DEMI SI HAGABLOK ITU" heboh Farhat.

About FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang