21.Jaemin is paralyzed

422 47 8
                                    

BUGH!!!

"Harusnya, aku tidak membiarkan mu, pergi berdua dengan Jaemin!"

BUGH!!

"Harusnya, aku tidak pernah mengajakmu untuk menjadi teman ku!"

BUGH!

"Harusnya, aku tidak pernah melupakan fakta, bahwa kau adalah pembunuh!!"

BUGH!

"Sekali pembunuh, tetaplah pembunuh. Kau, adalah pembunuh!"

"Jeno~ya! Hentikan! Kau bisa membunuhnya!!"

Jeno yang tadinya hendak memukul Haechan lagi terhenti, ketika mendengar teriakan dari sahabatnya. Kedua tangan kekarnya terkepal, nafasnya tersengal.

Haechan, pria manis itu sudah tersungkur di lantai rumah sakit. Ujung bibirnya berdarah, hidungnya juga mengeluarkan darah. Wajahnya sudah memar akibat Jeno yang memukulnya 4 kali tanpa ampun.

Jaemin sudah dilarikan kerumah sakit ini 2 jam yang lalu. Dan manusia kelinci itu sudah dimasukkan keruang operasi, Jaemin kehilangan banyak darah.

Haechan menelfon kedua temannya. Mereka baru saja datang, dan Jeno langsung memukulnya dan memakinya.

CEKLEK!

Pintu ruang operasi terbuka, menampilkan seorang dokter yang keluar dari ruang operasi Jaemin.

"Keluarga Na Jaemin?"

"Saya sahabatnya dokter!" Sahut Jeno.

"Ikut keruangan saya sebentar. Ada yang perlu saya sampaikan," Ucap dokter itu. Dokter itu pergi dari hadapan mereka bertiga menuju ruangannya.

Jeno tidak langsung mengikuti dokter itu, dia mendekati Haechan yang terduduk dilantai. Dia menarik kerah seragam sahabatnya itu dengan kencang membuat Haechan berdiri.

"Dengar! Jika, sesuatu terjadi pada Jaemin. Aku akan membunuhmu! Jangan kau berdiri di hadapan Jaemin nanti. Aku yakin dia pasti tidak mau menemui mu," Setelah mengatakan itu, Jeno dan Renjun segera pergi dari sana.

Tak lama, Haechan terisak. Dia memeluk kedua lututnya dan menaruh kepalanya di atas lututnya.

"Nana~"

"Maafkan aku. Ini semua salahku, hiks~"

"Aku mohon, semoga kau tidak apa-apa, Na. Aku... Aku takut kehilangan mu, Na," Lirih Haechan. Isakannya berubah menjadi tangisan. Hatinya semakin sesak saat kejadian Jaemin tertabrak kembali terputar jelas di otaknya.

***

"Jae–"

"Aku tidak lumpuh kan, Jen?"

"Na, begini–"

"Tolong jawab aku. Aku tidak benar-benar lumpuh kan, Jeno?" Pandangan Jaemin teralih pada Jeno yang menatapnya dengan sendu.

Jaemin sudah dipindahkan ke ruang rawatnya beberapa jam yang lalu, dan dia baru saja sadar. Saat sadar, Jaemin harus mendapatkan kenyataan pahit ini. Dia dinyatakan lumpuh.

"Kau... Kau benar-benar lumpuh, Na," Jeno menunduk dalam tak berani menatap mata Jaemin.

"Tidak mungkin. Kau pasti bohong kan?! Aku tidak mungkin lumpuh! Renjun!" Jaemin menarik pelan tangan Renjun untuk mendekati ranjangnya. "Katakan, jika Jeno berbohong padaku. Katakan jika aku tidak lumpuh. Hiks, tolong katakan~" Jaemin menangis. Air matanya tak henti-hentinya mengalir.

Renjun juga terisak, tangan kanannya bergerak untuk mengelus lembut kepala Jaemin. "Jaemin~ah. Jeno tidak berbohong. Kau benar-benar lumpuh," Lirih Renjun.

Aku Sayang Hyung [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang