Autumn 2007
Hembusan angin yang bertiup cukup kencang mengugurkan dedaunan kering bewarna kuning kecoklatan di tengah langit senja yang kian memudar. Langit semakin gelap dan udara dingin semakin menyergap. Kedua bocah kecil itu masih beriri di tengah hujan gerimis yang beberapa hari ini tak pernah absen membasahi kota Seoul.
"Hyerin-ah," ucap seorang bocah laki-laki pada seorang gadis kecil yang ada di hadapannya.
Gadis itu menatap bocah laki-laki itu dengan mata sendunya lalu meminta maaf dengan penuh penyesalan. "Tae Oppa mianhae...."
"Kau akan kembali lagi kan?" Tanya Taehyung pada Hyerin dengan wajah penuh harap. Gadis kecil itu hanya menganguk pelan lalu menundukkan kepalanya. Satu per satu butiran bening itu mulai membasahi pipi gadis kecil itu tanpa ia sadari.
Taehyung tersenyum. "Jangan menangis!" Ujar bocah laki-laki itu seraya merengkuh tubuh mungil Hyerin. Alih-alih tangis gadis itu reda, Hyerin semakin terisak dan terus memeluk Taehyung dengan erat seakan tak ingin berpisah dengan sahabatnya itu.
"Sudahlah... Jangan menangis lagi!" Setelah beberapa saat Taehyung melepas pelukannya dan menyeka air mata gadis kecil di hadapannya dengan jari-jari mungilnya. "Oh ya, aku punya sesuatu untukmu," sambungnya seraya tersenyum lembut.
Hyerin mengerutkan keningnya menatap Taehyung penasaran. "Apa?"
Taehyung mengeluarkan sepasang kalung couple lalu memakaikannya pada Hyerin. Gadis kecil itu menatap liontin itu lalu tersenyum kepada Taehyung. "Terimakasih..."
Taehyung ikut tersenyum lalu memakai kalung miliknya. "Jangan hilangkan ini ya?" Ujar Taehyung pada Hyerin. Senyuman lembut bocah laki-laki itu masih menghiasi wajahnya sekalipun rasa sedih itu kian menyelimutinya.
Hyerin mengangguk. "Tunggu aku kembali!"
"Aku selalu menunggumu! Cepatlah kembali!" sahut Taehyung.
"Terimakasih Tae Oppa. Setelah aku kembali, aku akan menceritakan banyak hal padamu juga membawa banyak oleh-oleh! Jadi tunggu aku!" Gadis itu membayangkan bagaimana bahagianya ia sepulang dari Jeju lalu bertemu kembali dengan sahabatnya itu yang sudah seperti kakaknya sendiri.
Taehyung mengangguk. "Jangan lupa selalu hubungi aku oke?"
"Ne... Annyeong.." Hyerin tersenyum lalu membalikkan tubuhnya melangkah meninggalkan Taehyung. Sesekali ia menoleh ke belakang menatap Taehyung dengan sedih.
Hyerin melangkah semakin jauh dan Taehyung hanya bisa berdiri di tengah hujan menatap gadis kecil itu yang semakin tak terlihat seperti sebuah titik kecil yang kemudian menghilang.
"Aku selalu menunggumu Hyerin-ah.. Sampai kau kembali di sini..."
***
Sebuah Kapal Feri Sewol menuju Jeju pukul 20.00 KST tenggelam di perairan Jindo. Saat ini di temukan 28 orang meninggal, 171 orang berhasil diselamatkan dan sekitar 300 orang belum di temukan. Saat ini pencarian terus di lakukan dan belum ada kepastian apa penyebab tenggelamnya kapal tersebut.
Sebuah berita di televisi mengalihkan tatapan Taehyung yang sedari tadi menatap hujan yang tak kunjung reda. Bocah kecil itu terus memperhatikan berita itu lalu memanggil ibunya.
"Eomma, Bukankah itu kapal yang di tumpangi Hyerin?" Tanyanya pada Ibunya.
"Astaga!" Ibu Tehyung memebekap mulutnya begitu terkejut dengan kabar berita pagi itu. Wanita itu lantas menghubungi keluarga Hyerin dan berharap mereka akan baik-baik saja.
"Eomma? Bagaimana Hyerin? Ia baik-baik saja kan?"
Ibu Taehyung menghela napas berat. Tak ada jawaban apapun, wanita itu hanya tersenyum masam lalu memeluk putranya dengan erat.
***
Malam ini rintik hujan kembali membasahi kota Seoul seperti hari-hari sebelumnya. Taehyung terus menatap rintik hujan itu dan wajah gadis itu kecil itu masih enggan ergi dari pikirannya. Sudah seminggu lebih sejak tenggelamnya kapal itu tak ada lagi berita tentang Hyerin. Taehyung tak mengerti harus bagaimana, bocah kecil itu hanya dapat menunggu, menunggu gadis itu kembali bersamanya walaupun ia tak tahu sampai kapan.
***
Halo... aku repost ff ini karena ada beberapa yang perlu diperbaiki. Semoga kalian suka ya...
Terimakasih sudah mau baca :)
VOTE AND COMMENT YA!! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss the Rain
FanficKau tahu? Rasa cintaku bahkan jauh lebih banyak daripada rintik hujan yang turun. Tak perlu kau hitung seberapa banyak, karena aku begitu mencintaimu Aku ingin berlari menembus hujan bersamamu. Bernyanyi, menari dan tertawa menikmati setiap tetes ke...