Part 22

7K 537 44
                                    


Eileen duduk di samping ranjang Taehyung dan menatap namja itu dengan merasa bersalah. "Kenapa kau tidak bilang jika kau tidak enak badan? Mianhae sudah membuatmu seperti ini"

Taehyung menggenggam tangan gadis itu lalu tersenyum. "Kau tidak perlu meminta maaf. Semua ini bukan salahmu. Jangan khawatir, aku baik-baik saja! Mungkin aku hanya kelelahan hehe..."

Namja itu lalu menyentuh wajah Eileen. "Yaa! Jangan sedih seperti ini! Kau sangat jelek ara! Kau membuatku menjadi tidak bisa melihat wajah cantikmu jika seperti ini."

Eileen mendengus kesal lalu tersenyum.

"Sudah pulanglah! Ini sudah larut malam, apa kau tidak bosan melihat wajah tampanku ini hah?"

"Kau mengusirku? Aish! Namjachingu macam apa kau ini?"

"Aniya! Aku menyuruhmu pulang agar kau bisa istirahat! Pikirkan juga bagaimana dirimu! Besok kau harus sekolah, jangan sampai bangun kesiangan dan datang terlambat. Kau mau dihukum dan tidak diperbolehkan masuk kelas?"

Eileen tertawa geli lalu mencibir namja itu. "Kau cerewet juga seperti ibu-ibu! Ne arraseo Eomma!"

"Aku pulang kalau begitu!" Pamit gadis itu kemudian.

"Jangan lupa makan!"

"Iya aku tahu! Annyeong! Semoga kau cepat sembuh!"

.....

Taehyung berjalan menuju kamar inapnya dengan langkah gontai. Tubuhnya terasa begitu lemas dan seperti tak ada daya lagi. Namja itu lalu membuka jendela dan udara pagi yang dingin menyapanya bersama aroma hujan semalam yang masih terasa. Tatapan namja itu lalu beralih pada langit yang dihiasi awan gelap, sama seperti dirinya saat ini.

Namja itu menghela napas berat dan kata-kata itu terus terngiang di kepalanya.

Keadaan Taehyung semakin memburuk. Sel-sel kanker pada tubuhnya tumbuh dengan pesat. Kita harus melakukan tindakan lebih karena penderita jenis leukimia ini hanya memiliki harapan hidup berkisar 23%. Itu artinya Taehyung tak mempunyai banyak waktu lagi. Kami akan lakukan yang terbaik, tapi keputusan ada di tangan Tuhan.

"Ku mohon beri aku waktu, ku mohon....."

Perlahan butiran bening itu jatuh membasahi pipinya. "Aku tidak ingin pergi..."

Namja itu kemudian kembali beristirahat. Tak lama seorang suster dan ibunya memasuki kamar inap namja itu dan tersenyum.

Nonya Kim duduk di tepi ranjang namja itu lalu tersenyum. "Taehyung-ah, kau ingin sembuh kan?" Namja itu mengangguk.

"Dokter bilang kau harus melakukan kemoterapi." Ucap wanita itu.

"Ne, eomma.." sahut namja itu sambil tersenyum. Ya, ia akan melakukan apapun agar ia sembuh. Ia tahu, meskipun kemoterapi tak dapat membuat sembuh total tapi setidaknya sel kanker itu tidak lagi terlihat meskipun bisa saja kambuh.

Namja itu menyentuh pipi ibunya dan tersenyum. "Eomma jangan khawatir! Aku akan sembuh!"

....

Taehyung berjalan memasuki gerbang sekolahnya dengan langkah terburu-buru.

"Oppa tunggu aku!" Seru Eileen dari kejauhan.

Taehyung semakin mempercepat langkahnya dan pura-pura tak mendengar.

Eileen medengus kesal melihat Taehyung yang acuh. "Ada apa dengan namja itu?"

Kiss the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang