2.Get Bullying

739 61 2
                                    

Beberapa tahun telah berlalu. Kedua anak laki-laki yang dulunya masih kecil sekarang sudah menjadi pria dewasa.

Mark sekarang sudah berusia 21 tahun, dan Haechan masih berusia 18 tahun. Setelah dewasa, Mark memutuskan untuk tinggal dirumahnya sendiri.

Ya, Mark membangun rumahnya sendiri dengan uang hasil kerja kerasnya. Tentu saja Haechan ikut tinggal bersamanya. Walaupun Mark membenci adiknya, tapi mereka tetaplah saudara. Dan kedua orang tua mereka tidak akan senang jika mengetahui anak-anaknya tidak tinggal satu atap.

***

Brak!

Haechan yang sedang tertidur, terkejut mendengar suara dobrakan pintu. Dia membuka sedikit matanya, dan menangkap sesosok pria tampan yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

 Dia membuka sedikit matanya, dan menangkap sesosok pria tampan yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun. Gua tunggu dibawah," Setelah mengatakan itu, Mark langsung pergi dari kamar adiknya.

Haechan mengubah posisinya menjadi duduk, dia mengucek matanya. Dia termenung selama beberapa menit, berusaha mengumpulkan nyawanya.

Setelah itu, ia langsung pergi ke kamar mandi. Kehidupan mereka sama-sama saja dari hari ke hari. Tidak ada yang spesial.

Mark yang membangunkannya, lalu mengantarnya ke sekolah, lalu malamnya Haechan dimarahi karena sebagai pelampiasan Mark yang sedang lelah dan kesal.

Ya, begitulah kehidupan Lee bersaudara. Haechan yang selalu terkena marahan Mark, dia juga tidak sekali dua kali di pukuli oleh Mark, selalu mengatakan bahwa dia adalah pembunuh dan kata-kata makian lainnya. Haechan kuat, dia sudah kebal.

***

"Mati aja lo, dasar pembunuh!"

"Pembunuh nggak cocok sekolah disini!"

"Mati lo!"

"Nggak tau terimakasih!"

"Beban! Kasian gua sama ibu lo yang ngelahirin anak nggak berguna!"

"Pembunuh!"

"Pembunuh!"

"Mati lo, Lee Haechan!!!"

"AKU BUKAN PEMBUNUH!" Tangan Haechan yang sedari tadi ia kepal gemetar. Perlahan ia menatap teman-teman sekolahnya yang setiap hari merundungnya.

"Aku bukan pembunuh...hiks," Haechan akui ia cengeng. Bisa-bisanya dia menangis padahal dia laki-laki.

"Cih, cengeng!"

"Lo pembunuh! Lo udah bunuh ibu lo sendiri!"

"Harusnya lo nggak lahir ke dunia!"

"Cukup...aku bukan pembunuh...hiks..." Bahu Haechan gemetar, dia takut. Kakinya lemas dan akhirnya duduk di tanah. "Mark Hyung...jebal..."

Aku Sayang Hyung [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang