chapter 43

4 1 0
                                    

                        Pembuktian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                        Pembuktian.

Hari ini Davut pergi menuju markas rahasia fraksi oposisi dan mengambil data yang baru didapatkannya. Dirinya keluar dan membeli cola di toko kelontong lalu kemudian merokok di mulut gang dekat toko kelontong itu.

Davut memeriksa beberapa berkas yang sudah ia salin di sebuah folder data rangkuman hariannya.

" Fuuuuuh, Tommy menguaiyer. 38 tahun tinggal di Monroe street blok 3a. Apa informasi yang spesial darinya?." Pikirnya sambil menghisap rokok pipanya.

Matanya kemudian tertuju pada cola yang ada di tangan kirinya dan mengamatinya.

" Hmm cola ini ... Mereknya havernut. Apakah cocok kalau minum ini sambil makan roti panggang Nuttela?. pikirnya lagi sambil menghisap rokok pipanya.

Matanya pun tertuju lagi pada folder data rangkuman hariannya. tercatat kalau makanan favorit Tommy menguaiyer adalah roti Nuttela dengan cola havernut.

" Aaaaah, ini dia ... kebetulan sekali, Mungkin bisa dengan cara ini. Sekarang tinggal menunggu waktu yang tepat." Pikirnya.

Davut kemudian mematikan rokoknya dan menyimpan pipa rokoknya di kantong overcoatnya.
Davut pun Kembali pergi ke toko kelontong itu dan membeli roti Nuttela panggang dan sebuah cola.

Setelah membayar, dirinya segera meminum cola miliknya dan kembali ke markas rahasia fraksi oposisi dan melakukan pekerjaannya sebagaimana biasanya.

Sampai siang pun tiba. Davut segera mengambil bekal makan siang Tommy menguaiyer di tempat kerjanya dan menyembunyikannya di suatu tempat.

Davut pun memantau dari kejauhan dan menunggu momen dimana Tommy menguaiyer mencari bekal makan siangnya.

Benar saja, 10 menit kemudian Tommy menguaiyer kelihatan kebingungan mencari bekal makan siangnya. Davut pun segera menghampirinya.

" Tommy, ada apa?." tanya Davut
pura -pura tidak tahu.

" Anu wakil kapten, bekal makan siang saya hilang!?.". Jawabnya kebingungan.

"Ooh, kalau begitu bekalku kelebihan nih, makan yuk!. Kebetulan aku ada 2 cola dan 4 roti Nuttela panggang." Ajak Davut.

" Apakah boleh?." Tanya Tommy.

" Yaa, kalau aku mengajak berarti boleh dong bodoh. Jangan t*lol deh." Jawab Davut bernada jengkel.

" Kalau begitu anda mau kita makan dimana?. tanya Tommy lagi

" Banyak tanya, di ruanganmu aja." Davut menjawab dengan nada jengkel lagi.

Mereka berdua pun segera masuk ke ruangan Tommy menguaiyer.

" Klek." Suara kotak bekal dibuka.

" Silahkan Ambil 2 potong dan satu kaleng cola." Davut mempersilahkan.

Tommy kemudian mengambi 2 potong roti Nuttela panggang itu dan meletakkannya di atas tisu yang  diambilnya dari kotak tisu di mejanya.

" Cklek, cklek." mereka kompak membuka tutup kalengnya bersamaan.

" Hei, Tommy evcorszh itu hanyalah nama samaran kan?. Nama aslimu Tommy menguaiyer kan?. Kau takkan mengelak, aku ada buktinya." 

Davut memulai pembicaraan setelah meminum cola dan satu roti Nuttela panggang, lalu menyodorkan folder data rangkuman hariannya.

" Oh, ya. aku memang tak bisa mengelak. Aku menerimamu karena aku tahu kamu adalah Carl Davut roberter, ya, kan?. Ini aku juga ada buktinya." Ucapnya sambil ganti menyodorkan buku catatan miliknya.

Keadaan menjadi agak canggung dan mereka berdua saling pelotot selama beberapa menit.

" O ... Okelah. Kita sesama penyusup dari militer... Jadi..." Davut kembali mencoba membuka percakapan.

" Hei, kau bukanya atas kemauanmu?. Tommy memotong ucapan Davut.

" Ish, dengarkan aku dulu t*lol. Bagaimana pun pangkatku lebih tinggi darimu tahu!!." Davut mulai jengkel.

" Yasudah, ayo, cepat ngomong!." Balas Tommy ketus.

" Itu kah cara berbicara kepada atasan?." Tanya Davut kesal.

" Ya, ya, ya. Lagian kamu urakan sekali sih." Jawab Tommy mulai masa bodo dengan Davut.

" Aku memang urakan begini dari dulu, aku hanya ingin kita bekerjasama untuk mengahancurkan fraksi ini." Ucapnya mencoba bersabar.

" Ok." Jawab Tommy singkat.

" Eeeh, kudengar kau orangnya susah diajak kerjasama?." Tanya Davut.

" Haaah, mau ku persulit?. Masih saja orang - orang suka mendengar gosip." Tommy agak membentak.

" Ooh. Jadi rumor yang beredar itu cuma gosip ya?. Maaf." Davut menanggapi bentakan Tommy.

" Yasudah. Balik sana!. Nanti orang curiga." Suruh Tommy.

" Ok, ok." jawab Davut ketus.

Davut segera kembali ke ruangannya,
Davut menyeringai dan berkata.

" Dengar Nichole?." Tanyanya.

" Iya deh kau menang!?." Jawab Nichole agak ketus.

Ternyata mereka berinteraksi dengan walky talky mini dibalik overcoat Davut dan Nichole mendengarkan percakapan mereka dari situ.

Kemudian Dengan penuh kesenangan Davut menghabiskan bekal makan siangnya.



Story Of Great People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang