" Orang yang kau panggil kahak tu "oh shit
Aira mula berasa gelisah namun tidak menunjukkan perasaan sebenarnya . Aira hanya menunjukkan muka selambanya lalu berkata
" Ohh mamat poyo tu eh ? "
Jejaka yang bernama Kahar tersebut tertawa sinis dan bermain dengan lidahnya .
" Poyo eh ? "
" Haah poyo . Tanya nama pun berkira . So setiap kali exam , kau memang minta guru subjek kau , bayar kat kau ke untuk tulis nama kau atas paper exam tu ? Sebab yela , kan untuk tahu nama kau , perlu bayar . " kata Aira dengan senyuman yang sinis .
Mendengar kata-kata Aira tersebut menyebabkan jejaka tersebut tertawa sinis sambil menggelengkan kepalanya .
" Dengan orang lain , aku tak berkira tapi dengan kau , kalau boleh sepatah perkataan yang keluar dari mulut aku , aku nak kau bayar . Tapi aku tak la kejam sangat macam kau , aku kan baik orangnya . " kata Kahar sambil tersenyum sinis .
Aira memutarkan bola matanya lalu berkata
" Kalau kau datang sini semata-mata nak sakitkan hati aku , baik kau blah . Jangan ingat kau tu lelaki , aku akan tunduk pada kau . Over my fucking dead body la sial . " dengan tatapan mata yang tajam , Aira berkata sambil melangkah ke hadapan untuk merapatkan jarak antara mereka berdua .
Kahar menundukkan kepalanya untuk bertentang mata dengan Aira dan mengambil satu langkah ke hadapan bagi merapatkan lagi jarak antara mereka berdua .
Kahar menundukkan badannya lalu berbisik tepat ke telinga Aira dengan suara garaunya ,
" Dan jangan ingat kau tu perempuan , aku akan berlembut dengan kau . Walaupun aku ni gentleman tapi know your limit , Aira sayang . Once you cross over the line , aku akan pastikan yang kau akan menyesal masuk sekolah ni , Aira Kirana . " Kahar lalu menatap tajam mata Aira dengan senyuman yang sinis .
Aira berusaha untuk mengawal ekspresi wajahnya dan juga degupan jantungnya yang kian menggila . Jarak antara mereka membuatkan dia semakin tak tentu arah .
" Kau ? Gentleman ? Heh . Ketawa kucing jiran aku yang dah mati tu . You know what , Kahar ? Pergi . Mampus . " Aira membalas tatapan tajam Kahar lalu beredar pergi .
Ya allah oksigen mana oksigen ? Allah lutut aku pun shaking ni . Sial betul la mamat poyo tu . Nak jadi sial tu , jadi je la sial . Yang dia nak jadi attractive jugak dah apahal ? Satu cukup la mat eyy geram .
Langkahnya semakin laju . Menuju ke mana ? Dia pun tak tahu . Yang dia tahu , dia perlu pergi jauh dari mamat poyo tu untuk menyelamatkan cik jantung .
Kahar yang masih berdiri di tempat yang sama masih memproses apa yang telah terjadi .
" Interesting . "
Kahar hanya melihat susuk badan Aira yang kian menghilang dari pandangan mata dengan senyuman yang sinis .
" My type for sure . "
Aira yang dari tadi berjalan tanpa arah tuju terjumpa vending machine yang berada dekat dengan dewan sekolah tersebut . Dia hendak membeli air setelah dia berasa tekaknya agak kering selepas pertikaman lidah dengan mamat poyo tersebut .
" Ha sudah , bijak sungguh anda Aira . Tepuk tangan untuk diri sendiri . Hm bodoh . Macam mana nak beli kalau tak bawak dompet eeee ni semua salah mamat poyo tu la , kang aku eyy , sabo je lah "
Semasa dia melepaskan geram dengan bercakap seorang diri , ada satu suara menegurnya dari belakang .
" Kak , single takpe kak tapi jangan gila . " suara tersebut menegur .
YOU ARE READING
lacuna . phc
Romance• Lacuna (noun) a blank space or missing part "are you the missing part of my heart , kirana ?"