6| Perbedaan Kehidupan

16.7K 1.7K 39
                                    

[ENAM]

          

TEPAT saat tegukan terakhir masuk ke dalam kerongkongan Elsa, sosok Ayana yang tadi sempat menghilang ke dalam dapur selama beberapa menit itu kini nampak kembali muncul dihadapannya. Menampilkan wajah sedihnya tanpa Elsa bisa tahu apa penyebabnya.

"Kamu mandi sama ganti baju dulu aja ya, sayang," ucap wanita berambut cokelat itu sembari menyelipkan anak rambut mililk Elsa ke belakang telinganya, "Mama lupa kalau ikan salmon kesukaan kamu abis."

"Salmon?" beo gadis itu cukup terkejud, tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya kalau dirinya sangat amat tidak menyukai ikan sehat satu itu, "Gak apa-apa, aku juga lagi gak pingin makan salmon." pintar Elsa dalam mencari aman.

Namun nyatanya, tekad Ayana tetap tidak bisa dirubah. Masih dengan wajah merasa bersalahnya, wanita itu terlihat menarik tangan 'putrinya' agar beranjak bangkit dari tempatnya sebelum ikut berjalan bersamanya menuju lantai dua.

Sempat disambut oleh ruangan yang tak kalah mewahnya yang hampir saja menjatuhkan rahang Elsa ke lantai. Ia tidak bisa mengukur seberapa besar rumah bergaya eropa ini dengan menggunakan akal sehatnya, tidak menyangka kalau kemewahan yang dahulu hanya bisa dirinya lihat di dalam sebuah film kini terpampang jelas di depan matanya.

Kedua matanya hanya sibuk menatap sekitar sampai tarikan tangan itu berhenti tepat di depan sebuah pintu besar berwarna putih polos yang saat ini masih dengan kondisi yang tertutup rapat.

Memilih untuk membalikan badannya agar dapat menatap gadis cantik itu secara jelas, "Kamu  masuk, terus mandi dan ganti baju," perintah Ayana tegas, seakan ia tidak akan bisa menerima penolakan dari9 Elsa.

"Mama mau pergi beli salmon sama Oma, okey?" lanjut Ayana lagi dengan diakhiri sebuah senyuman manis.

Senyuman yang dapat Elsa rasakan dengan tulus, sangat dapat mengerti kalau keadaan menyedihkan yang menimpa putri satu-satunya itu dapat membuat wanita cantik dihadapannya ini sangat terpukul, sehingga mengakibatkan kondisinya seperti sekarang ini.

Dan perlahan, meski dirinya baru bertemu beberapa jam lalu dengan wanita asing ini, kini Elsa mulai mengerti keadaannya dan mulai paham akan situasi yang tengah berlangsung.

"Sayang?" panggilan lembut itu untuk kedua kalinya mampu menyadarkan Elsa dari lamunan, "Kenapa melamun?"

Karna bingung harus menjawab apa, memberikan sebuah gelengan kepala adalah hal yang Elsa pilih, "Aku masuk dulu."

Dengan mengangguk menyetujui, Ayana terlihat membukakan pintu kamar itu untuk Elsa. Kembali berpisah untuk kali kedua pada hari ini.

Ayana yang segera beranjak menuju minimarket untuk mencari makanan kesukaan putrinya, dan Elsa yang kini masih setia berada di depan pintu dengan pandangan yang nampak menatap ke arah sekitar.

Ayana yang segera beranjak menuju minimarket untuk mencari makanan kesukaan putrinya, dan Elsa yang kini masih setia berada di depan pintu dengan pandangan yang nampak menatap ke arah sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FatifulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang