Telah Seyi kabulkan perpisahan yang selalu Seokjin nantikan.
Surat cerai, adalah hadiah natal dari Park Seyi untuk Kim Seokjin.
Park Seyi menepati perkataannya.
"Jangan khawatir. Aku sangat profesional. Bahkan bisa saja aku yang lebih dahulu menandatangani surat perceraian dan memberikannya padamu dengan senang hati."
Sekarang Seokjin penasaran, apakah Seyi sungguh senang hati saat meninggalkan surat cerai ini untuknya?
Kedua kelopak mata Seokjin tertutup untuk berkedip, dalam kegelapan kedipan sesaat itu yang terlintas dalam ingatan Seokjin masih tetap senyum terakhir sang gadis di tengah hamparan ilalang di bawah langit senja.
Seyi menutup lembaran tentang dirinya dalam hidup Seokjin dengan senyuman terindah.
Dari awal ini semua memanglah permainan dan sandiwara yang melelahkan.
Kim Seokjin yang mengatur permainan.
Peraturan permainannya: Jangan percaya siapapun, lindungi diri sendiri, dan yang utama Park Seyi dilarang jatuh cinta pada Kim Seokjin.
Namun, siapa yang tahu jika peraturan yang dibuat untuk melindungi diri sendiri nyatanya berbalik menjadi senjata yang menyakiti dirinya?
Tiap membuka mata di pagi hari, Seokjin berharap segera mendengar kabar baik.
Pada titik ini, telah Seokjin kerahkan seluruh kemampuan dan kekuatannya untuk mencari Seyi.
Militer Korea turut diterjunkan, menyisir hutan yang tertutup salju dan sungai yang beku. Memasuki pertengahan musim dingin, hasil pencarian tetap tak membaik.
Hingga perlahan musim dingin pergi, aroma musim semi mulai menyapa penciuman.
Netra kelam menatap lurus ranting pepohonan di halaman belakang tampak akan ditumbuhi bunga musim semi. Meresapi perubahan suasana rumah seiring pergantian musim, rumah hadiah pernikahan mereka kini selayaknya rumah yang hangat. Seyi menghias dan mendekorasi rumah ini dengan sangat baik.
Lantas Seokjin tergelak pahit, sepertinya Seyi bersungguh-sungguh untuk menjual rumah ini dengan harga tinggi.
Gelak pahitnya itu dengan cepat menjadi benar-benar pahit. Tangan seseorang menepuk bahu lebarnya, bagai pertanda yang sudah Seokjin mengerti, sudah waktunya, untuk waktu mengungkap segalanya.
Rahasia dalam pernikahannya dengan Seyi, telah diketahui oleh sang Ayah.
Lembaran kertas berhamburan di udara jatuh mengitari Seokjin. Kertas-kertas itu merupakan perjanjian pernikahan mereka termasuk surat cerai yang belum Seokjin tandatangani.
Entah bagaimana ayahnya mengetahui dan mendapatkan surat-surat itu, namun mengingat tak ada rahasia di keluarga Kim yang tak diketahui ayahnya maka ini termasuk perkara mudah.
Tak terelakkan hukuman berlutut untuknya. Kepala Seokjin tertunduk dalam, dadanya penuh sesak, ini mengingatkannya pada keadaan yang sama dengan beberapa bulan lalu. Bedanya, sekarang tak ada lagi yang akan datang membantunya meredam amarah sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TIME
Fanfiction𝙎𝙖𝙖𝙩 𝙞𝙩𝙪, 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞 𝙋𝙖𝙧𝙠 𝙎𝙚𝙮𝙞, 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙨𝙖𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙧𝙞𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙣𝙖𝙢𝙖 𝙆𝙞𝙢 𝙎𝙚𝙤𝙠𝙟𝙞𝙣. |2021|