19. Pesawat Candy

66 20 15
                                    

Happy reading 💐

***

Kelviano menyunggingkan senyumnya. Melirik sedikit topeng menyeramkan yang sudah ia siapkan sejak pulang dari berbagi takjil bersama. Kelviano kali ini berniat akan membalas perbuatan Atlas yang menyiramnya Pagi kemarin. Tanpa berlama-lama Kelviano langsung memakai topengnya dan membuka pintu dengan perlahan.

Setelah pintu terbuka. Bola matanya menjuru ke setiap sudut kamar hingga netranya berhenti tepat pada sosok laki-laki yang tengah terbaring meringkuk dengan badan yang terlihat bergetar.

Kelviano sontak terperanjat kaget. Ia langsung membuka topengnya, dan melemparkannya sembarang. Kemudian, Kelviano berlari mendekat ke arah laki-laki itu.

"Ta, lo.. lo sakit?" tanya Kelviano dengan nada sedikit khawatir.

"Pulang.." racau Atlas dengan tubuh semakin bergetar hebat.

"Daffa..!!" Kelviano berteriak kencang. "Ambilin gue air hangat sebaskom kecil sama handuk satu..!! "

Daffa yang tengah bermain game terperanjat kaget hingga ia jatuh dari soffa. Karena dari nada teriakan Kelviano yang terdengar seperti orang panik. Dengan segera Daffa berlari ke arah dapur.

"Nih." Daffa memberikan satu baskom berisi air hangat dan satu handuk kecil sesuai perintah Kelviano.

Buru-buru Kelviano langsung menerimanya. Kelviano kaget saat melihat ada satu belut dan ikan emas kecil di dalam baskom itu. Ia beralih menatap Daffa dengan tajam. "Woi! Lo bisa serius nggak sih?!" sentak Kelviano.

Daffa menghela nafas. Lalu menatap Kelviano dengan jengah. "Apa lagi sih? Udah gue ambilin kan? Salah?"

"Ya lo mikir dong, ngapain lo ambil baskom yang berisi belut sama ikan emas gini?! Lo pikir gue mau masakin sup belut buat Atlas hah!?" protes Kelviano.

Daffa melototkan matanya. Berdiam sejenak untuk mencerna ucapan Kelviano. Belut? Ikan emas? Daffa menepuk dahinya sendiri. Meruntuki kebodohannya. Bagaimana bisa jadi salah mengambil baskom seperti ini? Pasti gara-gara sambil main game nih, Jadi ngebug gini.

"Ngapain lo malah diem aja," geram Kelviano. "Cepet lo ganti baru ni air yang ada di dalem baskom ini!"

Daffa menghentakkan satu kakinya kesal. Beranjak dari duduknya menuju dapur dengan perasaan dongkol. Demi alek Daffa sangat ingin mencabik-cabik wajah Kelviano. Yang ibaratnya, sudah diambilin salah. Nggak diambilin lebih salah. Rasanya seperti serba salah jika bersama Kelviano.

"Pulang.." lirih Atlas.

Bola mata Kelviano bergerak gelisah. Matanya mulai memanas. "Woi Daffa!! Lo tidur apa gimana sih!! Ngambil air lama amat!!!" Kelviano semakin mengencangkan teriakannya.

"Ya sabar si," dengus Daffa seraya buru-buru keluar dapur dengan membawa satu baskom yang sudah berisi air hangat. Karena Kelviano yang terus menerus mendesak supaya cepat-cepat. Hingga membuat Daffa kewalahan. Akhirnya air yang berada di dalam baskom sedikit tumpah dan membuat lantai menjadi becek. 

"Setelah ini bersihin lantainya, takut ada yang kepeleset nanti," ucap Kelviano santai sembari menerima  baskom yang diberikan oleh Daffa.

"Lah? Apa-ap–"

"Woi setan!! Siapa yang main air sore-sore begini!!!" pekik Farrel dengan keras sembari mengusap-usap punggungnya yang terasa sakit.

Kelviano dan Daffa menoleh serempak. Daffa tertawa terbahak-bahak melihat  Farrel seperti kura-kura yang sedang terjengkang. "Awas Bang nanti jatoh."

Mengejar Cintanya Ning Lala ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang