14. Secarik Kertas

69 24 13
                                    

happy reading💐

***

Ruangan bernuansa hijau kini penuh dengan seluruh Santriwan yang tengah menghadiri kajian sore ini. Agam selaku penceramah tengah berdiri di atas podium.

Kelviano sudah menguap beberapa kali. Pengajian seperti ini lah yang sangat tidak disukai Kelviano. Karena di mana dia harus duduk berdiam selama berjam-jam dan hanya mendengarkan ceramah yang menurutnya sangat membosankan.

"Oke kali ini, kita akan membahas tentang bab zina. Apakah di antara kalian ada yang tau zina itu apa?" bola mata Agam bergerak menjuru ke seluruh ruangan. "Iya kamu," seluruh mata tertuju kepada cowo dengan penampilan sedikit urakan itu.

"Zina adalah sebagai perbuatan bersenggama antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya (bukan pasangan halal). Dalam Islam, melarang umatnya untuk mendekati zina, karena zina adalah salah satu dosa besar yang bisa mendatangkan siksa pedih bagi pelakunya," jelas Angkasa.

"Pin, Angkasa woi itu," Farrel mengguncang-guncang badan Kelviano.

Kelviano langsung membelalakkan matanya. Tangannya mengepal. Bagaimana bisa cowok cecegukan itu tau mengenai hal ini?

"Allah SWT telah memperingatkan tentang zina ini dengan tegas. Larangan ini tertulis dalam Al-Qur’an surat al-Isra ayat 32 .

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)." Jelas Angkasa.

"Terima kasih. Oh ya siapa nama kamu?"

"Angkasa," jawabnya singkat.

"Baik terima kasih Angkasa."

"Dalam Islam, ada beberapa jenis zina yang perlu kalian ketahui. Tapi di sini saya akan membahas tentang zina Al-Laman. Ada yang tau zina Al-laman itu apa?"

Angkasa kembali mengangkat tangannya. Membuat mereka semua tercengang. Terutama Kelviano, dirinya kian emosi. Jangan sampai tertinggal jauh oleh manusia seperti Angkasa. Bisa bahaya.

"Iya Angkasa, coba jawab."

"Zina Al-Laman, yakni perbuatan keji yang berkaitan dengan panca indera. Zina Al-Laman terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

"Yang pertama zina ain yaitu ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan rasa hawa nafsu. Ini berhubungan dengan penglihatan atau zina mata. Yang kedua, Zina qalbi yaitu ketika memikirkan atau berimajinasi tentang lawan jenis dengan perasaan senang dan bahagia, bisa disebut dengan zina hati. Yang ketiga Zina ucapan atau lisan yaitu ketika membicarakan lawan jenis yang diikuti dengan perasaan senang, bisa disebut dengan zina mulut. Yang ke empat Zina tangan atau yadin yaitu terjadi ketika seseorang dengan sengaja memegang bagian tubuh lawan jenisnya diikuti dengan perasaan senang, bahagia atau penuh dengan hawa nafsu. Dan yang terakhir, zina kaki adalah zina yang terjadi saat seseorang melangkahkan kakinya menuju perzinahan."

Kelviano memalingkan wajahnya ke arah lain. "Najis banget caper."

"Takut kalah saing, bilang bos," kekeh Farrel.

"Diem lo."

"Apakah ada yang ingin bertanya?" tanya Agam. Mereka semua menggeleng. "Baiklah, jika tidak ada yang ingin di tanyakan saya akhiri pengajian pada sore hari ini, mari kita ucapkan hamdalah bersama-sama."

"Alhamdulilahirabbil'alamin.."

"Sekian dari saya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.."

💐💐💐

Brak

Kelviano menendang drum minyak hingga terbelah menjadi dua. Teman-temannya yang melihat itu hanya menghela nafas. Bukan hal biasa Kelviano melampiaskan emosinya dengan cara seperti ini. Jadi, mereka sudah tidak heran lagi.

"SIALAN! BAGAIMANA BISA SI ANGKASA JADI PINTER AGAMA KAYA GITU!" Suara Kelviano terdengar sangat menyeramkan. Ia kembali menendang drum dengan kuat lalu melemparkannya ke jendela gudang.

"Lo juga pinter ko Pin. Mungkin belum berkesempatan aja," kata Farrel membuka suara.

Kelviano berbalik. Menatap Farrel dengan tajam. Ucapan Farrel terdengar seperti tengah mengejek dirinya. "Apa lo bilang," Kelviano berjalan mendekati Farrel. Ketika ingin menarik kerah jaket Farrel, suara Alvaro menghentikannya.

"Jangan berani-berani lo ngelampiasin emosi lo ke anggota lo!" Alvaro kian emosi. Nafasnya memburu naik turun.

"Banyak omong lo," kesabaran Kelviano habis. Ia kembali menendang beberapa drum yang tersisa hingga tidak berbentuk lagi.

Bugh

Bugh

Bugh

Kelviano menendang-nendang drum dengan sangat kuat. Wajahnya sudah memerah menahan emosi. Keringat mulai bercucuran di wajahnya. Di detik terakhir Kelviano akan menendang drum yang lain. Daffa langsung berlari memeluk Kelviano dari belakang.

"Udah Bang, udah.. tenang.."

Kelviano memberontak. Namun Daffa kembali mengeratkan pelukannya. Memang Daffa terbilang paling muda di antara yang lain. Tapi, hanya Daffa salah satu anggota yang bisa menenangkan emosi sang ketua.

Di rasa Kelviano sudah mulai tenang, dan nafasnya sudah mulai teratur. Daffa melepaskan pelukannya.

"Udah ya Bang, kasian diri lo.."

Dari jauh Atlas dan yang lainnya menghembuskan nafas lega. Untung saja Daffa segera datang. Jika tidak, tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi dengan gudang ini.

Atlas berjalan mendekati Kelviano, disusul oleh yang lainnya. Mereka lantas memeluk Kelviano bersama-sama. Di sini Kelviano lah yang paling penting, entah apa yang akan terjadi jika Kelviano meninggalkan mereka.

"Permisi."

Atensi mereka sontak beralih menatap seorang pedagang yang tengah berdiri di ambang pintu. Kelviano berjalan menghampirinya.

"Ini ada surat untuk Mas Kelviano."

Kedua alis Kelviano terangkat. "Gue? Memangnya dari siapa?"

"Saya tidak boleh memberi tahu identitasnya Mas, maaf ya."

"Iya Pak nggak apa-apa, terima kasih ya."

Pedagang itu mengangguk. Lalu berjalan keluar dari gudang itu.

Dengan segera, Kelviano langsung membuka kertas itu. Giginya saling bergemeletuk. Rahangnya kembali mengeras. Tangannya meremas-remas kertas yang dipegangnya hingga tidak berbentuk.

"Brengsek."

💐💐💐

835 word.

Mengejar Cintanya Ning Lala ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang