Berminggu-minggu telah berlalu. Kini, sudah satu bulan. Selama satu bulan ini, Haechan terus melakukan kemoterapi. Bukannya kembali sehat, Haechan malah semakin merasakan sakit.
Haechan menatap pantulan dirinya, pipi gembulnya kini berubah menjadi tirus, kantung matanya semakin hitam, tubuhnya yang awalanya berisi juga semakin kurus.
Dan bodohnya, Mark tidak menyadari perubahan tubuh adiknya. Setidak peduli itukah Mark pada Haechan?
Haechan menghela nafas, lalu membasuh wajahnya. Setelah itu dia keluar dari toilet dan kembali ke kelas.
***
Haechan hendak berbalik saat melihat Jeno Jaemin dan Renjun yang berada di anak tangga.
Tapi, Jeno menyadari keberadaannya. "Hei, pembunuh! Lo mau kemana?!"
Setelah Haechan pingsan dihadapan mereka, ternyata tidak merubah kebiasaan mereka yang selalu merundung Haechan.
Jaemin dan Renjun lantas menatap Haechan, dan Renjun menghela nafasnya. Sudah pasti, Haechan akan mereka rundung lagi.
Jeno Jaemin dan Renjun lantas menghampiri Haechan, Haechan hanya bisa menunduk tidak mau menatap mereka bertiga.
Jeno mengangkat tangannya, Haechan sudah memejamkan matanya. Namun, dia mengernyit saat tak merasakan apapun.
Perlahan dia membuka matanya dan menatap tangan Jeno yang sudah berada di atas kepalanya.
"Kenapa lo ngeliatin gua?"
Haechan menggeleng dan menunduk lagi. Jeno tertawa kecil, dan Jaemin Renjun mengernyit tidak mengerti.
Tangan Jeno berpindah ke pundak Haechan, dia merangkul Haechan.
"Lo capek gak sih gua rundung terus, Chan?"
Perlahan Haechan mengangguk.
"Sama, gua juga capek ngerundung lo. Temenan aja yuk kita!"
"Mwo?" Haechan mengangkat kepalanya dan menatap Jeno tidak mengerti.
"Kita temenan. Jujur, gua capek ngerundung lo yang nggak pernah melawan."
"Lo bilang apa tadi, Jen?" Jaemin menatap temannya itu.
"Kalian capek nggak sih ngerundung Haechan terus?"
"Y-ya... Capek sih. Haechan kurang seru, gua tuh pengen ngerundung orang yang melawan, kurang suka gua tuh ngerundung orang yang diam aja pas dirundung," Ucap Jaemin.
Renjun perlahan tersenyum, dia mendekati Haechan. Lalu merangkul pundak Haechan juga.
"Jadi, kita temenan sekarang?" Tanya Renjun.
Jaemin perlahan mengerti. Dia juga ikut tersenyum, menghampiri Jeno dan merangkul pundak sahabatnya. Mereka sekarang terlihat lucu, kempat orang itu saling merangkul dan tersenyum di tengah jalan menuju tangga.
"Tentu!" Seru Jeno.
Haechan menunduk, tampak bahunya bergetar. Dan air mata perlahan jatuh dari pipinya, Renjun yang sadar langsung menatap Haechan dan mengangkat kepala pria itu.
"Eh? Lo nangis?"
Haechan menggeleng, dia tersenyum dan menghapus air matanya.
"Gomawo... Udah mau jadi temen Haechan."
Jeno tersenyum. "Maafin kita juga ya, Chan? Selama ini udah rundung lo. Janji deh, nggak bakal ngerundung lo lagi!"
"Iya, kan sekarang kita temen," Lanjut Renjun.
Haechan tertawa kecil. "Jadi, sekarang kita beneran temen?"
Ketiganya mengangguk. Haechan semakin mengembangkan senyumnya, dia memeluk ketiga teman barunya.
"Gomawo, Jeno~ya, Jaemin~nie, dan Renjun~nie."
'Terimakasih. Setidaknya aku memiliki teman, sebelum aku benar-benar pergi dari dunia ini...' Batin Haechan
00L
Lee Haechan, Lee Jeno, Na Jaemin dan Huang Renjun
Voment juseyo ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sayang Hyung [HIATUS]
DiversosCerita seorang kakak adik yang awalnya saling menyayangi. Namun, sang kakak entah kenapa menjadi sangat benci pada adiknya. 'Kau pembunuh!' 'Kau bukan adik ku, dasar pembunuh!' 'Aku bukan pembunuh, Hyung...' 'Hyung...sakit.' 'Haechan~ah...bertahanla...