Klub pecinta hewan ribut-ribut membahas soal acara pekan olahraga dan seni yang biasanya dilakukan di akhir semester dua setiap tahunnya pasca ujian kenaikan kelas. Nais sedang duduk sambil mengotak-atik kalkulator di tangannya, sesekali gadis itu memainkan bolpoin di tangan kirinya sebab ia kidal. Anak-anak mendekati mejanya, berkumpul mengelilingi Nais yang begitu asyik berbincang dengan berbagai angka dan rumus yang terlihat begitu ruwet.
Ponsel Nais berdering, ia melengos dari kerumunan setelah pamit untuk menjawab panggilan dari sang bunda. Nais berdiri di balkon aula sekolah, gedung dua lantai itu menjadi tempat terbaik untuk melihat berbagai mobilitas sekolah, dari mulai penjaga sekolah yang bersih-bersih, satpam yang jaga pos dan gerbang, anak-anak yang ramai-ramai main bola kaki ataupun berbagi wilayah dengan yang main basket, suasana pelataran perpustakaan dan gerbang menuju kantin. Pandangan Nais berpendar pada anak-anak yang tengah bermain bola kaki, terlihat dari anak kelas 10B, C sampai E bercanda tawa di bawah sana membuat Nais tersenyum.
“Halo, Bunda? Ada apa?” tanya Nais dengan lemah lembut. Suara nyarinya yang renyah membuat Aundari di balik sambungan teleponnya malah tertawa.
“Bunda sudah daftarkan kamu les bahasa Jepang. Senin depan sudah bisa ambil kelas sore, ya?”
“Oke, Bunda!”
“Ya sudah, selamat belajar. Pulang nanti dijemput Ayah atau pulang naik apa?” tanya Aundari sedikit mengembuskan napasnya pelan.
Nais berdecak pelan. “Dengan teman-teman naik angkot seperti biasanya. Jangan khawatir, sebentar lagi juga pulang. Di klub juga tidak ada kegiatan selain melamun dan main ponsel sendiri-sendiri,” ungkap Nais tertawa kecil.
“Ya sudah, sampai jumpa di rumah. Hati-hati pulangnya! Jangan naik angkot kosong, ingat duduk di dekat pintu, ya, biar kalau ada apa-apa bisa menyelamatkan diri!” Aundari mewanti-wanti dengan nada bicara tegas sedikit mendesak. Sedangkan Nais hanya cekikikan mendengar suara bundanya tersebut.
Punggung Nais ditepuk seseorang, Barran berdiri di sebelah Nais, sosok teman satu klub juga satu kelasnya itu menatap Nais dengan lembut. Barran Bimasenna, sosok remaja laki-laki pecinta hewan liar itu mengembuskan napasnya sambil menatap ke langit. Barran pecinta singa, ia bakhan seorang kolektor barang-barang berbau singa, entah itu kaos gambar singa, miniatur mainan singa, sampai punya topeng kepala singa dan semua serba singa. Kata Barran, singa itu lambang kekuatan.
“Kamu dapat telepon dari siapa?” tanya Barran masih bersidekap di balkon sembari menikmati langit sore Bandung lengkap dengan anginnya yang anggun.
“Dari Bunda, Ran. Kenapa? Terkesan seperti bukan dari Bunda?” sahut Nais dengan tawa renyah sambil mendelik tatapan cerdik.
“Iya, soalnya kamu teleponannya di luar. Kalau dari bundamu atau ayahmu biasanya di dalam tidak masalah,” jawab Barran tersenyum canggung.
“Tidak enak saja, teman yang lain, kan, sedang mengobrol masalah porseni dan kebun binatang yang mau ditutup karena kasus uang pangan yang dibawa kabur sama orang bule itu, tuh. Masa iya, aku teleponan di saat orang-orang lagi serius membahas warta ter-uptodate,” tutur Nais sambil geleng-geleng kepala lembut.
Di tengah asyik berbincang ditemani sepoinya angin kota Parahyangan, sebuah bola plastik melambung ke balkon hampir mendarat di wajah Nais, untungnya, Barran yang sigap nan tangkas lekas menangkapnya. Barran menoleh pada Nais yang telihat terperangah kaget. Barran tersenyum kecil, katanya, “Kamu tidak apa-apa, Nai? Biji matamu mau kabur, tuh!”
“Hih, ya, jelas kenapa-napa, dong! Bolanya sepersekian detik lagi nimpuk wajahku, Ran!” sahut Nais dengan nada suara kesal.
“Woi! Lempar bolanya, dong!” teriak seorang remaja laki-laki yang tak lain adalah Nasta, sosok siswa berseragam olah raga itu melambaikan tangannya sambil melompat-lompat. “Ran, lempar bolanya!” Nasta kembali berteriak lebih kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TERBIT] A Letter from Nasta ✔ | [Selesai]
Teen FictionBeberapa bab unpublish untuk kepentingan terbit. Sedang dalam masa PRE-ORDER. Pemesanan bisa kamu akses di Instagram @cv_rexmedia. Pre-order dimulai dari 20 Juni sampai 5 Juli 2024. Salah satu dari 3 Novel Nulis Maraton Rex Publishing 2023 bertema "...