[SEMBILAN BELAS]
AZEL merupakan pengingat yang buruk.
Jadi, jangan salahkan disaat ia tidak dapat mengingat kemana dirinya tadi berbelok. Atau dimana ia meninggalkan ponsel serta dompetnya.
"Ah, aku gak bawa turun dari mobil." Katanya pasrah saat baru menyadari, kalau kini ia hanya menenteng high heels hitamnya.
Tanpa jaket, tentu saja. Hanya mengenakan sebuah dress bling-bling berukuran cukup panjang yang belum sempat ia ganti seusai dari pesta yang diselenggarakan siang tadi.
Pukul sembilan malam, artinya ia sudah berkeliling selama hampir 3 jam.
Seusai menghembuskan napasnya panjang karna terlalu lelah berjalan, gadis itu menunduk.
Menatap kaki telanjang berhias kuteks putih yang mulai sedikit lecet akibat berjalan tanpa mengenakan alas kaki, diatas aspal yang juga sudah sedikit basah akibat gerimis yang mulai datang.
"Kayaknya takdir aku emang dibuang." Gumam gadis itu lagi sembari menatap ke arah sekitar.
Semakin tak mengenali lingkungan yang ia lewati, belum ditambah situasi sepi disekitar, membuat Azel tak bisa bertanya kepada seseorang.
Sampai gerimis yang mulai deraspun perlahan datang membasahi tubuhnya, membuat Azel mau tak mau berlari mencari tempat berteduh.
Tak ada pepohonan rindang, tak ada warung kelontong yang biasanya berjejer dipinggir jalan, hanya jalanan gelap berpenerangan minim yang kini menemani.
Semakin mempercepat langkahnya sampai sebuah pos polisi yang berada di ujung persimpangan, menjadi titik terang akan aksi petualangannya malam ini.
Tersenyum dengan tubuh menggigil sembari berjalan memasuki bangunan cukup besar itu.Berhasil mendapati perhatian dari para penjaga berseragam saat sesosok gadis cantik berpenampilan berantakan itu datang dari arah pintu utama.
"Ada yang bisa dibantu?"
•••
"Apa maksud kamu dia tidak bisa ditemukan?!" Ayana bertanya murka saat sang supir datang dengan pemberitahuan mengejutkan itu.
"Maaf, Bu—" kata Pak Dawih takut sembari menunduk, "Saya sudah berjaga dilobby selama dua jam, tapi Nona Azel tidak datang juga."
Tak usah lagi dibayangkan bagaimana reaksi Ayana saat Zion menghubunginya satu jam lalu. Mengatakan bahwa Azel belum juga kembali dan melakukan pekerjaannya.
Terlebih karna gadis itu tak bisa dihubungi akibat ponselnya yang tertinggal di dalam mobil.
Membuat Ayana hampir saja pingsan kalau Dokter Daviro tak segera memberi obat penenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatiful
Roman pour Adolescents[NEW VERSION] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] Elsana Kiantara. Seorang gadis biasa yang memiliki wajah dibawah rata-rata dengan ta...