bab 4: kue putri salju

390 50 8
                                    


•••
Well, kayaknya emang lebih nyaman bahasa baku wkwkwk, untuk chapter-chapter sebelumnya bakal mell perbaiki kalau mood ya hehe.
*

**

🍰

🍰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍰

     Nah kan.

   Bener firasat Naraya. Dua kali main, dia terus yang kalah. Mukanya penuh dengan coretan arang dari teman- teman tidak berakhlaknya. Yang lain sudah memenuhi galeri mereka dengan isi aib kekalahan naraya.

  "Wahahahahahha muka loo nay nay..." Gelak Karina dan yang lain.

   "Ahahahahakkk nay nay mata kanan mataku mata kiri mataku Mata-mata!! Mana suaranya? Bagaimana perasaan anda telah kalah dua kali berturut-turut?" Giselle dengan tengil Mengejeknya sambil memvideokan.

   " Diem deh lo anjeng! Ah gamau main lagiiii," ambek Naraya.

   "Eh gabisaaa~ lu Cemen banget lagian, masa kalah sama Aidah?" Ujar Ranu.

   "Kan gara-gara lu nih njing! Bau kekalahan Lo pindah ke gua nih!" Sungut jaemin pada Aidah yang tengah meminum bandrek.

   Aidah tertawa kencang ikutan mengejek Naraya. "Itu sebab kau je yang tak becus nay, don't need to salahkan aku."

   "Ck."

   "Foto heula! foto heula! dokumenter kepada Baginda raja Yohan Adiyaksa," celetuk Halim sembari mencoba memfoto Naraya.

   Naraya berteriak tidak terima, keduanya terlibat saling kejar mengejar. Yarisa dan Karina ikut mengejar Naraya dan memegangi kedua tangan pemuda itu, mereka bersusah payah memfotokan Naraya. Tertawa setelah berhasil mendapatkan foto Naraya dan kemudian mengirimkan foto-foto itu ke Baginda Yohan.

   "Awas lu ya, gue targetin lu pada!"

•••

   "Ck berisik banget itu yang sebelah, yang tegur coba yang. Kayak monyet lepas penangkaran," keluh Grisela yang menyandarkan tubuh di dada Javino.

   Javino melirik datar kelompok lain yang berisik sekali itu. Sesekali menghisap kepulan nikotin dan menghembuskanya lewat hidung. Mata tajamnya itu terpaku erat pada sosok pemuda yang jadi bulan-bulanan kelompok itu. Dalam hati menahan tawa sekuat-kuatnya karena yaa, lihat saja interaksi mereka. Lucu menurut Javino.

   "Btw itu bukannya si Naraya yang konfes ke lu kemaren itu yah? Masih punya muka dia ngedeketin Lo, pelakor behaviour banget." Berlin berceletuk saat tahu siapa yang tengah dikejar-kejar untuk di foto.

Cowok KUE || nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang