bab 21 : rendang kondangan

277 34 17
                                    

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"anjing! ini centong nasi kemana?"

Karina yang emang ngantri makan duluan celingukan kesana-kemari nyari centong nasi, otomatis yang dibelakangnya juga ikut celingukan nyari kan yah. Anak Harimau pada rungsing sendiri nyariin dimana centong nasi yang ilang dari bakul.

"bego! lu ngapain nyelundupin centong nasi tolol!" Mario hampir aja mau nempeleng Leon yang ternyata udah ngetemin itu centong nasi di piring dia, padahal antrinya paling terakhir. Gatau itu kenapa centong nasi bisa sama dia.

"eh iya, gue lupa balikin tadi. Jadi yaudah gua antri lagi," jawab Leon watados.

"udah makan dong lo?" tanya Hanung. Leon ngangguk.

Mereka jadi oper-operan centong nasi itu. Halim yang ada didepan Mario antrinya kelihatan jeli banget ngeliatin rendang. Mario jadi ikut penasaran soalnya muka Halim kayak orang yang iya banget merhatiin tu nampan isi rendang. Jadinya dua-duanya saling merhatiin rendang itu.

" lu nyari apa?"

"biar jelas ngelihatnya. Biar gak keambil lengkuas, kemarin makanin lengkuas karena salah ambil."

Mulut mario membulat gitu, bener juga sih Halim. Dia juga pernah soalnya ke makan lengkuas pas makan rendang. Gak tau juga kenapa ibu-ibu rewang yang masak tetap masukin rendang ke nampan, apa sistemnya zonk-zonk berhadiah?

" ngapain kelen dekat-dekat? kembar siam kelen?"

Halim langsung seketika menjauh pas dengar kesinisan di nada bicara Hendrik. Mario mengernyit gak nyaman sama Hendrik yang kayaknya kesuwen banget sama dia. Perasaan gak ada masalah apa-apa deh.

"Halim! kadieu heula neng," panggil si mamih.
( Arti : Kesini dulu neng,)

Halim ngedecak males. " Atuh iyeu si jalu arek di kamanakeun, neng mulu dipanggilnya. Aing ge bisa buntingin anak orang, neng teruss." Halim ngedumel sambil nunduk di pusat tubuhnya, Tapi tetep jalan kok dia ke si mamih.

(Arti : terus ini Jalu mau dikemanain? Neng Mulu dipanggilnya. Aku juga bisa buntingin anak orang, neng teruss.)

Mario menganga ngedengernya, dia masih nangkep arti dumelan Halim itu. Tapi keburu udah giliran dia ambil makanan, nah karena dia baik hati. Piring Halim yang ditinggal tadi dia yang ambilin menu prasmanannya. Dengan penuh perhatian milihin rendang itu supaya gak dapet lengkuas.

Ternyata Halim duduk di dekat anak Harimau, dia udah ancang-ancang tuh mau berdiri buat antri ulang. Jadi Mario cepet-cepet nyodorin piringnya, tapi gak cuma dia.

"duh, jadi rebutan ya lu hahaha." Anak harimau pada ketawa denger celetukan Yaris.

Bukan dua, bukan tiga tapi empat piring sekalian disodorin ke halim. Ini menjadi momen yang wow! unik. Piring-piring itu kita absen, ada Mario, Ranjanu, Hendrik sama satu lagi yang tampilannya garang maksimal.

"ya aing suka makan tapi gak sebanyak ini juga..." Duh bingung ini tuan putri bapak simanjuntak memilih piring mana yang mau diambil.

Tapi kayaknya gak ada yang mau ngalah dari empat orang itu, meskipun jadi bahan tontonan tamu undangan lainnya.

"dah sini buat bubu aja." Tiba-tiba ada tangan lain yang ngambil duluan piring yang Mario niatin buat Halim.

"loh? BUBU? ngapain disini?"

"ngapa emang?  gaboleh?" nada sassy yang khas bubu mereka banget. Javino sama Mario diam aja gitu masih mencoba menyerap informasi di otak. kok tiba-tiba ada bubu mereka disini?

"aihh makasihnya nya cakeupp."

Piring yang Hendrik dan cowok garang satu lagi itu juga diambil sama mamih jadi Halim makan yang dikasih Ranjanu ke dia. Emang dalam hati Halim juga minatnya mau ambil yang dikasih ranjanu soalnya pas sama selera dia, lauk lebih banyak dari pada nasi.

" makasih yah kak mar," ujar Halim.

Duh, lembut banget suaranya. Mario ini emang suka lenjeh denger suara lembut begitu. Tapi dia harus tetap macho jadi dia cuma bales dengan senyum gantengnya itu.

Mereka jadi tenang sejenak buat ngabisin makanan. Tapi anak Harimau masih sedikit bercanda-canda yang ternyata masuk juga recehnya ke kating mereka itu.

"heh geningan panganten bikangna meni hoyong kawin jeung lalakina, padahal mah lalakina ge meni hideung wa."
(Arti : pengantin perempuannya kepengen banget kawin sama cowoknya, padahal mah cowoknya item banget gitu ew.)

"beja mah reuneuh tiheula ceunah," sahut mamih yang nimbrung ke omongan ibu-ibu di depan.

(Arti : katanya mah hamil duluan,)

"masaa atuh teh?"

"enyaa da abi ge denger ti si kusni tah," jawab si mamih.
(

Arti : iyaaa aku juga dengernya dari si Kusni)

"mamih atuh jangan sembarangan omongnya," tegur Halim.

"heuh kamu mah teu nyaho."
(

Arti : hih! Kamu mah gak Tahuan.)

"aihh... daging sapi na teas keneh," komen bubu.
(

Arti : ishh... Daging sapinya masih keras begini.)

Javino sampe muter badan, " loh bubu bisa bahasa sunda tah?"

"da atuh bubu mah orang garut, kamu makanya kalo bubu pulang itu ngikut. ini sombongnyaaa," kesel bubu.

"pan teu ngarareunah kieu pasakan teh," komen ibu-ibu lain.
(Arti : kok gak ada yang enak ini masakan yah.)

Panjang deh, ibu-ibu emang healingnya dengan ngerumpi begitu kayaknya.

"Aku mencium-cium aroma bapak kau kawin lagi."

Geng Harimau langsung pada berhenti makan. "bapak siapa?" tanya Gisell

"ya bapak siapa yang duda diantara bapak-bapak kita," sarkas Nike.

" oh! bapak yu kak nay!" tunjuk Vicky.

"iya sih dia duda, tapi gak kepikiran nikah lagi kemarin katanya."

"hmmm.." Nike ngangguk-ngangguk.

"berarti bapakmu lah nu," ujar dia ke Ranjanu.

"baru juga cere anjing," umpat ranjanu.

"ya siapa tahu.."

•••

Kelar tuh kondangan semuanya mencar. Ya mumpung libur ya kan, mereka milih buat me time masing-masing. Kebetulan itu Naraya bapaknya belum pulang-pulang dari kemarin ya udah langsung Javino bungkus aja masuk ke mobil.

"Mau kemana kita?" Javino kayak kembang desa yang lagi mekar-mekarnya.















TBC.

Cowok KUE || nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang