بسم الله الرحمن الرحيم
Hallo hallo mbulll
Selamat datang kembali
ikan men men dimakan yaya
vote dan komen jangan lupa yaa!
.
.
.Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. Kelviano dan teman-temannya sampai di tempat tujuan. Kelviano memarkirkan mobilnya tepat di depan gapura bertuliskan Pondok Pesantren Daarul U'lum.
Suasana tenang dan sejuk menyeruak begitu Kelviano menyembulkan kepalanya sedikit keluar. Pohon-pohon hijau yang berjajar rapi di sekitarnya menambah indah pemandangan pondok ini.
"Lo yakin ini tempatnya?" Tanya Farrel seraya mengalungkan kameranya ke leher kekar miliknya.
"Gue yakin," jawab Kelviano mantap.
"Tapi lo liat." Atlas menjeda ucapannya, ia menunjuk lima angsa yang tengah berjejer rapi, di depan gerbang berwarna hijau yang menjulang tinggi. "Lo liat lima angsa di sana, masih yakin kalo ini tempatnya?"
Kelviano mengikuti arah jari telunjuk Atlas. Dan benar saja, di depan sana sudah ada lima angsa berwarna-warni, tengah berjajar rapi seperti satpam yang siap untuk mengintograsi siapapun yang ingin masuk ke dalam kawasannya.
"Emangnya kenapa? Orang lucu gitu kok." Kelviano membuka pintu mobilnya santai. "Turun, ayo kenalan sama angsa warna-warni menggemaskan itu."
Farrel berdecak. "Tu anak sebenernya manusia bukan si? Heran kaga pernah mikir sama sekali."
"Alah, bilang aja lo takut Bang. Cupu banget lo sama angsa aja takut," cibir Daffa seraya membuka pintu mobil yang diikuti oleh Alvaro.
Atlas menoleh ke arah Farrel. Ia mengelus punggung Farrel dramatis. "Sabar bro, tapi apa yang dibilang Daffa itu bener," ucapnya dan langsung meninggalkan Farrel.
Farrel yang sudah kesal langsung membuka pintu mobil lalu menutupnya dengan kasar. Perlakuannya ini membuat Kelviano menatap tajam ke arahnya. Memang Farrel ini selalu saja berbuat se enaknya. Terlebih lagi ketika emosi, Farrel tak segan-segan membuat semua barang-barang yang berada di dekatnya mendadak mempunyai sayap masing-masing.
"Lo gila? Kalo mobil gue rusak gimana?" Dengus Kelviano ketika Farrel sudah berada tepat di hadapannya.
"Tinggal beli lagi, lo kan kaya," enteng Farrel tanpa menatap Kelviano sedikitpun.
"Sia-"
"Brisik," potong Alvaro cepat. "Daripada ribut, mending kita cari solusi, supaya kita bisa masuk tanpa harus bertemu lima angsa itu," kata Alvaro serius. Cowo satu ini adalah cowo yang paling dewasa dan malas bertele-tele. Karena menurut Alvaro, berdebat adalah sesuatu yang sangat tidak berguna, apalagi ketika berdebat panjang lebar namun tak membuahkan hasil. Sangat percuma!
"Mana bisa bego," sungut Kelviano. "Terkecuali kalo emang lo udah tau pintu lain selain ini."
"Ya lo kan ketua, seharusnya lo punya cara dong buat nyelesaiin ini, ya nggak Ta?" Sahut Farrel.
Mengangguk. Atlas menjawab. "Betul tu, tugas ketua kan harus bisa memimpin jalan menuju kebenaran untuk anggotanya."
"Bukan menuju kebenaran Bang," koreksi Daffa. "Yang ada mah nanti malah kita di tuntun untuk lebih cepat ke neraka," lanjut Daffa terkekeh. Dirinya tidak sadar kalau Kelviano kini tengah menatapnya dengan emosi yang bisa meledak kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cintanya Ning Lala ( End )
Romansa"Bisa baca Al-Qur'an?" Tanya Lala tanpa menatap Kelviano sedikit pun. "Maksud lo apa?" "Saya tanya, apa kamu bisa baca Al-Qur'an?" ulangnya untuk memperjelas. "Emang kalo mau kenalan terus nikah sama lo, harus bisa baca Al-Qur'an?" Lala menghela naf...