10.Haechan and Jaemin

566 45 1
                                    

Jaemin tidak pernah menyangka jika dia dan yang lainnya akan menjadi sahabat dari orang yang selalu mereka rundung.

Awalnya, Jaemin kira berteman dengan Haechan membosankan ternyata tidak. Haechan anak yang ceria, selalu mencairkan suasana dia benar-benar seperti matahari. Dan Jaemin nyaman berada di dekatnya.

Jaemin akui Haechan menyebalkan. Dia tidak pernah mengira jika Haechan memiliki sisi menyebalkan seperti itu. Kadang-kadang anak itu selalu mengganggunya, menjahilinya bahkan selalu mengikutinya kemanapun dia pergi.

Jaemin juga baru tahu, jika dia dan Haechan memiliki golongan darah yang sama.

Tapi, Jaemin bahagia menjadi teman dari seorang Lee Haechan. Matahari kecil yang selalu bisa membuatnya tersenyum dengan tingkah absurd nya.

***

Haechan dan Jaemin sekarang berada di perpustakaan. Hendak mencari buku untuk mengerjakan tugas kelompok mereka.

Tentu saja itu paksaan dari manusia bernama Lee Haechan. Jaemin mana mau ke tempat yang namanya perpustakaan, dia sangat membenci belajar. Tapi, entah kenapa dia selalu mendapatkan nilai yang tinggi saat ujian.

"Haechan~ah, ayo kita pulang saja!"

"Sebentar, bukunya belum ketemu."

"Besok-besok saja kita mengerjakan tugasnya, Haechan. Aku benar-benar tidak tahan berada disini."

Haechan menghela nafas saat Jaemin terus menarik-narik kecil tangannya.

"Arraseo, kita pulang..."

***

Sekarang kedua manusia itu berada di sebuah taman, taman itu cukup ramai.

"Jaemin~ah," Panggil Haechan.

"Hmm?" Jaemin menoleh, menatap Haechan yang menatap lurus kedepan.

"Jika, suatu hari nanti. Aku pergi dari dunia ini, apa kau dan yang lain akan bersedih?"

Jaemin mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"

"Aku hanya bertanya. Jawab saja."

"Apa-apaan pertanyaan mu itu, Haechan?!"

Haechan tersenyum tipis, lantas menatap sahabatnya yang tengah menatapnya dengan raut wajah kesal.

"Mianhae..." Haechan mencubit pipi gembul Jaemin. "Aigoo... Kau neomu kiyowo!!"

"Akh!! Sakit!!!"

Haechan tertawa kecil, lalu melepaskan cubitannya. Dia kembali menatap lurus ke depan.

"Haechan..."

"Wae?"

"Tentang pertanyaan mu tadi. Apa maksudnya?"

"Tidak ada. Aku hanya bertanya saja..."

"Kenapa harus bertanya yang seperti itu?"

"Tidak tau. Sudahlah tidak usah dibahas lagi."

Jaemin ikut menatap lurus kedepan, menatap anak-anak kecil yang sedang berlari mengejar satu sama lain.

"Haechan~ah..."

"Aku akan sedih jika kau pergi dari dunia ini..."

***

Kedua manusia itu sekarang berada di rumah Jaemin. Jaemin yang meminta Haechan untuk mampir kerumahnya.

"Eoh? Kau membawa teman baru?"

Jaemin tersenyum pada ibunya. "Ne.. Eomma perkenalkan dia Haechan, teman baruku."

Aku Sayang Hyung [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang