25.Lee Haechan

241 26 10
                                    

Haechan memandangi kaca jendela yang dipenuhi rintik-rintik hujan. Sore ini kota Seoul turun hujan yang lumayan deras. Dan Haechan sendirian di dalam kamar rawatnya.

Mata lentik itu memandangi satu persatu tetes air hujan yang turun. Sudah dua jam berlalu sejak Renjun pulang karena ada urusan. Dan sudah dua jam juga Haechan menunggu Mark datang.

Padahal kakaknya itu sudah ditelpon untuk diberi tahu bahwa adik satu-satunya itu masuk rumah sakit. Mark hanya mengiyakan tapi ia tak kunjung datang.

Ceklek!

Siwon tersenyum saat mendapati Haechan yang tengah melamun sambil memandangi jendela. Tak lama senyuman itu berubah menjadi tatapan sendu.

Perlahan kaki jenjang itu melangkah mendekati ranjang Haechan.

"Haechan~ah..." Siwon menyentuh bahu kiri Haechan. Anak manis itu terkejut saat mendapati dokter yang selalu merawatnya itu berada di kamarnya.

"Kamjagiya!" Haechan mengelus dadanya berulang kali.

Siwon terkekeh kecil. "Kenapa terkejut begitu? Padahal ahjussi sudah berada di sini dari beberapa menit yang lalu."

"Ah, mianhae... Aku tidak menyadarinya."

Siwon tersenyum lembut dia duduk di tepi ranjang pasien. Dia mengelus keplaa Haechan dengan lembut.

"Kenapa melamun, hm? Kau sedang memikirkan apa?"

"Aku tidak melamun. Aku hanya melihat air hujan."

Siwon mengangguk-angguk kecil. Di tatapnya manik kecoklatan yang indah itu dengan intens. Semakin hari tubuh Haechan semakin kurus dan ringkih, pipinya semakin menirus, dan juga rambut hitam kecoklatannya yang tampak menipis.

"Ahjussi... Kapan Mark Hyung akan kemari? Aku merindukannya..."

"Kau sudah menelponnya?"

"Renjun yang menelponnya tadi. Tapi, sampai sekarang Mark Hyung tidak datang."

Siwon mengangguk mengerti. Dia mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Haechan.

"Telpon Hyung mu lagi, mungkin dia lupa."

Haechan menekan-nekan ponsel itu lalu meletakkannya di telinga.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Hingga 10 detik telpon itu tidak diangkat juga oleh Mark. Raut wajah Haechan berubah menjadi kecewa.

"Tidak diangkat ya?"

Haechan mengangguk lesu.

Siwon menghela, diambilnya handphone miliknya kembali.

"Tidak apa-apa, nanti kita telpon lagi ya? Mungkin Mark sedang sibuk, jadi dia tidak bisa mengangkat telponnya."

Haechan mengangguk, dia tersenyum tipis. "Ahjussi, ini hari apa?"

"Hari Senin, wae?"

"6 hari lagi aku berada di sini, setelahnya aku akan menemui eomma dan appa.."

***

"Wae Siwon ahjussi? Kenapa menelpon ku terus?"

"Haechan–"

"Ya, ya. Aku tau anak itu sekarang berada di rumah sakit mu. Renjun yang menelpon ku tadi."

"Lalu, kenapa kau belum kesini juga? Are you okay, Mark?"

Aku Sayang Hyung [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang