Haechan yang awalnya sudah diperbolehkan pulang, kini kembali di rawat dirumah sakit. Alasannya, karena tadi saat Haechan baru selesai makan siang, anak itu drop. Tubuhnya kejang-kejang, dia muntah darah dan mimisan lagi.
Membuatnya mau tak mau harus dirawat kembali sampai kondisinya membaik. Ketiga temannya senantiasa menunggu Haechan disana, tidak ada satupun dari mereka yang beranjak.
Haechan masih tertidur karena pengaruh obat bius yang Siwon berikan agar anak itu tenang.
Jaemin menghela nafasnya lelah, dia mengelus lengan sahabatnya itu. Matanya sudah sembab menangisi Haechan yang tadi drop, syukurlah sekarang anak itu sudah baik-baik saja.
Jaemin takut saat melihat Haechan seperti itu tadi, berbagai pikiran buruk menghantui pikirannya. Tapi, Jaemin berusaha untuk berpikir positif, dia yakin sangat yakin. Haechan sahabatnya tidak selemah itu, dia anak yang kuat.
***
Sementara disisi lain. Mark yang dari kemarin tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan adiknya yang dibawa pergi oleh Jaemin, kini menatap jalanan kota Seoul dari jendela kantornya.
"Dia membawa anak itu kemana?" Mark menggumam.
"Apa Haechan sekarang berada dirumah sakit?"
Mark menghela nafas, dia memijat pangkal hidungnya. "Kenapa kau mengkhawatirkannya, Mark? Biarkan saja dia pergi. Dia tidak kembali pun kau harusnya senang."
Tok! Tok! Tok!
"Masuk."
Ceklek!
Pintu dibuka, menampilkan sesosok wanita bergaya modis masuk kedalam ruangan Mark dengan langkah angkuh.
"Mark."
Mark berbalik menatap wanita yang berada di depannya. "Noona? Wae?"
"Kau, tidak mau mencari anak itu?" Minju.
"Tidak. Untuk apa aku mencarinya? Biarkan saja."
Minju menghela nafas. "Bagaimana pun dia adik mu, Mark. Jangan membenci sampai segitunya."
"Bukankah Noona yang menyuruhku untuk membencinya?"
Minju terdiam. Yang dikatakan Mark memang benar, dia yang menyuruh Mark untuk membenci adiknya itu. Dan Mark dengan bodohnya menurutinya.
"Lagipula, Noona juga membencinya kan?"
"Ne, aku juga membencinya. Tapi, kau tidak khawatir? Dia dibawa oleh orang asing semalam. Bagaimana jika dia kenapa-napa?"
"Aku tidak peduli," Mark kembali menatap jendela kantornya.
Minju menatap Mark dengan tatapan yang sulit diartikan, dia lantas berbalik dan pergi dari sana.
***
Jaemin berdecak pelan saat dia tidak sengaja menabrak seseorang. Belanjaannya jatuh begitu saja di jalan.
Dia tadi disuruh oleh Renjun untuk membeli cemilan di supermarket terdekat. Dia ingin menolak, namun dia juga ingin mengemil. Jadi, dengan agak terpaksa Jaemin pun akhirnya menuruti Renjun.
Jaemin berjongkok untuk mengambil cemilan yang berserakan, dan tanpa di duga orang yang tak sengaja ia tabrak ikut membantunya.
Orang itu memberikan beberapa cemilan yang ia kutip pada Jaemin. "Mianhae..." Ucapnya.
Jaemin menerimanya, lantas memasukkannya kembali ke kantung belanja. "Kamsahamnida... Harusnya aku yang minta maaf karena menabrak mu."
Jaemin menatap orang itu, dia terkejut. Ternyata yang ia tabrak adalah wanita, dan Jaemin seperti pernah melihat wanita itu sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Sayang Hyung [HIATUS]
AcakCerita seorang kakak adik yang awalnya saling menyayangi. Namun, sang kakak entah kenapa menjadi sangat benci pada adiknya. 'Kau pembunuh!' 'Kau bukan adik ku, dasar pembunuh!' 'Aku bukan pembunuh, Hyung...' 'Hyung...sakit.' 'Haechan~ah...bertahanla...